Belajar egois buat diri sendiri,kata Fatur.

102 17 1
                                    

Malam ini Airin mengikuti bundanya pergi dengan mengedap-endap berjalan di belakang tanpa bundanya ketahui.

Airin ingin melihat dengan matanya sendiri apakah benar seseorang yang ia sayangi, percayai bahkan sudah menjadi bagian dari jiwanya,itu melakukan hal yang keji

Semoga itu semua bohong.

Airin bersembunyi di belakang tiang listrik saat bundanya menoleh kesana kemari seperti takut jika ada orang

Ia melirik jam di tangannya lalu membuka cardigan yang menutupi seluruh badannya.Mulut Airin terbuka lebar melihat lekukan badan dengan dress ketat mini yang bundanya kenakan
jadi ini alasan sang bunda jika pergi selalu memakai cardigan kebesaran

Mobil hitam yang terlihat sangat mahal berhenti tepat di depan sang bunda berdiri, seorang pria keluar dari sana dengan jas hitam dan dasi kelonggaran di lehernya mereka terlihat sedikit mengobrol sesaat kemudian pria itu menarik pinggang bundanya agar mendekat dan mereka berciuman

Airin menutup mulutnya ketika air matanya turun ia menahan isakan agar tak terdengar.

Menyangkal apa yang di katakan Gina pun tak ada artinya karna ia sudah jelas melihat kelalukan sang bunda,dengan mata kepalanya sendiri

Pria itu membawa bundanya masuk ke dalam mobil lalu mobil pergi melaju dengan kecepatan sedang.

Rasanya seluruh jiwa Airin menghilang,Airin selama ini ingin menjadi seperti sang bunda,yang kuat,gagah, pemberani dan tangguh menjalani hidup tanpa di bantu peran suami namun semuanya mendadak hancur, sia-sia.

Airin tak ingin menjadi seperti bundanya.

Di jalanan gelap dan sepi ini,Airin menangis penuh kesesakan ia tak sanggup lagi untuk menopang kakinya sendiri ia merasa tak ingin hidup.Seperti seluruh dunianya sudah hitam tak ada lagi setitik pun cahaya yang menuntunnya menujukan arah,Airin lelah.

Masih terisak gadis itu berjalan hampa kakinya membawanya untuk berjalan di jalan raya yang luas,jika ia mati pun tak akan ada siapa-siapa di sini bahkan jika ia tertabrak si penabrak pasti langsung kabur,itu akan sangat menyenangkan menurutnya.

Mati tanpa di selamatkan.

"Jangan gila."

seseorang menarik tangannya,gadis itu menoleh dengan raut terkejut dan marah bersamaan.

"Kenapa elo di sini sendirian?siapa yang nyuruh lo keluar malem-malem kayak gini bangsat!"Hatinya di kerubungi kekhawatiran,netra mata itu memandang Airin penuh amarah dan khawatir

Tangis yang mulai bersuara kini memenuhi malam,pria itu segera menarik Airin pada dekapannya,lagi.

"Sa-sakit,tur."katanya,ia mengatur nafasnya yang tersendat dengan air mata yang terus turun

Fatur hanya bisa diam membungkam dirinya sendiri membiarkan gadis di dekapannya menangis membasahi jaket abu-abunya.

Beberapa detik terlewatkan, akhirnya Airin melepas dekapannya dan mengatur tangisannya yang terus saja bersuara

"Jangan pernah kepikiran buat mati."

Mendengar kalimat itu Airin semakin menunduk entah karna malu pada Fatur atau merasa bersalah terhadap dirinya sendiri

"Jangan dulu ceramahin gue,lagi gak butuh."ujar Airin banyak penekanan di nada suaranya

"Kehidupan emang bajingan.Tuh gue ngumpat, gak buat lo buat pura-pura tegar."

Kali ini Airin mendongkak memandang wajah Fatur yang penuh keresahan dan, kekhawatiran itu masih ada

"Gue gak punya solusi buat tetep hidup"

Backstreet [Jeongwoo; Treasure]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang