Memaafkan

1.8K 205 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Setelah beberapa belas menit Donghyuck menangis dalam pelukkan Jaemin, akhirnya pemuda itu tertidur.

Jaemin menyelimuti tubuh Donghyuck. Wajahnya tampak menyendu. Bekas air mata masih terlihat di pipi.

"Gue senang bisa peluk lo lagi, Chan," gumam Jaemin seraya tersenyum tipis. "Selanjutnya gue bakal sering kasih pelukkan buat lo. Bahkan bukan cuma gue, tapi yang lain juga," lanjut pemuda itu. "Lo harus sembuh." Ia mengusap rambut Donghyuck dengan pelan.

Jaemin tertegun kala di sela jarinya ada helaian rambut. Dia kembali menatap sang mentari grup.

"Lo pasti sembuh. Gue yakin, Chan," ucap Jaemin. Pemuda itu berdiri dan mengambil nampan di atas meja. "Gue keluar dulu, ya. Lo tidur yang nyenyak."

.
.
.

"Jaemin mana?" tanya Yuta saat berjalan ke dapur dan tidak melihat keberadaan satu orang dalam team memasak.

"Tadi pamit ke kamar buat ngambil buburnya Haechan, tapi sampai kerjaan di sini hampir selesai anak itu belum balik juga," sahut Doyoung.

Johnny mengerutkan kening. "Kenapa ngambil bubur aja selama itu?" gumamnya heran. "Gue jadi khawatir."

Semua orang yang berada di dapur langsung menghentikan pekerjaan mereka.

"Apa terjadi sesuatu?" ucap Ten khawatir.

"Gak perlu khawatir."

Seseorang yang sejak tadi mereka bicarakan akhirnya datang.

"Kok lama banget ngambil buburnya, Na?" tanya Kun. "Apa terjadi sesuatu?" Ia mengulang pertanyaan Ten.

"Mata lo kenapa sebab gitu? Kaya habis nangis," ujar Doyoung ketika menyadari bagaimana kondisi mata Jaemin.

"Haechan baik-baik aja, kan?" tanya Renjun. Kini semua orang di dapur semakin khawatir.

"Ada sedikit kejadian," sahut Jaemin seraya meletakkan nampan ke wastafel.

"Kejadian apa?" tanya Ten.

"Haechan baik-baik aja, kan?" timpal Johnny.

Jaemin menatap mereka, lalu tersenyum. "Kalian tau....." Ia sengaja menghentikan perkataannya. "Haechan minta pelukkan ke gue."

Wajah khawatir di setiap anggota mulai memudar.

"Pelukkan?" tanya Taeil.

Jaemin mengangguk, tapi wajahnya berubah menyendu hingga kembali membuat Taeil dan yang lainnya khawatir.

"Haechan nangis dalam pelukkan gue. Dia beberapa kali bilang sakit dan itu benar-benar bikin hati gue ikut kerasa sakit," ucap Jaemin.

Semua anggota yang berada di dapur langsung terdiam. Wajah mereka terlihat menyendu. Seperti ikut merasakan bagaimana jadi Donghyuck.

Dandelion Promise(Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang