.
.
.Berada dalam satu mobil bersama Johnny, Renjun, Ten, Jungwoo dan Jeno bukanlah keinginan Donghyuck. Namun pemuda itu tak bisa membantah karena manager yang memberi perintah.
Selama dalam perjalanan menuju dorm, Donghyuck bersandar pada kursi mobil dengan mata terpejam. Ia mengabaikan segala pandangan mata yang tertuju padanya. Donghyuck hanya ingin segera sampai di dorm dan beristirahat dengan tenang.
Ah, Donghyuck jadi teringat pada mobilnya yang kemarin terparkir di tempat pemakaman umum. Ponsel miliknya juga ada di dalam mobil. Apa masih ada di pemakaman atau tidak?
Donghyuck membuka mata. Pemuda itu melirik jalanan.
"Anterin gue ke pemakaman umum," ucap Donghyuck.
Semua yang berada di mobil langsung terkejut karena tak menyangka Donghyuck akan berbicara.
"Mau apa, Chan?" tanya Johnny hati-hati.
"Anterin aja. Kalau gak mau, turunin di sini. Biar gue naik taksi," kata Donghyuck dingin.
"Kami gak mungkin ngebiarin lo pergi sendirian," ujar Renjun. "Hyung, turuti kemauan Haechan." Ia berkata pada Johnny.
"Iya," sahut pemuda itu sambil melirik pada Donghyuck dari kaca kecil yang ada di tengah-tengah mobil.
Donghyuck tak lagi bersuara dan kembali memejamkan mata. Bahkan teman-temannya yang ingin bertanya saja tidak jadi. Mereka juga ikut diam dengan pikiran berkecamuk.
Mobil terus melaju dalam keheningan. Hingga beberapa belas menit kemudian mereka sampai di pemakaman umum. Johnny menghentikan laju mobil tak jauh dari area parkir.
Renjun yang duduk di sebelah Donghyuck memegang tubuh pemuda itu untuk memberitahu jika mereka sudah sampai.
"Haechan, kita udah di pemakaman," kata Renjun.
Donghyuck membuka mata. Ia menegakkan tubuh, lalu menoleh pada area tempat parkir. Ternyata mobilnya memang masih berada di sana.
"Mau ke mana, Chan? Biar kami temenin," ujar Jungwoo saat melihat Donghyuck ingin membuka pintu mobil.
Donghyuck menunjuk tempat parkir. Semua menatap ke arah sana. Mereka baru sadar jika di sana ada mobil pemuda itu.
"Kenapa mobil lo bisa ada di sana?" tanya Renjun.
Donghyuck tidak membalas hanya menatap dengan dingin. Wajah Renjun terlihat menyendu.
"Lo di sini aja. Biar gue yang bawa mobil lo, ya?" kata Ten yang sudah tahu apa maksud Donghyuck.
"Biar gue sendiri," balas pemuda itu sembari siap-siap membuka pintu mobil.
"Jangan, Haechan. Lo masih sakit. Biar Ten hyung yang turun buat bawa mobil lo," ucap Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Promise(Brothership)
FanficPada akhirnya aku hanya bisa berjanji, walau tidak bisa ditepati. Warning ⚠️ It's Bromance story of Lee Donghyuck NCT. Not boyslove. Happy Reading!