Emang dunia tempatnya sedih

112 17 2
                                    


Terus saja terbayang, bagaimana tatapan marah Chakra pagi tadi.Rasanya menyesakan ketika Chakra tak perduli dan meninggalkan dirinya sendirian dengan membawa Gina bersamanya

Bundanya bilang kedua pilihan akan sama-sama membawa keberuntungan namun mengapa bagi Airin tidak,kedua orang yang dirinya sayang pergi meninggalkannya bahkan bundanya pun mengkhianati dan mengecewakan dirinya

Tak ada lagi yang bisa Airin percaya di dunia ini, semuanya palsu.Jika saja saat itu Airin lebih memilih Chakra dan meninggalkan Gina apakah semuanya akan sama saja?

Gadis itu menangis menyembunyikan wajah di kedua lututnya kesesakan itu semakin mengigit melalui rongganya,amat sangat ingin berteriak melampiaskan semuanya di atap gedung sekolah sore ini

"Berisik."

Airin menoleh mencari-cari sumber suara yang menggangunya

"Kenapa lo nangis?di putusin atau nilai lo paling kecil??"

Jantungnya bergedup kencang saat orang itu berjalan ke arahnya dengan wajah khas bangun tidur dan tangan yang ia masukkan dalam saku celana

"Se-sejak kapan lo di sini?"

"Tadi pagi"

Pria itu berangkat sekolah hanya untuk tidur di atap. Airin tak heran karna nyatanya itu Akdan si pria yang dua kali ia temui dan kali ini ketiga kalinya.

Ia takut sekali jika Akdan mengenalinya tentang kejadian di malam tadi

"Gue kayaknya kenal lo deh"ujarnya menerka-nerka

"Oh,elo kan."

"Mati gue"racau Airin dalam hatinya.

"Elo yang waktu itu pingsan gara-gara kena bola gue kan?maaf baru inget."

Airin bernafas lega "haha iya,santai aja"

"Lo pasti masih inget dan kenal gue,kan?cuma gue yang gak kenal lo"

Akdan ikut berjongkok maju lebih dekat dengan Airin

"Hah?"

"Nama lo siapa?"

Airin sebisa mungkin mengganti topik untuk menghindari perkenalan mengerikan ini

Mata pria itu sekilas melihat pada kaki sebelah Airin yang lecet dan di plaster senyumnya perlahan hilang

"Gue--"

Pintu atap terbuka keras menimbulkan suara nyaring yang membuat kedua manusia itu menoleh

"Pulang,ngapain lo di sini."Ujar Fatur dengan nafas terengah-engah dan tampang datarnya

Airin menurut,ia buru-buru merapikan bajunya dan menenteng tas ranselnya lalu menghampiri ke arah Fatur dengan kaki yang sebelah pincang

Fatur menoleh pada Akdan "lo yang bikin dia nangis kayak gini?"

Akdan mengikibas-kibaskan tangannya dengan sedikit tawa canggung "gue baru aja mau kenalan,lain waktu aja ya.Gue udah harus pulang semoga kita bisa ketemu dan ngobrol deket"ucapnya melirik Airin yang ketakutan

"Oh iya di karenakan gue pernah bikin lo pingsan sebagai gantinya gue traktir lo deh,kita buat janji gimana?mau gak?"

"Enggak."bukan Airin yang menjawab namun Fatur

Akdan terlihat heran "gue gak nanya sama lo"

"Gue cowoknya,jangan ngajak cewek orang sembarangan."Kata Fatur menatap geram pada orang di depannya

"Oh?maaf gue kira cowok dia yang sering pake jam tangan Cartier."ucap Akdan sembari menggaruk rambutnya yang gak gatal

Jika Airin pikir-pikir lagi,itu adalah Chakra.

Backstreet [Jeongwoo; Treasure]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang