Takan Menyerah

2.8K 237 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Bukannya membawa Donghyuck ke rumah sakit ketika melihat ada darah kering di sekitar hidung pemuda itu, Johnny dan Lucas justru menendang beberapa bagian tubuhnya agar terbangun. Mereka yakin jika Donghyuck hanya tidur.

"Bangun atau gue bunuh lo!" ucap Johnny seraya terus menendang bagian perut Donghyuck. Disusul oleh Lucas.

Sementara anggota lain hanya memperhatikan dengan ekspresi biasa saja. Tanpa merasa khawatir akan kondisi Donghyuck saat ini.

"Bangun, bangsat!"

Johnny terus menendang tubuh Donghyuck. Wajah pemuda itu terlihat kesal.

"Tolong berhenti, Hyung," ucap Doyoung. "Kayanya dia lagi sakit." Ia melanjutkan.

"Kenapa lo malah peduli sama dia?" kata Johnny dengan nada tidak suka.

"Bukan peduli. Gue cuma takut kalau dia kenapa-kenapa kita yang bakal disalahin sama Manager. Jadi, mending kita bawa aja ke kamarnya," sahut Doyoung.

"Gue yakin dia cuma tidur doang, bukan sakit," ucap Johnny.

"Lo gak lihat ada bekas darah di hidungnya, Hyung?" balas Doyoung. "Gue yakin dia lagi sakit dan kita gak perlu kasar dulu."

"Kalau dipikir lagi, gue setuju sama Doyoung," ucap Ten. "Dia kelihatan kaya lagi sakit. Mukanya pucet."

"Gue juga setuju," timpal Taeil. "Kita bawa dia ke kamarnya, terus bilang sama Manager kalau hari ini dia izin."

Perkataan pemuda itu mendapat persetujuan dari yang lain. Sementara Johnny tampak berdecak kesal.

"Kita cari aman aja, Hyung. Kalau misalkan dia emang beneran sakit, kita terutama Taeyong Hyung gak bakal kena marah Manager," kata Doyoung.

"Iya, Hyung. Cari aman dulu," timpal Shotaro.

"Siapa yang mau bawa dia ke kamarnya? Gue gak sudi," kata Johnny seraya sedikit menjauh dari tubuh Donghyuck.

"Lucas aja sama Jeno," ucap Taeil. "Mau gak mau, kalian berdua harus lakuin," lanjutnya.

Jeno dan Lucas mendengus hampir bersamaan. Tapi, keduanya tidak berani menolak perkataan sang Kakak tertua.

"Cepetan bawa dia ke kamarnya," ucap Doyoung.

"Ayo, Hyung," kata Jeno.

"Iya." Lucas menyahut dengan enggan.

Kemudian mereka berdua beranjak untuk mengangkat tubuh Donghyuck. Namun, tidak jadi ketika melihat pemuda itu perlahan mulai sadar.

"Apa gue bilang? Dia cuma tidur, gak sakit," kata Johnny dengan nada dingin. Pandangan pemuda itu terasa begitu menusuk kala menatap Donghyuck yang tengah berusaha mengumpulkan tenaga. "Bangun lo!"

Dandelion Promise(Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang