10. Substitute

109 54 20
                                    

"Maafkan aku.. aku merepotkan kalian."

Dari bangun tidur hingga sekarang, Shana terus meminta maaf pada keluarga Dami, terutama ibu Dami. Shana sangat tidak enak hati karena menginap dirumah keluarga Jo, dan ia diperlakukan seperti ratu.

Shana setidaknya ingin membantu menyiapkan makanan namun Lee Yoonsoon terus menolaknya dan menyuruh Shana duduk bersama Dami di meja makan.

"Apa aku bilang, ibuku memang seperti itu. Ini adalah kelebihan, aku bersyukur punya ibu sepertinya." ucap Dami.

Shana mengangguk-angguk mendengar ucapan Dami, "Benar, beda dengan ibukku. Dia selalu menyuruhku membereskan segala pekerjaan rumah."

Yoonsoon mendengar percakapan anaknya dengan Shana, ia hanya tersenyum mendengarnya. Ada kebanggaan dalam hatinya karena ia jmerasa berhasil menjadi seorang ibu.

Makanan akhirnya tersaji dengan rapi, Lee Yoonsoon memanggil suaminya untuk makan bersama, sedangkan Dami dan Shana menunggu. Dami sudah tidak sabar untuk sarapan karena perutnya sudah sangat lapar, ia terus mencicipi sup sedikit demi sedikit.

"Dami, Tunggu ayahmu datang. Jangan seperti itu, tidak sopan." tegur Shana.

"Ayah sangat lama, mentang-mentang hari minggu jadi ia bangun telat. Aku juga jadi telat untuk sarapan."

Akhirnya yang ditunggu tunggu keluar dari kamarnya, dengan istrinya yang mengikuti dari belakang. Mereka menuruni tangga bersama dan sampai ruang makan, Pak Jo terkejut karena anaknya menjadi dua.

"Pinang dibelah dua, anakku jadi dua." kagetnya. Lalu ia tertawa menghampiri mereka yang sudah duduk di meja makan.

Shana menyapa dengan sopan ayah dari temannya itu, sedangkan Dami mendengus kesal karena perutnya terus saja berbunyi.

Selagi menunggu istrinya menyajikan nasi dimangkuknya, Pak Jo penasaran dengan wajah asing disamping anaknya itu.
"Ngomong ngomong kau temannya Dami?" tanya Pak Jo pada Shana.

Shana tersenyum, "Iya, paman."

"Ahh- mungkin aku sangat sibuk sehingga aku tidak bisa mengingatmu."

"Aku siswa baru dikelas yang sama dengan Dami, kita pertama kali bertemu."

Pak Jo mengangguk angguk paham, "Pantas saja wajahmu asing, biasanya aku selalu hapal dengan wajah teman Dami." ucap Pak Jo.
"Terlebih Heeseung, aku sudah sangat hapal, bahkan bentuk lubang hidungnya saja aku tau persis."

Raut wajah Shana terlihat lebih naik saat mendengar nama Heeseung, "Heeseung?"

"Iya, Lee Heeseung. Sejak kecil ia selalu bersama Dami, sampai kadang aku lupa bahwa anakku Dami atau Heeseung."

"Ayah.. " Dami ingin protes. Pak Jo hanya tertawa melihat ekspresi lucu anaknya.

"Aku juga mengenal Heeseung." ucap Shana, ucapannya membuat Dami menatapnya.
"Dami yang memperkenalkannya."

"Iyakah? baguslah. Bertemanlah dengannya, karena Heeseung anak yang baik dan.. tampan- tapi jangan sampai berpacaran dengannya."

Shana mulai tertarik dengan obrolannya, "Memangnya kenapa?"

"Karena Dami mencintainya," lalu Pak Jo kembali tertawa hingga tersedak, hal itu membuat Shana menampilkan tawa terpaksanya.

Setelah minum Pak Jo kembali menatap Shana, "Aku bercanda. Sini dengarkan, aku akan menjelaskan sesuatu. -Berpacaran dengan Heeseung, akan membuat pertemanan kalian hancur. Percayalah. Aku tidak omong kosong,"

"Pokoknya tidak boleh ada cinta lain diantara kalian. Cukup saling menyayangi, dan menjaga."




: : :

Misconceive ; Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang