7. Ball bottle

114 59 10
                                    

Kepala sekolah mengumpulkan seluruh kelas 12 di aula untuk pemilihan kelas tambahan atau ekstrakurikuler akhir.
Kelas ini bertujuan untuk menambah nilai dan mengasah kemampuan siswa sebagai bekal sebelum keluar ke dunia asli mereka.

Delapan puluh persen ekstrakurikuler yang ada yaitu di bidang olahraga. Karena sebelumnya Heeseung sudah memiliki ekstrakurikuler yaitu baseball, ia hanya perlu meneruskannya hingga akhir semester 5, sebelum libur musim panas.

Kini, Dami melihat Shana kebingungan memilih ekstrakurikuler apa yang cocok dengannya.

"Di sekolah kau sebelumnya mengikuti apa?" tanya Dami.

"Hah- aku.. mengikuti fotografi. Tapi aku tidak bisa membeli kamera, aku akan pilih yang lain."

Dami menggeleng tanda tak setuju, "Kalau kau suka, ikutilah. Kau suka berfoto?"

Shana mengangguk ragu, melihat itu lalu Dami mengambil alih kertas formulir milik Shana.
"Masuk jurnalistik, lalu nanti kau bicarakan pada ketuanya kalau kau suka berfoto. Mereka akan membimbingmu dengan baik. Di jurnalistik ini tidak perlu memiliki kamera sendiri, sudah disediakan oleh sekolah."

"Tapi, apakah aku bisa?"

"Kau pasti bisa kalau kau tekun," Dami memegang tangan Shana, "Tidak usah takut, disana ada temanku, bertemanlah dengannya." mendengar ucapan Dami, Shana mengangguk sembari tersenyum.

Shana bersyukur bertemu dengan orang seperti Dami, ucapannya, perlakuannya dan kelakuannya membuat Shana tenang, bahagia dan merasa aman saat didekatnya. Baru kali ini Shana memiliki teman seperti Dami, ia berjanji akan terus menyayangi Dami.

: : :

Keluar dari aula, Dami ditarik oleh Heeseung sehingga membuat Shana mematung sendiri disana.

Dami yang ditarik oleh Heeseung akhirnya berontak saat berada di dekat gedung olahraga. "Apa sih? sakit tau." Dami memegangi pergelangan tangannya yang memerah, "Lagian kenapa kau membawaku kesini?"

Heeseung membuka kunci ruangan tersebut, ia masuk terlebih dahulu diikuti oleh Dami dibelakangnya. Dami melihat Heeseung yang sedang mencari entah apa dilaci yang ada pojok dekat peralatan.

"Dami, lihat kesini."

Dami berjalan mendekati Heeseung, ia lihat apa yang ingin Heeseung tunjukkan. Ternyata sebuah bola baseball, "Aku membeli ini karena.. lihat- ada tulisan Dami disini." Heeseung menunjukkan tulisan yang ia maksud di bagian bawah bola.

"Bodoh! ini Demi. Matamu sudah tidak berfungsi, kah?"

"Aku bisa mengubahnya," lalu Heeseung mengambil spidol yang ada dilaci, ia mengganti huruf 'e' disana menjadi huruf 'a'. "Tadaa, jadi Dami kan?" tunjuknya pada Dami.

Dami tertawa melihatnya, "Terserah kau saja, kau cinta padaku, ya?" godanya.

"Aku cinta mati padamu asal kau tau."

"Yasudah, nikahi aku sekarang juga."

"Astagaa, kau ingin aku cium disini? nakal sekali.. mentang-mentang disini sepi." Heeseung berlagak syok.

"Yaa, mumpung sepi, ayo berciuman."

Heeseung terdiam, perlahan ia mendekat pada Dami. Tangan sebelah kanannya sudah berada di rahang milik Dami, memejamkan matanya bersiap untuk mencium bibir ranum temannya, Dami yang ikut memejamkan matanya dan tangannya memegangi punggung tangan Heeseung yang berada di rahangnya.

Misconceive ; Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang