Sangat menyakitkan ketika kita merindukan orang yang bahkan sering kita temui setiap hari
Merindukan senyum manis setiap pagi,sapaan dengan nada yang khas bahkan lelucon yang di ulang-ulang berulang kali
Airin merindukan itu semua dari Chakra
dia ingin bertanya kabar?ingin bertanya juga siapa perempuan kemarin yang duduk di atas motornya,yang mengambil posisinya
Dia sungguh Rindu
Jika bertemu di kelas atau di luar sekolah pun mereka benar-benar sangat asing seperti dua orang yang tak pernah kenal padahal dahulu banyak ucapan cinta yang timbul dari mulut mereka
Pagi ini Airin sudah menyiapkan bekal kesukaan Chakra tanpa sepengetahuan Gina
dia sudah janjian dengan Ramdan untuk bertemu sepagi ini, menitipkan bekal.
Di belakang sekolah yang sepi Airin menunggu dengan mata yang masih mengantuk.Semalaman dia membuat bekal itu untuk Chakra bahkan dia hampir lupa untuk mengerjakan tugas sekolahnya
Menelpon Ramdan tapi tak kunjung pria bertubuh tinggi itu angkat,terus berdering.
Airin takut jika Gina datang dan mengetahui semuanya,dia pasti akan marah besar.
Siluet matanya tak sengaja melihat seseorang yang kepalanya ditutup tudung Hoodie hitam.Asap-asap keluar dari mulutnya dan berterbangan di udara
Dia berjongkok sembari merokok dan sesekali ia mengusap matanya
"Dia nangis?"gumam Airin
Sedikit demi sedikit kakinya melangkah mendekat "Kamu nangis?"tanya Airin spontan
Pria itu berdiri dan mengusap wajahnya cepat tanpa berbalik badan hendak pergi namun pergerakan Airin mencekal lengannya jauh lebih cepat
"kenapa sih lo gak pernah berubah?"Pria itu menghentakan cekalan lengan Airin, terhempas kasar
Bibirnya mendadak kelu, matanya memandang iris mata yang akhir-akhir ini sering ia rindukan.
Airin tak mengerti dengan takdir kali ini,mengapa Airin harus di beri kesempatan untuk memandang, mendengar sosok yang ia rindukan di saat dia tak ingin menginginkan lagi itu semua
"Jangan pernah khawatirin orang yang enggak lo kenal sama sekali"ujar Chakra dengan mata sembabnya,ia berusaha menyembunyikan itu dari wanita di depannya
"Gue kenal sama lo"
"Gue gak sama kayak yang lo kenal dulu"
Wanita itu bungkam menahan kata-kata berusaha menetralkan suaranya agar tak terdengar bergetar
"Janjian sama siapa lo ?di sini bahaya banyak orang yang suka nyebat sama malak duit"ucapnya yang terdengar seperti kalimat khawatir dan perhatian di telinga Airin
"Elo bilang jangan khawatirin orang gak kenal, tapi tadi maksud lo apa?"tanya Airin sarkas
"Bisa bedain orang khawatir sama orang lagi nanya gak?"katanya emosi
Rokok di tangannya yang sedari tadi mengempul asap ia buang dan ia injak
Airin tak perduli dengan kata-kata yang di keluarkan Chakra, baginya pria itu masih sama seperti Chakra yang dulu.Chakra mengkhawatirkan dirinya di balik gengsi
Airin menyondorkan bekal yang sedari tadi ia pegang "Dari pada lo nangis mending makan"katanya sembari membuang wajah
"Siapa yang nangis."--"Kasih aja sama orang yang jadi tujuan awal lo buat bekel itu"tolak Chakra ia pun sama halnya membuang wajah,gengsi
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [Jeongwoo; Treasure]
FanfictionDi sekolah aja anjing-anjingan tapi kalau di rumah "ayang maafin aku ya".