duapuluhtiga

1.5K 190 38
                                    

Sorry for typo💐

🍫Happy reading🍫

"LO LAGI APA DISINI ANJING!?" Bentak Gyuvin menghampiri keduanya.

Keduanya menoleh bersamaan, cukup terkejut dengan bentakan Gyuvin.

Yujin menyerngit tidak suka.

"Kak? Bisa nggak, nggak usah bentak bentak Kak Ricky?"

Gyuvin berakhir menyorot Yujin.

"Bentar... Gue pengen marah, tapi gimana sama keadaan kamu? Kakak udah beli obat, sekarang ayo di mi__

"Aku udah minum obat, tadi kak Ricky yang bawain. Udah makan juga itu masih ada sisanya." potong Yujin menunjuk beberapa makanan di meja.

Rasa sakitnya memang sudah sedikit mendingan saat dia sudah meminum obat yang Ricky bawakan, walau perutnya memang masih sakit tapi tidak sesakit tadi.

Gyuvin meremat kantung plastik yang ia bawa.

Sorot tajam nya langsung menatap Ricky yang hanya berdiam menatap keduanya dengan senyuman ganteng nya.

Telunjuk Gyuvin terangkat menunjuk Ricky.

"Lo!..." Gertak Gyuvin.

Yujin berdecak dan menurunkan lengan Gyuvin.

"Nggak usah marah, Lagian niat kak Ricky baik kok." Kata Yujin.

Kali ini mata Tajam Gyuvin berganti menatap Yujin.

"Cil kok Lo pake bawa bawa tuh makhluk kesini sih?" Keluh Gyuvin.

"Kenapa emangnya?" Tanya Yujin.

"Gue nggak suka, dan gue nggak bolehin Lo Deket Deket sama Ric__

"Ngapain larang larang? Orang sendirinya aja Deket sama Heejin kok."

Nah.. sekarang Gyuvin yang diem.

•••

SHanbin mengerutkan dahinya ketika menemukan satu nama yang tertulis di buku diary milik Gaeul.

Lelaki itu memang berada di rumah Gaeul dan sedang duduk di taman belakang sambil membaca baca buku harian Gaeul.

Jika di bilang sedekat apa hubungan SHanbin dan orang tua Gaeul ya pasti cukup dekat hingga kedua orang tua Gaeul sangat mempercayai lelaki itu.

Lagipula SHanbin dan Gaeul berpisah secara baik baik.

SHanbin menutup buku itu dengan cepat dan otaknya langsung berfikir tentang beberapa kemungkinan.

"Nggak mungkin..." Lirih SHanbin.

Lelaki itu langsung beranjak dan masuk ke dalam rumah menemui Papa Gaeul.

"Om, saya boleh izin masuk ke kamar Gaeul?" Tanya SHanbin hati hati.

Lelaki paruh baya yang tengah duduk melamun itu langsung mengangguk tanpa berfikir.

"Masuk saja." Jawabnya.

SHanbin langsung membungkuk berterimakasih dan berlalu ke kamar Gaeul yang berada di lantai atas.

Lelaki itu masuk ke kamar dan tidak menutup pintu nya.

SHanbin melihat kamar yang hampir sepenuhnya berwarna merah muda. Setelah masuk lelaki itu membuka nakas hingga menemukan kotak besar.

SHanbin tau pasti jika Gaeul mempunyai pemikiran rumit pasti akan di tulis dan di buang ke kotak besar yang nantinya akan di bakar jika penuh.

Lelaki itu membawa kotak berwarna Abu abu itu ke kasur dan langsung membukanya.

UNIVERSE•||•GYUJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang