Setelah seminggu tidak sekolah akhirnya Airin di panggil kembali ke sekolah.Jujur saja Airin memang senang namun di sisi lain ia takut,sangat.
Hidup Airin berjalan seperti biasa namun kali ini ia sedikit mengacuhkan sang bunda karna masih marah dia tak mungkin harus menghindari bundanya dengan dalih bahwa sang bunda juga adalah lukanya namun bagaimanapun juga bundanya adalah segalanya jadi perlahan ia akan berdamai dengan luka yang di timbulkan oleh bundanya
Airin sudah rapi memakai seragam sekolahnya yang beberapa hari kebelakang hanya bisa ia tatap dengan rasa sedih
Ia tak tahu kejadian apa yang saja yang terjadi di sekolah tanpa ada kehadirannya,ia merindukan semuanya.
Terutama Chakra,yang ia sendiri tak tahu bagaimana kabarnya.
Airin sudah berjanji akan menghindari itu
Kakinya menginjak gerbang sekolah dan lama-lama menuju koridor,ia berusaha acuh dengan tatapan orang-orang padanya
Namun Airin sedikit bingung karena semua orang saling berkumpul membicarakan sesuatu
Dan fokusnya tidak banyak pada Airin, gadis itu di abaikan dan seperti tak pernah ada di sana
Bahkan airin saja tak merasa mereka sedang membicarakan dirinya.
Masa bodoh,Airin berjalan cepat menuju ruang kepala sekolah berada namun langkahnya mendadak perlahan saat matanya tak sengaja bertemu dengan orang yang sudah menjadi orang lain dalam hidupnya,namun Airin merindukannya.
Wanita itu acuh dan langkah nya kembali dipercepat apalagi saat ia melewati pria yang hanya duduk memandangnya
Jauh beberapa jarak dari tempat Chakra berada tadi, Airin langsung memegangi dadanya yang bergemuruh,kenapa perasaan ini masih saja ada?
Atensinya teralihkan pada beberapa orang,guru dan bahkan polisi yang sibuk di ruangan itu
Sepertinya mereka benar-benar sibuk dan bukan waktu yang tepat untuk Airin masuk dan mengacaukan segalanya
Airin kembali berjalan mundur,dengan berbagai pertanyaan di benaknya
"Apa yang terjadi selama ia tak disini?"
Airin berjalan kembali ke tempat semula namun Chakra tak ada di sana, kali ini.
Hatinya sedikit merasa sedih dan mengharapkan
Benar-benar sangat munafik.
"Ngapain lo kesini?"
Pupil mata Airin membesar terkejut "kenapa emang?ini sekolahan bapak elo?!"
Fatur menghembuskan nafas jengah lalu menarik tangan Airin untuk ikut bersamanya, kebiasaan.
Ia membawa Airin ke gudang sekolah yang kumuh dengan paksa bahkan Airin sempat memberontak
"Mesum lo"
"Anjing,nurut aja diem lo di sini sebelum gue balik lagi"ucap Fatur marah
"Elo yang anjing awas gue mau cabut"
Namun tetap,Fatur menahan Airin yang ngotot dengan ancaman sampai wanita itu nurut
"Kalau lo gerak dikit gue perkosa!"katanya dengan wajah penuh keseriusan
Airin bahkan takut dan menurut,ia tak menemukan wajah Fatur yang konyol itu.
"Tunggu di sini sampe gue balik lagi!,sebentar."
Fatur pergi dari sana dan Airin stress menjambak rambutnya "ya tuhan ini, apalagi.."
"Salah gak sih si Fatur dongo itu nyembunyiin lo di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [Jeongwoo; Treasure]
FanfictionDi sekolah aja anjing-anjingan tapi kalau di rumah "ayang maafin aku ya".