22. Jongseong

64 26 4
                                    

Keadaan sekolah kembali damai, setelah seminggu lalu ricuh akibat perang dingin antara Jo Dami dan Eun Shana. Namun, berkat kekuatan yang dimiliki Dami, semuanya kembali seperti semula.

Mungkin masih ada beberapa yang membicarakannya, tapi itu sangat minim sehingga terlihat buram.

Tentu Shana bingung dengan situasnya, ia takut akan perundungan yang telah ia alami akan terulang kembali, namun tidak, pikirannya salah.

Tidak ada yang merundungnya, tidak ada yang membahasnya. Sangat aneh, tapi Shana bersyukur. Ia merasa akan gila dan berniat mengakhiri hidupnya jika perundungan itu kembali terjadi pada hidupnya.

Shana tidak tahu, ini berkat sahabatnya, Dami.

Shana terus mencoba mendekati Dami, namun dirinya selalu mendapatkan penolakan. Ini yang kedua kalinya, Shana sadar, dirinya tak pantas untuk dimaafkan. Tapi, Shana yakin jika ia terus membujuknya, mereka akan kembali seperti semula.

Shana tidak tahu, kesempatan telah habis.

"Dami, tteokbokki ibuku, jika kau ingin aku bisa membawakannya untukmu. Tolong maafkan aku."

"Terakhir, tolong jangan ganggu aku."


Shana menatap punggung Dami yang kini telah menjauh darinya seraya menenteng tasnya menuju meja Jongseong. Entah apa yang Dami ucapkan pada Jongseong sehingga lelaki itu beranjak dari kursinya dan menuju pada Shana.

Ternyata bertukar tempat.

Shana cukup sadar akan kesalahannya, ia tidak bisa menolak atau mencegah Dami. Shana menunduk dan membalikkan tubuhnya jadi menghadap depan.

Jongseong yang melihat, mencondongkan tubuhnya mendekati kepala bagian belakang Shana.

"Tidak apa, kau beruntung tidak mendapatkan bully setelah kejadian itu." bisiknya.





: : :

Begitu pula keadaan diluar sekolah, entah tersambar apa kini Lee Heeseung terbaring lemah di salah satu ruang inap rumah sakit.

Kabarnya, sudah seminggu ini ia dirawat karena terkena demam berdarah.

Ia tidak mengetahui apa yang terjadi disekolah, selama seminggu Heeseung hanya dijenguk oleh orang tuanya dan orang tua dari Dami. Yang ia harapkan, Dami akan datang menjenguknya, tapi tidak ada tanda bahwa anak itu akan datang ke rumah sakit.

"Bagaimana keadaan Dami, bibi?"

Tanyanya pada Lee Yoonsoon, saat ini ibu Dami tengah duduk disebelah brankar milik Heeseung. Menyiapkan buah yang telah ia kupas dan potong, dan disimpannya dinakas.

"Dami baik, bibi sudah mengajaknya namun ia selalu bilang sibuk. Entah kenapa anak itu, akhir-akhir ini terlihat aneh."

"Aneh bagaimana, bibi?"

"Dia lebih banyak diam, tidak seperti biasanya.. Dami akan menceritakan apa yang terjadi disekolah, dia selalu menyebut namamu dan.. Eun Shana? ya, anak itu. Tapi, sekarang dia menjadi diam, saat ditanya pun jawabannya selalu sama. Tidak ada yang menarik katanya."

Heeseung tidak menjawab lagi, ia ikut berpikir apa yang terjadi pada sahabatnya. Dan kini ia menyesali berada dirumah sakit, tidak tahu apa apa dan tidak tahu ingin bertanya pada siapa.

Jongseong sialan menurutnya, ia mengetahui Heeseung masuk rumah sakit, tapi tidak ada menjenguknya sama sekali.

"Kalau begitu, bibi pulang, ya. Jaga dirimu baik-baik, makan yang banyak supaya cepat sembuh. Bibi tinggal, oke?"

Heeseung menjawab dengan anggukan,
"Hati-hati dijalan, bibi."

Saat tangannya memegang knop pintu bersiap membukanya, ternyata pintu itu terbuka lebih dahulu. Lee Yoonsoon terkejut dengan kehadiran orang yang sempat ia kenal, mereka bertemu tatap, begitu pula gadis itu membungkukkan tubuhnya memberi salam pada Lee Yoonsoon.

"Berani sekali kau datang kemari."

"Um, maaf, maksud tante?"


"Tidak, maksudku, berani sekali kau datang sendiri, biasanya bersama anakku. Kesini dengan siapa?"

"Ah, aku bersama J-jongseong, tadi aku sudah mengajak Dami, namun ia menolaknya."

"Dan kau jadi datang tanpa Dami? aku pikir dalam persahabatan tidak ada yang namanya keegoisan. Ternyata aku salah.. "

"Maaf? apa tante?"

"Sepertinya kau tuli, periksakan telingamu."

"Maksud tante keegoisan.. aku tidak mengerti."

"Sorry, jika itu menyinggungmu. Aku tidak pernah mempunyai sahabat, jadi aku tidak tahu ada apa didalam persahabatan. Jangan tersinggung, oke? aku tidak tahu. Silahkan jenguk Heeseung."





Setelah percakapan yang cukup menegangkan tersebut, Shana kembali tersenyum kikuk pada Nyonya Lee Yoonsoon. Namun ia tidak mendapatkan balasan apapun, Lee Yoonsoon pergi begitu saja meninggalkan Shana yang sangat merasa gugup.

Diujung ruangan, Heeseung telah memperhatikan mereka sejak tadi. Ia bingung dengan percakapan mereka, ya, Heeseung mendengarnya, tapi ia tidak mengerti apa yang terjadi.

Shana mendatangi Heeseung dengan senyuman tipis dibibirnya, ia menaruh buah sempat ia beli diluar.

"Apa kabar?"

"Kau bisa lihat sendiri kondisiku, aku tidak baik."

Shana terkekeh mendengar jawaban sahabatnya itu, kemudian  ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas sekolahnya.

Ternyata sebuah catatan, "Ini, Sunghoon memberikannya pada Jongseong. Tapi aku mengambilnya karena menurutku sekalian aku menjengukmu."

"Darimana kau tau aku sakit dan dirawat disini?"

"Tentu dari Jongseong, dia ada diluar."

"Jongseong yang memberitahumu.. kenapa kau tidak mengetahuinya dari Dami?"














 kenapa kau tidak mengetahuinya dari Dami?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gebrakan dari lee heeseung fate seoul 😨

Misconceive ; Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang