empatpuluhdua

1.7K 191 49
                                        

Sorry for typo💐

🍫Happy reading🍫

Gerimis dengan sedikit kabut melanda kota pagi ini.

Isak tangis bersahutan.

Ramainya insan dengan balutan berwarna hitam menambah kelam dan suramnya hari ini.

SHanbin, lelaki itu sudah berhenti menangis akan tetapi tatapan nya kali ini kosong dengan mata sembab yang ketara.

Di tanganya sudah ada bunga mawar putih dan mawar merah, di samping SHanbin ada Seunghwan yang ikut berduka.

Tidak jauh beda dengan keadaan SHanbin, Yujin masih mengeluarkan air mata walau rautnya datar.

Saat peti mati itu sudah berada di tanah, Rasanya Yujin ingin ikut terjun ke bawah menemani seseorang yang sedari dahulu selalu menemani nya.

Akan tetapi jeratan lengan Gyuvin yang memeluknya membuat Yujin hanya bisa menangis.

Ingin menjerit kalau Yujin masih belum ikhlas tentang ini.

Namun di samping itu ada kedua orang tua Zhang Hao yang mencoba ikhlas walau air mata wanita cantik yang notabe nya mama Zhang Hao itu tak henti hentinya luruh.

"Kalo ada yang nyakitin Lo, bilang gue Dek."

"Mana bisa gue biarin adek gue di Sakitin."

"Jangan ngerasa sendirian gitu, gue disini sama Lo."

"Gue sayang sama Lo dek."

"Nggak tau kenapa, tapi emang suka nya sama mawar putih. Nanti gue harap di acara apapun kalo kalian mau bawa hadiah cukup bawa aja mawar putih."

"Iya marah nya gue beneran.. gue khawatir, gue cemas sama Lo... Cukup luka masa lalu aja yang ada di hidup Lo dek, jangan di masa depan. Demi tuhan gue nggak rela adek gue menderita lagi."

"Jangan nangis, Nanti gue yang kena omel Gyuvin udah bikin bayi nya nangis."

"Baru mandi ya? Pantes masih bau telon."

Tawa dan suara random itu makin membuat air mata Yujin mengalir lebih deras.

Suara Zhang Hao yang memang memiliki ciri khas tersendiri membuat Yujin kadang berfikir kalau ini mimpi.

Saat salib sudah di pasangkan, SHanbin lah yang lebih dulu terduduk di samping Nisan Zhang Hao.

SHanbin meletakan bunga mawar putih itu tepat di atas gundukan dengan salib yang menancap dan jangan lupakan foto sang pujaan hati disana.

Pemuda manis yang tengah tersenyum dengan sorot cantik nya.

Tangan SHanbin mengelus foto itu pelan dengan air mata yang kembali luruh.

"Pesan aku cuman satu... Mawar putih nya jangan lupa, ya?"

"Ay... Ini mawar putihnya, sesuai permintaan kamu. Yujin juga bawa. Gyuvin juga." Ucap SHanbin lirih dengan air mata nya yang jatuh ke tanah.

SHanbin menelan Saliva nya walau leher nya itu terasa sangat sakit dengan dada sesak.

Bukankah baru semalam mereka mengobrol berdua?? Bukankah baru semalam mereka berbicara akan berobat bersama sama? Tapi.. kenapa Zhang Hao nya pergi duluan??

Rasanya banyak kata kata yang ingin SHanbin ungkapkan, namun semua itu tertelan begitu saja. Dan hanya air mata yang tak henti turun.

Tawa Zhang Hao, suaranya, ngambeknya, Juteknya dan semuanya. Rasanya berputar menjadi satu di dalam benak SHanbin.

UNIVERSE•||•GYUJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang