Meningkat

3.2K 298 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

"Apa Haechan belum bangun, ya?" tanya Hendery.

"Kayanya belum," sahut Yuta.

"Perlu kita bangunin gak, Hyung? Soalnya bentar lagi Manager Hyung bakal jemput," kata Winwin.

Jaemin berdiri. Beberapa anggota memperhatikannya. "Biar gue aja yang bangunin."

Mereka mengangguk. Lalu, Jaemin beranjak ke lantai atas menuju kamarnya, di mana Donghyuck berada saat ini.

.
.
.

Karena Jaemin lupa jika Donghyuck tengah tidur di kamarnya, ia justru terus melangkah sampai ke kamar pemuda itu yang berada di lantai terakhir.

"Haechan."

Jaemin memanggil dengan suara sedikit pelan. Dia sudah berada di depan kamar Donghyuck. Pintu kamar pemuda itu tampak tertutup.

"Belum bangun, ya?"

Tangan Jaemin bergerak ingin membuka pintu. Ia tersentak ketika pintu langsung terbuka karena tidak dikunci.

"Aish!"

Jaemin segera tersadar jika Donghyuck sedang tidur di kamarnya saat ini.

"Kenapa gue bisa lupa, sih," gumam pemuda itu pelan.

Jaemin membalikkan tubuh hendak meninggalkan tempat tersebut. Namun, ia mengurungkan niat kala tak sengaja melihat sepasang kaki di dalam kamar Donghyuck.

"Lo di dalam, Chan?" tanya Jaemin seraya berjalan mendekat. "Gue Jaemin. Gue boleh masuk gak?" Ia kembali bertanya.

Tangan pemuda itu memegang ganggang pintu. Jaemin membukanya secara perlahan dan seketika ia melebarkan mata saat melihat Donghyuck tak sadarkan diri dengan darah yang bercecer di lantai keramik.

"Astaga, Haechan!"

Jaemin mendekat, lalu mengangkat tubuh Donghyuck bagian kepala, meletakkannya di pangkuan. Wajah pemuda itu terlihat khawatir dan panik.

"Haechan, bangun," ucap Jaemin seraya menepuk pipi Donghyuck dengan pelan. Bahkan kini tangannya sudah terkena darah pemuda itu. "Haechan, lo denger gue enggak? Chan, bangun."

Jaemin terus berusaha membuat Donghyuck sadar. Namun, usahanya tak membuahkan hasil. Hingga kemudian ia memilih berteriak memanggil yang lain.

"Hyung! Tolong!"

"Haechan, Hyung!"

.
.
.

Semua yang berada di dapur saling memandang ketika mendengar suara Jaemin yang berteriak meminta tolong.

"Ada apa, sih?" gumam Jungwoo.

"Hyung! Tolong!"

Suara Jaemin kembali terdengar dan Johnny segera beranjak dari sana dengan langkah lebar. Lalu, satu persatu menyusul ke lantai atas.

Dandelion Promise(Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang