Bagian sembilan belas

5.8K 573 13
                                    

Cup!

Alvin mengerjab saat merasakan ciuman dipipi miliknya, ia tak sadar ada Seen masuk. Padahal tadi ia terus menanti kedatangan pria itu namun saat Seen nya datang ia malah tak sadar akan semua itu.

Ia sudah tahu dari papanya jika yang datang menyelamatkan dirinya tadi itu Seen. Tadi yang ia pikirkan hanyalah, mati, karena tak ada yang prihatin sedikit pun pada dirinya, mereka terus saja melakukan sesuatu yang mereka suka pada tubuhnya. Melempari telur busuk, melempari air bubuk cabai, bahkan ada yang meludahi dirinya.

Semua itu seperti mimpi buruk dalam hidupnya, sebuah mimpi yang tak akan pernah ia inginkan lagi. Ia jadi takut untuk keluar rumah sekarang, takut kejadian seperti ini terulang hingga membuat ia benar-benar tak bisa untuk bertahan lagi.

Alvin masih bisa bertahan setelah mendapatkan semua ini karena ingin membuktikan pada mereka jika ia bisa bertahan walaupun mendapatkan semua itu dari mereka semua. Tadi daddynya Seen sempat bertanya nama-nama orang-orang yang ikut andil dalam melakukan semua ini, tentu saja Alvin ingat nama mereka semua karena ia sudah sekelas dengan mereka selama tiga tahun lebih, hanya saja mereka berani melakukan semua ini sekarang karena dulu tak ada yang berani.

"Kau baik? Maaf baru datang karena tadi harus mengantri untuk membeli semua ini untukmu." Ulang Seen, ia hanya melihat Alvin terdiam sejak tadi tanya merespon apapun yang ia lakukan.

Sedangkan Alvin yang baru sadar akan semua itu langsung menatap kearah Seen dengan senyuman kecil miliknya.

"Gue baik, makasih udah tolongin gue tadi. Gue kira, gue bakalan mati tadi,"ujar Alvin dengan menatap kearah pria yang sudah menjadi suaminya itu, rasa kagum itu semakin membesar sekarang.

Seen tersenyum sebelum menggenggam tangan si manis, wajah pemuda itu masih menunjukan rasa takut yang ada namun sepertinya Alvin berusaha menyembuyikan semuanya, pemuda itu sama sekali tak pandai berbohong.

"Saya pasti akan datang walaupun kamu harus menunggu disana. Saya tak akan membiarkan istri yang baru menikah dengan saya selama dua hari pergi begitu saja."ujar Seen dengan santai.

Alvin tersenyum kecil hingga tatapannya terkunci pada satu titik dimana ada bungkusan lucu berwarna pink diatas meja sana, Seen yang sadar akan semua itu langsung saja berjalan kearah semua makanan serta barang yang ia bawa khusus untuk Alvin tadi.

Pria itu memberikan bungkusan yang menarik dimata Alvin tadi pada pemuda itu membuat Alvin langsung menerimanya dengan cepat. Senyuman itu mengembang untuk melihat apa isi didalam sana.

Membuat Seen tersenyum kecil, ia sengaja membeli itu untuk menghibur Alvin dirumah sakit karena ia tahu pasti pemuda itu merasa sedih saat ia datang nanti. Tapi sekarang senyuman itu kembali membuat Seen merasa senang bisa melihatnya.

"Boneka!?"seru Alvin saat melihat boneka panda yang ada tudungnya, ia belum pernah mengkoleksi boneka seperti ini dirumah!

Walaupun masih ada rasa takut didalam hatinya untuk bertemu orang asing namun sekarang saat bersama dengan Seen ia merasa tenang dan juga nyaman.

"Kau suka bonekanya? Tadi saat saya dalam perjalanan kerumah sakit, saya melihat ada penjual yang jual boneka itu maka dari itu saya langsung beli untuk kamu."ujar Seen dengan mengelus tangan Alvin yang ada infusnya membuat pemuda itu menganguk dengan semangat.

"Suka! Bonekanya lucu, gue belom pernah beli boneka kayak gini dirumah,"ujar Alvin karena memang ia belum pernah membeli boneka seperti ini padahal dirinya termasuk manusia yang sangat suka mengoleksi boneka didalam kamarnya saat dirumah kedua orang tuanya dulum

"Mungkin itu keluaran terbaru, soal nya saya juga kurang tahu tentang boneka."ucap Seen dengan senyuman kecilnya saat melihat senyuman bahagia milik Alvin, rasanya sangat tenang.

****

Sekitar jam dua belas malam Seen terbangun dari tidurnya, ia langsung menatap kearah Alvin yang tengah tertidur dengan pulas diatas ranjang pasiennya dengan memeluk boneka yang kemarin ia belikan, sedangkan dirinya sendiri tidur diatas sofa kecil yang ada.

Cukup membuat tubuh sakit tapi Seen tak mau jika harus tidur satu tempat dengan Alvin karena ranjangnya lumayan kecil walaupun bisa jika ia memaksa tapi dirinya takut membuat si manis kurang nyaman.

Alhasil ia tidur diatas sofa, rasanya tak nyaman maka dari itu dirinya sampai terbangun sekarang. Beberapa saat Seen terpaku pada Alvin yang terlihat tertidur dengan sangat nyenyak sebelum ia menyadari suatu hal.

Tadi saat pulang kerumah ia sempat menyuruh sekretarisnya untuk mencari tahu jumlah siswa yang ada didalam kelas Alvin serta mencari tahu siapa saja yang datang kesekolah kemarin, karena nanti setelah Alvin diperbolehkan pulang ia akan datang kesekolah pemuda itu untuk memberi pelajaran untuk mereka bagaimana cara menghargai seseorang.

Dengan cepat Seen membuka handphone miliknya untuk melihat apakah sekretarisnya sudah melakukan tugasnya ataukah belum, ia yakin jika tangan kanannya itu sudah menemukan semua nya dan itu semua terbukti saat Seen membuka dokumen yang sekretarisnya kirim.

Disana terdapat daftar nama siswa, foto mereka, nama marga keluarga mereka serta tempat tinggal mereka. Sekretarisnya memang selalu bisa diandalkan, seperti pengintit yang tak akan terlihat.

Dengan seksama Seen menatap semua nama dan juga foto siswa/siswi yang ada, total ada 20 orang itu artinya kemarin miliknya dibully oleh 20 orang? Mereka sangat payah, bagaimana bisa 20 orang lawan satu orang? Itu tak akan adil namun karena Seen menjunjung tinggi keadilan maka ia akan melakukannya nanti, tinggal menunggu tanggal mainnya saja.

***

Beberapa hari kemudian Alvin sudah diperbolehkan pulang sehingga sekarang pemuda itu tengah berbaring diatas tempat tidur dengan memperhatikan apa yang Seen lakukan.

Selama seminggu bersama dengan pria itu ia merasa lebih nyaman dari sebelumnya sehingga sekarang ia merasa seperti ada tempat baru untuk dirinya berlindung selain kedua orang tuanya, ia marasa beruntung bisa bersama dengan Seen walaupun untuk itu ia harus kena masalah disekolahnya beberapa saat yang lalu, Alvin akan mencoba melupakan mimpi buruk itu mulai sekarang karena semuanya akan terus berjalan dengan baik, ia tak seharusnya berlarut-larut dalam masalah itu saja 'kan?

"Kau tak apa kutinggal dirumah hari ini?"ujar Seen setelah memakai jas kerja miliknya, ia akan ke kantor sebentar untuk mengurus berkas selama beberapa hari ini ia tinggalkan sebelum pergi kesekolah Alvin.

Alvin mendongak saat melihat Seen berada dihadapan dirinya sekarang, ia menganguk karena dirumah ada mommy yang akan menemani dirinya agar tak merasa bosan nanti.

"Nggak papa, gue juga bakalan istirahat hari ini. Soalnya dirumah sakit bau obat-obatannya bikin pusing."ujar Alvin, ia baru pulang tadi pagi jadi badan nya masih terasa lemas karena bau obat-obatan.

"Mas berangkat dulu hm?"ujar Seen sebelum mencuri satu ciuman dipipi si manis.

Bersambung

Votmen

Married Sugar Daddy [BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang