21. Don't end it

64 25 13
                                    

Begitu Dami selesai dengan kalimatnya, kelas menjadi hening. Sorot mata siswa tertuju pada Shana yang tengah menunduk. Shana memberanikan diri untuk melihat teman sekelasnya, tapi tetap saja mereka menatapnya dengan mata mengintimidasi.

Seakan Shana adalah protagonis disebuah film, selalu dikucilkan oleh antagonis. Namun, apakah Shana protagonis?

Dami meninggalkannya, ia terlihat muak dengan semua yang ada disekitarnya. Tidak peduli akan sahabatnya yang sedang ketakutan, karena bayangan masa lalunya kembali terulang.

"Lihatlah, betapa busuknya dia.. "

"Aku tidak menyangka dia seperti itu.. "

"Aku dengar dia sudah mencium Heeseung!"

"Kurang baik apa Dami.. tapi dia mengkhianatinya."

"Dasar gadis tidak tau diuntung."

Dan berbagai macam cibiran lainnya keluar dari mulut teman sekelasnya. Bahkan bukan hanya teman sekelasnya, siswa yang sedang dilorong depan kelasnya juga ikut melihat dan mencibirnya.

Shana malu untuk bergerak, ia membatu diposisinya yang masih sama sedari tadi. Matanya telah meneteskan air entah sebanyak apa, hatinya sakit setelah mendengar ucapan sahabatnya ditambah cemoohan teman sekelasnya.

Namun, satu orang dikelasnya merasa iba melihat Shana yang tengah menjadi objek pembicaraan teman-temannya.

"Ikut aku, kau tidak seharusnya disini."

Jongseong. Ia memegangi pundak Shana dan membawanya entah kemana. Jongseong mencari tempat aman untuk Shana agar terhindar dari omongan yang buruk tentangnya.

Karena Jongseong tau, berita seperti itu akan cepat menyebar. Kabar dari mulut ke mulut lebih bahaya dibanding dari televisi, dizaman sekarang.

2006. Tahun ini, belum banyak yang menggunakan ponsel. Namun, meski seperti itu, manusia mempunyai mulut, ia akan berbisik ke satu telinga dan terus menyebar tanpa kendali.

"Tenangkan dirimu." Jongseong memberikan almamater miliknya, dipasangkannya tepat di punggung Shana, berniat supaya tidak ada yang mengenalinya sekarang.

Shana mengigit bibirnya dengan cukup kuat, sehingga menimbulkan darah disana. Ia merasakan apa yang ia alami saat disekolah lamanya, dengan kasus yang berbeda namun suasana yang sama.

Shana tidak bisa berpikir lagi, akalnya buntu sejak kejadian dikelas tadi. Tidak ada lagi tujuan baginya, karena ia merasa takut. Ketakutan itu terus menghantui Shana, dan benar saja, terjadi lagi.

Ia ingin menghilang.

Melompat dari atap, dengan hembusan angin.


Jongseong yang sedang duduk disamping Shana, terkejut. Dengan cepat ia menahan Shana yang baru saja melangkahkan kakinya.

Tepat dihadapannya adalah pembatas.
Kini mereka tengah berada di atap, tempat yang begitu tenang menurut Jongseong.

"KAU GILA!"

"KAU INGIN MELOMPAT SEKARANG?! APAKAH ITU AKAN MEMBERESKAN MASALAH?!"

Teriakan Jongseong membuat Shana terkejut, cengkraman tangan Jongseong sangat kuat pada lengan atasnya.

Mereka bertemu tatap. Shana kembali meneteskan air matanya. Ia tidak bisa menahan tangisannya, bayangan Dami kembali menghampirinya.

"A-apakah D-ddami akan memaafkanku?" ucap Shana dengan terbata-bata.

"Dami orang baik, ia pasti memaafkanmu." sahut Jongseong.

Shana menggelengkan kepalanya frustasi.
"Aku takut! Dami begitu membenciku.. saat kami berlibur, ia melihatku mencium Ethan.. "

Jongseong melepaskan cengkramannya, ia menatap Shana tidak percaya.
"Jadi, omongan mereka semua benar?"

Shana menunduk, ia mengangguk pelan.
Begitu dengan Jongseong, terkejut akan pengakuan Shana. Jongseong tidak menyangka Shana bisa melakukan seperti itu, karena dibenaknya, Shana hanyalah gadis polos yang memiliki sifat pendiam.

Selama dikelas, Jongseong yang ingin memandang Dami selalu salah fokus dengan orang yang duduk didepan Dami, yaitu Shana.
Shana selalu diam, ia tidak banyak bicara jika dikelas, yang Jongseong lihat, Shana akan bicara banyak hanya dengan Dami.

Tidak pernah terbayangkan olehnya Shana mencium seseorang. Dan orang itu Lee Heeseung, temannya.



"Apakah kau menyukai Heeseung?"

Shana tidak menjawab, ia bingung, ia takut salah bicara. Shana ingat, Jongseong adalah teman dari Heeseung dan Dami.

"Dengarkan aku, aku tidak peduli apakah kau menyukainya atau tidak. Sekarang kau tahu situasi sekarang sedang tidak baik, kalau kau terus seperti ini, kau akan mendapatkan yang lebih parah dari siswa disini.

Berbaikanlah dengan Dami, hanya dengan meminta maaf kau tidak akan kehilangan harga diri."

"K-kau yakin dengan seperti itu, semuanya akan kembali seperti semula?"

"Aku tidak menjamin, tapi kau harus coba."
"Tolong.. jangan pernah berniat mengakhiri hidupmu, Shana. Kau berharga."


: : :

Disisi lain, Jo Dami terlihat tengah duduk disalah satu kursi di taman. Dahulu, saat pertama kali ia bertemu dengan Shana, mereka duduk berdua disini.

Shana begitu ceria disisinya, ia mengingat hari itu juga menjadi hari dimana Shana ikut bolos sekolah bersamanya. Dan, bersama Lee Heeseung.

Dami teringat dengan sahabatnya, Lee Heeseung. Ia tidak terlihat sejak pagi, Heeseung yang biasanya akan menghampirinya saat Ia sendiri, kali ini tidak ada.

Dami beranjak dari duduknya, ia berniat menghampirinya Heeseung ke kelasnya. Namun, tepat didepan kelasnya, masih terdengar gosipan siswa disini tentangnya dan Shana.

Telinganya panas ketika mendengar nama sahabatnya, ah.. nama Eun Shana dibicarakan dengan buruk oleh siswa disini.

"Kalian bisa diam?" ujarnya pada siswa yang tengah asik bergosip itu.

"Berhenti membicarakannya, aku muak mendengarnya."

"Jangan sampai aku dengar kalian menyebut namanya, mulut kalian tidak lebih baik dari mangga busuk jika terus membicarakannya."

"Kau, dan kau. Jika aku dengar kalian masih membicarakannya, tau sendiri akibat yang akan kalian tanggung."

Begitu Dami selesai bicara, siswa yang tadinya berisik, jadi hening. Jo Dami, seakan memiliki kuasa disini, hampir semua siswa mengenalnya, rata-rata menyukainya karena kecantikannya dan sikap tulus bertemannya dengan siapapun.

Namun, Dami juga memiliki sisi galaknya.

Dan itu menakutkan bagi yang sudah pernah melihat Dami marah.












liat deh, oknum ini sangat membuat gonjang-ganjing 🥺😮🤔😁😮🥲😁❤😁😅🤟🏼💖😨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

liat deh, oknum ini sangat membuat gonjang-ganjing 🥺😮🤔😁😮🥲😁❤😁😅🤟🏼💖😨

btw, happy weekend :b

Misconceive ; Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang