Pagi Yang Buruk

3.4K 277 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

"Ngelihat reaksi Haechan kaya tadi, gue rasa kita emang gak bisa secara bersamaan minta maaf ke dia atau langsung berubah baik. Dia kelihatan bingung," ucap Taeil.

Semua anggota NCT masih berada di ruang bersantai. Kecuali Donghyuck yang tiba-tiba saja tak sadarkan diri. Sekarang ada di kamar Mark dan Jaemin.

"Iya, gue setuju. Kita ikutin cara Johnny Hyung,"  kata Jaehyun. "Kita deketin dia secara perlahan, gak perlu terburu-buru. Biasa aja dan gak ada yang harus kita ubah. Kecuali kebiasaan mukul dia."

Semua sependapat dengan perkataan pemuda itu.

"Mulai besok," ujar Yuta.

"Iya, pelan-pelan kaya gue. Kalian bisa lihat sendiri gimana reaksinya. Gak terlalu bingung sampe berlebihan dan berakhir pingsan kaya tadi," kata Johnny.

Ten meletakkan plastik berisi sebungkus makanan di atas meja. Serta beberapa tangkai bunga Dandelion. Itu semua milik Donghyuck.

"Kayanya dia belum makan," ucap Xiaojun.

"Nasi bungkus?" gumam Shotaro.

"Pasti laper dan kita malah bikin dia kaya gini," ujar Chenle dengan senyum pedih.

Doyoung mengambil bunga Dandelion. Pemuda itu tersenyum getir saat ia kembali mengingat jika mereka pernah membuat hancur tanaman milik Donghyuck.

"Bunganya indah," kata Mark. "Pantesan Haechan suka banget sama bunga itu."

"Bunga Dandelion banyak artinya," ujar Doyoung. "Cukup menyentuh."

Yuta dan Jaehyun melirik taman belakang. Keduanya tersenyum pahit.

"Entah sejak kapan Haechan suka banget sama bunga ini," kata Ten seraya mengambil satu tangkai Dandelian. "Karena setau gue dia suka bunga matahari. Sesuai julukannya. Fullsun."

"Sunflower nama fans solo Haechan, ya?" ucap Lucas. "Cantik."

"Tapi, fullsun kita kehilangan cahayanya," sahut Jungwoo. Ia tersenyum sedih.

"Dan itu semua karena kita," timpal Yangyang. Wajahnya terlihat menyendu.

"Andai waktu bisa diulang. Gue gak mau ngelakuin hal yang bodoh," sambung Jeno.

Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Reaksi Haechan tadi kaya orang yang kena trauma," gumam Renjun. Beberapa anggota menoleh ke arah pemuda itu. "Jujur aja gue takut lihatnya. Hati gue sakit."

"Kita semua ngerasain hal yang sama," ucap Jungwoo sedih.

"Kita udah kelewatan dan jahat," timpal Jeno.

"Semua gak akan terjadi kalau kita gak kepancing kata-kata bohong Taeyong Hyung," ujar Sungchan.

Taeyong langsung tersentak. Pemuda itu menunduk dan memainkan baju yang ia kenakan.

Dandelion Promise(Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang