23. Grow away

57 26 6
                                    

Saat dirumah sakit, Shana menjelaskan apa yang terjadi antara dirinya dengan Dami. Heeseung sadar, semua karena dirinya.
Konflik yang terjadi antara kedua sahabatnya berpusat karena dirinya, cinta antara tiga orang memang sangat rumit, Heeseung sudah menduga hal ini akan terjadi.

Kepalanya terus berputar mencari solusi bagaimana caranya agar persahabatan mereka kembali. Tentu ia merasa tidak enak, walaupun Shana adalah orang baru dikehidupannya, tapi Heeseung sudah menyayanginya sebagai sahabat.

Pada awalnya, Heeseung tidak suka akan kehadiran Eun Shana diantara dirinya dan Jo Dami. Namun, Shana menjadi cahaya tambahan untuk Dami, sahabatnya itu selalu tertawa dan berbagi cerita pada Shana.

Karena selama mereka bersahabat, Dami hanya dekat dengannya. Walaupun Dami memiliki teman dimana-mana tapi tidak ada satupun teman perempuan yang sangat akrab dengannya.

Hanya Shana, menurut Heeseung, walaupun dirinya teman yang sangat dekat, bahkan mengetahui rahasia masing-masing. Tapi sebagai seorang perempuan, Dami perlu menceritakan privasinya sebagai perempuan kepada sesama.

Oleh karena itu ia sadar, menerima Shana diantara ia dan Dami tidak begitu buruk. Awalnya memang Heeseung sangat khawatir hal ini akan terjadi -cinta segitiga- tapi Heeseung yakin, ia akan bisa menyelesaikan masalahnya dan kembali berbaikan.





Hari ini menjadi hari pertamanya masuk sekolah setelah kurang seminggu dirinya berbaring di rumah sakit. Heeseung tengah mencari keberadaan Dami, ia mengintip dari jendela kelasnya selagi mata pelajaran berlangsung.

"Hei! apa yang kau lakukan?"

Heeseung terkejut karena pundaknya ditepuk oleh seseorang. Ternyata pelakunya adalah Sunghoon.

"Diam, kita akan ketahuan kalau kau berisik. Lagipula sedang apa kau disini?"

"Mengikutimu. Aku perhatikan dari tadi kau terus mengintip. Melihat siapa, sih?"

Heeseung melirik Sunghoon jengkel, setelah bertanya, Sunghoon juga ikut mengintip sama halnya yang dilakukan oleh Heeseung. Tentu Heeseung merasa gemas, sebelum melanjutkan aksinya, Heeseung sempat memukul kepala belakang Sunghoon terlebih dahulu.

"HEI! KAU— "

Reflex tangan Heeseung membekap mulut Sunghoon yang hendak berteriak. Ia menariknya kebawah seraya jongkok disana, namun keberuntungan tidak berpihak kepada keduanya hari ini.

Guru yang sedang mengajar dikelas yang mereka intip ternyata mendengar kebisingan diluar, tentu ia memeriksa apa yang terjadi.

Sunghoon menyadari sang guru tengah berjalan mendekatinya, tepat dibelakang Heeseung. Tangannya bergerak untuk memberi hukuman pada siswa dihadapannya.
Ditariknya telinga Heeseung, hingga sang empu ikut berdiri mengikuti arah jeweran guru itu.

"AKHH! SAKIT, Lepaskan, tolong lepaskan, sialan."

Yang terjadi sudah tertebak, jeweran pada telinganya semakin kencang, Heeseung terus berteriak kesakitan, namun dihadapannya, Sunghoon sangat berusaha memberi kode pada Heeseung yang tidak peka sejak tadi.

"HEE! PAK YOO!"

Setelah teriakan Sunghoon, sontak Heeseung melirik siapa yang tengah menarik telinganya.

Pak Yoo tersenyum jahil saat bertemu tatap dengan Heeseung, begitu pula Heeseung menampilkan senyuman meringisnya.


"Sedang apa kalian, huh? kalian tahu kan sekarang masih jam pelajaran? kenapa kalian disini?"

Heeseung dan Sunghoon saling komunikasi lewat mata, namun mereka tidak ahli. Pak Yoo lebih cepat menarak Heeseung masuk kedalam kelas, Heeseung yang tidak mau malu sendiri pun menarik tangan Sunghoon untuk ikut bersamanya.

Misconceive ; Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang