24. Joobash Group

62 25 4
                                    

Saat pulang sekolah Shana berdiri ditempat dimana ia sering menunggu teman temannya, namun sekarang ia sendiri.

Shana melihat Heeseung berjalan padanya, tapi tidak. Heeseung melewatinya. Ia mengamati kemana arah pandang Heeseung, ternyata berhenti di hadapan Dami. Shana mendengar Heeseung mengajak Dami pulang bersama. Tapi ia melihat Dami menolaknya, dan Dami lebih memilih pulang bersama Jeongsong.


Merasa punya kesempatan, Shana menghampiri Heeseung yang sedang memandang kedepan, Dami dan Jongseong.

"Etha— "

"Jangan panggil aku Ethan lagi, namaku Heeseung. Hanya sahabatku yang boleh menyebut Ethan."

"Apa maksudmu?"

Heeseung membalikkan tubuhnya jadi menghadap Shana, "Benar ternyata, kau tidak mempedulikan sahabatmu sendiri. Bukan aku, tapi Dami. Apa kau tau perasaannya saat ini? tidak 'kan?"

Tanpa menunggu jawaban Shana, Heeseung pergi meninggalkannya, Shana mematung ditempat.

Namun entah apa yang mendorongnya untuk berlari, ia memberhentikan taxi, memutuskan untuk mengikuti Dami bersama Jeongsong.


Berhentilah disebuah toko, Shana melihat Dami dan Jeongsong memasuki toko tersebut. Ia melihat dari luar Dami memilih milih pakaian dan membelinya.

Setelah mencatat pakaian seperti yang dibeli oleh Dami di etalase, Shana kembali menaiki taxinya untuk pulang kerumah.




Sesampainya dirumah ia langsung memasuki kamarnya, ia mengambil sesuatu di lacinya. Terlihat sebuah buku, "Dami, aku minta maaf." lalu Shana mengambil pisau cutter kecil dilaci sebelahnya.

Perlahan ia mengarahkan cutter tersebut pada tangannya, tepat di urat nadi. Akhirnya ia melihat darah menetes dari tangan.



Brakk



Pintu terbuka memperlihatkan ibunya yang terdengar berusaha bernafas dengan susah payah. "Hentikan Shana! Apa kau gila?!" omelnya dan mengambil cutter dari tangan anaknya.

Benda itu dilempar hingga hancur berantakan, darah terus menetes dari pergelangan tangan Shana.

Sang ibu tentu panik melihat luka yang disebabkan oleh anak satu-satunya, ia merobek kaus yang ia pakai lalu membelitkannya pada luka yang sedari tadi ia genggam, berharap darah yang terus mengalir itu terhenti.

"Apa kau gila?! kau bisa mati, Eun Shana!" bentaknya.

"Aku memang ingin mati."

"Jangan gila. Kau akan menderita setelah mati jika kau bunuh diri, pikirkan itu."

"TAPI AKU LELAH, BU!"

"Katakan, apa yang membuatmu seperti ini?"






: : :

: : :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Misconceive ; Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang