tigapuluhdelapan

1.4K 167 52
                                    

Sorry for typo💐

🍫Happy reading🍫

Di malam yang semakin dingin, tepatnya di depan villa berukuran besar dengan lingkungan sekitar yang sepi serta bulan sabit yang mengambang indah di antara gemerlapnya bintang malam ini.

Suara genjrengan gitar terdengar begitu mendominasi dengan gelak tawa serta suara percikan api.

"Ini gimana sih? Kok dagingnya masih mentah?" Zhang Hao berkomentar sambil mengunyah daging dengan kernyitan di dahinya.

"Iya bener, bener. Bang Phanbin gimana sih?" Yujin ikut ikutan protes pada PHanbin.

"Anjir kok pada protesnya sama gue?!" Balas PHanbin.

"Kan Lo yang manggang." Jawab Gyuvin lalu mengambil beberapa lembar tisyu agar Yujin membuang daging yang tadi di kunyah.

"Tapi Lo liat itu udah pada gosong, harus bagaimana lagi saya memanggang?" Kata PHanbin karena memang benar.

"Nggak pro brarti, Lo." Kata Zhang Hao.

"Buset, Hao__

"Hao Hao, sama yang tua itu harus sopan." Nasihat Yujin.

Gyuvin tertawa sambil mengusak rambut Yujin.

"Denger tuh Bin, Anak kecil aja ngerti.. masa Lo nggak." Kata SHanbin bersuara.

PHanbin merengut kesal di protes berkali kali seperti itu.

"Udah udah, biar gue panggang ulang dagingnya, sini." Kata Zhang Hao beranjak berdiri.

"Nahh gitu dong! Pinter deh si kakak manis ini. Nggak cuman bisa protes tapi bisa bertindak." Kata PHanbin cengengesan.

"Kakak manis kakak manis, mulut Lo pengen gue gampar pake sendok?" kata SHanbin menatap PHanbin.

PHanbin nggak jadi cengengesan, lelaki itu langsung mendengus kesal.

"Ini kenapa gue serba salah!? hahh... Ingin rasanya aku terbang ke kayangan dan menjadi bidadara disana agar tidak selalu tertindas oleh penguasa bumi seperti kalian..." Kata PHanbin dramatis.

Ucapan itu sontak mengundang tatapan Julid Yujin, Gyuvin, SHanbin dan Zhang Hao.

"Lo belum Napak di kawasan kayangan aja udah mental duluan saking kuatnya energi alay di diri Lo." Kata Gyuvin membuat mereka tertawa dan PHanbin yang semakin nelangsa.

"Au ah!" Kata PHanbin ngambek, lalu berbalik badan dan lanjut menggenjreng gitar yang tadi di mainkan SHanbin lalu menyanyikan lagu galau membuat Tawa Yujin semakin menjadi.

Gyuvin merangkul bahu Yujin, takut takut pas lagi ketawa terus kursinya jungkir balik ke belakang, kan nggak lucu kalo nanti Yujin nangis.

Zhang Hao menggelengkan kepalanya pelan sambil terkekeh, asik juga ternyata.

Lelaki itu mengumpulkan daging yang baru setengah matang tadi berniat ingin membawa nya ke pemanggangan yang jaraknya memang tidak jauh dari mereka.

SHanbin langsung berdiri.

"Kamu disini aja, biar aku yang lanjut matengin daging nya." Kata SHanbin langsung mengambil piring berisi daging dari tangan Zhang Hao.

UNIVERSE•||•GYUJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang