.
.
.
.Donghyuck meraih ponselnya yang bergetar. Ada satu panggilan masuk dari orang rumah. Pemuda itu mengangkat panggilan tersebut meskipun enggan.
"A--"
"Kakek nyuruh lo pulang."
Donghyuck belum sempat berbicara, namun seseorang yang merupakan Adiknya itu sudah lebih dulu mengeluarkan suara tanpa basa-basi langsung ke inti.
"Iya, besok abis selesai kerja gue pulang," sahut Donghyuck.
"Jangan lupa."
"Iya."
Donghyuck menyahut singkat dan panggilan langsung terputus tanpa mengatakan kalimat yang lain. Pemuda itu menghela napas, lalu meletakkan ponselnya kembali di atas meja kecil.
Jika di dorm ada seluruh anggota, maka di rumah hampir semua keluarga Donghyuck juga membenci pemuda itu. Ayah, Ibu, Adik, bahkan Kakek dan Nenek dari Ibunya.
Sampai sekarang Donghyuck sendiri tidak tahu apa yang membuat mereka membencinya. Namun, untuk keluarga, sudah dari kecil ia dibenci. Tak pernah mendapat kasih sayang layaknya keluarga lain.
Donghyuck baru mendapat kasih sayang ketika terjun ke dunia hiburan dan debut menjadi anggota grup NCT. Sejak waktu itu ia mulai merasakan yang namanya disayang oleh seorang Kakak serta Adik.
Namun, hal tersebut tidak bertahan lama. Entah karena alasan apa, mereka semua kini membencinya.
Donghyuck kehilangan kasih sayang itu. Dia kembali hidup seorang diri. Tanpa adanya kasih sayang dari orang lain.
"Mungkin gue emang ditakdirkan buat hidup sendirian." Dia bergumam menjawab pertanyaan dalam benaknya.
Donghyuck menatap beberapa kantung plastik yang berisi obat dalam jumlah yang cukup banyak. Pemuda itu meraih obat tersebut, lalu tersenyum getir.
"Buat apa semua obat ini?" Donghyuck berucap pelan, kemudian ia melemparkan obat miliknya ke dalam tong sampah. "Gue minum atau enggak, semua bakal berakhir sama."
Donghyuck beranjak keluar kamar. Pemuda itu ingin merapikan taman yang dirusak oleh anggota lain. Semoga saja sudah beristirahat sehingga ia tak perlu berhadapan dengan mereka.
Suasana dorm terasa sepi. Bahkan beberapa lampu sudah dimatikan. Hanya di dekat tangga saja sebagai penerang.
Donghyuck bernapas lega karena semua teman-temannya sudah beristirahat. Jadi, ia tak perlu mendengar kalimat menyakitkan lagi yang keluar dari mulut mereka.
Donghyuck membuka pintu menuju taman belakang. Seketika angin malam berhembus menyentuh kulit tubuh pemuda itu. Terasa cukup dingin. Beruntung ia memakai baju hangat.
Bibir Donghyuck melengkungkan senyuman getir saat melihat semua tanamannya rusak. Mungkin ia membutuhkan waktu berjam-jam untuk merapikan semuanya kembali seperti semula. Tapi, itu bukan masalah. Dia akan bekerja keras. Kebetulan besok jadwal mereka siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Promise(Brothership)
FanfictionPada akhirnya aku hanya bisa berjanji, walau tidak bisa ditepati. Warning ⚠️ It's Bromance story of Lee Donghyuck NCT. Not boyslove. Happy Reading!