Belum maju,sudah mundur.

110 16 0
                                    


Pagi ini Gina dan Airin berjalan barengan ke sekolah.Biasanya kan Gina naik mobil sama ayahnya sedangkan Airin di jemput Chakra tapi orang-orang tau nya Airin naik bus

Mereka duduk di halte, ini bisa di bilang masih pagi sekali matahari juga belum terlalu bersinar

"Rin, menurut lo sikap gue terlalu keliatan gak sih berubah sama si Chakra?"

Airin tak menoleh, matanya sibuk menatap langit yang masih hitam kelabu 

"Gin.."

"Kenapa?"

"Chakra pacar gue,gue mohon berhenti suka sama dia sebelum kejauhan"

"Gue suka banget sama langit pagi tapi gue lebih suka langit malam karna keliatan tenang,damai,gak berisik"

Gina yang tadinya memandang Airin kini lebih memilih memandang langit "Gue lebih suka langit pagi menurut gue langit malam bikin terkekang"

"Elo suka Chakra karna apa?"satu pertanyaan Airin mampu membuat lengkungan senyum di bibir Gina terbit

"Emang cinta ada alasannya,ya?"

Airin memilih terdiam, sibuk dengan pikirannya dan hatinya yang sesak

"Gue suka semua tentang dia."

"Chakra berandal."

Gina terkekeh mendengarnya "gue bisa ubah sikap dia kok"

"Kata rumor dia masih gamon sama mantannya"

"Cinta gak bisa langsung sekaligus suka rin, meskipun awalannya Chakra gak menerima gue tapi dengan gue ada usaha dia bakal liat gue juga,kan?"

Bibir Airin bungkam.Seolah tak mendengar apa yang Gina ucapkan

"Gue tulus suka sama dia,jadi gue mohon lo harus setuju buat gue berhubungan sama Chakra"Gina memegang tangan Airin, seperti merengek

Airin menatap mata Gina saja sudah tak bisa membendung air matanya,dia terlalu sakit untuk ini semua.

Dia ingin menampar,membentak, memukul dan menjambak rambut wanita di depannya namun itu adalah sahabat nya,Airin tak mungkin melakukan itu.

"Dalam semua hal lo ambis gin"

Gina mendongkak menatap mata Airin mendengar nya lalu sedikit tertawa

"Ayo bolos"

Gina menatap tajam Airin "elo gila?ayo lah."










Masih mengenakan seragam sekolah,kedua sahabat itu pergi ke timezone berpoto bersama di photobox dan bermain game dengan gembira

Seperti anak kecil yang baru pertama kali naik odong-odong, senangnya tak karuan.

"Gue biasanya pake lipstik ini sih, soalnya bagus keliatan kalem"Airin mengoleskan lipstik merah muda itu pada bibir Gina

"Kan elo keliatan cantik"

"Ih gak suka,ini terlalu pink buat bibir gue"

"Bagus Gina,elo keliatan lebih fresh"

"Oh jadi selama ini gue gak fresh?"ucapnya penuh penekanan

"Bercanda,baperan banget mbak"

"Udah lah masih-masing aja,lo pilih lipstik baru yang lo suka nanti gue bayar"

Airin langsung saja menoleh mendengarnya "ini lipstik gue masih baru,lagian bagus juga.Selera elo tuh jelek"ejeknya

"Selera gue bagus sukanya sama Chakra,lo yang jelek suka sama orang kaku kayak Fatur"

"SIAPA YANG BILANG!"

"GUE?!KENAPA?"!"

"FATUR SUKA ELO KALI"

Setelah teriakan dari Airin terdengar,hening menyelimuti Gina begitupun Airin sama-sama kicep

"Jangan mancing emosi"Gina mengoleskan lipstik nya pada pipi Airin

Airin jelas marah "anjing!"gadis itu mengumpat sembari membalas dendam

Mereka berdua berperang saling mengoleskan lipstik nya dengan perasaan bahagia tak perduli jika di perhatikan orang-orang yang penting mereka bahagia dan bisa tertawa












"Duh,sakit banget pipi gue"gumamnya sembari mengoleskan tisu yang tak turut bersih pada pipinya

Kakinya berhenti, wajahnya terkejut "itu bukannya Fatur? ngapain tuh orang di sini?"pekik Airin

Ia berjalan mendekat dengan wajah merah padam "lo kayak ruko mixsue ada di mana-mana!"

Fatur jelas terkejut namun beberapa saat kemudian wajahnya kembali datar "orang sinting"katanya

Airin duduk di kursi panjang itu, tangannya menunjuk Fatur dengan badan yang mencondong menghadap pria itu

Fatur menggeser duduknya saat Airin makin maju menghadapnya

"Lo ngintilin gue sama Gina ya?"

"Sok tahu,gue lagi cod sama orang"elaknya

"Lo tukang paket?"

"Tukang dawet"

Airin kembali menggeser duduknya dan itu membuat Fatur kembali lega

"Gina nya lagi di toilet"

"Gak nanya"

"Siapa tau nyari"

"Elo kenapa bolos terus?"

"Lo juga"

"Terserah."

Fatur menatap Airin lalu menunjuk pipi wanita itu "kenapa?cemong banget"

"HAH?MASIH CEMONG?"

Tanpa izin Airin mengambil ponsel Fatur untuk bercermin

"Udah gue hapus pake ti--"Gadis itu menghentikan ucapannya ketika melihat pemindai wajah di ponsel Fatur menyala dan menampilkan wajah dirinya? Wallpaper Fatur dirinya ketika berpoto dengan Gina tapi hanya dirinya yang ada di layar sedangkan Gina di crop

Airin menatap Fatur seperti menuntut penjelasan

"Makanan favorit?suka malem atau pagi?su--"

"Fatur..."pandangan mata Airin masih menatap pria di depannya sedangkan yang di tatap memejamkan mata

"Apa?"

"Gue bukan Gina"

"Terus?"

"Gue gak suka pagi"

"Gue tahu"

"Gue gak pinter, matematika gue sering remed"

"Gue udah tahu"

"Fatur.."panggil Airin kembali

"Kenapa?"

"Elo suka gue ya?"

"Iya."

Satu jawaban dari Fatur mampu membuat kaki Airin lemas, dirinya beralih menatap apa saja karna tak mau menatap Fatur yang seperti ingin di kasihani

"Maaf,gue cuman jadiin Gina perantara buat gue bisa lebih deket sama lo,punya kontak lo dan gue bisa liat aktifitas lo"katanya serius "gue suka sama elo, Airin."tambahnya namun dengan suara pelan,masih bisa di dengar Airin

"Gue udah punya Chakra"

"Gue tahu."

Airin kembali menatap Fatur dengan wajah terkejut sepuluh kali lipat

"Sejak gue tahu lo pacaran sama Chakra gue sebenernya pengen mundur rin,tapi gue gak bisa sebelum lo tahu perasaan gue"

"Bahkan di saat gue liat kalian di belakang kelas ciuman,gue diem aja karna gue gak ada hak apapun dan elo tahu? anehnya perasaan gue makin menjadi-jadi sama lo"

"Ganti wallpaper lo,gue gak mau Chakra liat dan kalian jadi berantem"

"Sorry tur,gue gak bisa bales perasaan lo"tambahnya.






Backstreet [Jeongwoo; Treasure]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang