.
.
.Donghyuck sudah berada di dalam kamar milik Mark dan Jaemin. Dia hanya sendirian di sana. Pemuda itu melirik sekitar yang tampak sama seperti dulu, tidak pernah berubah. Pandangannya berhenti pada nampan berisi makanan yang berada di atas meja.
Donghyuck berusaha untuk bangun. Kalau boleh jujur ia cukup lapar karena dari kemarin perutnya belum terisi makanan.
"Apa ini buatan Jaemin?" gumam Donghyuck seraya meraih mangkuk berisi bubur yang masih terasa hangat.
Pemuda itu mulai makan, namun hanya berhasil masuk satu suapan karena perutnya terasa tak enak. Donghyuck kembali meletakkan mangkuk ke atas meja. Ia beralih pada obat-obatan di sisi mangkuk. Senyum getir terlihat.
"Gak ada jaminan gue bakal sembuh. Jadi buat apa gue minum semua obat ini?" ucap Donghyuck seraya mengusak rambutnya. Sesaat ia tertegun kala melihat banyak helaian rambut di sela jari. "Gak ada yang berubah."
Donghyuck bersandar, lalu memejamkan mata. Pemuda itu menarik napas yang terasa berat. Selang beberapa saat matanya kembali terbuka. Ia melirik plastik berisi obat. Perlahan tangannya mengambil plastik tersebut.
"Terpaksa."
Donghyuck hendak bangun untuk meminum obat. Namun saat ia ingin mengambil air minum, tangannya tidak sengaja menyenggol gelas dan berakhir jatuh ke lantai keramik dengan suara yang begitu berisik.
"Kenapa harus kesenggol segala?" gumam Donghyuck sambil berdecak pelan. Pemuda hendak turun untuk membersihkan pecahan gelas, namun pintu kamar terbuka secara kasar.
"Ada apa, Haechan?!" tanya Johnny dengan ekspresi wajah terkejut dan khawatir.
Di ambang pintu bukan hanya ada Johnny, tetapi anggota lain juga satu persatu masuk.
"Gelasnya kenapa bisa jatuh?" tanya Jungwoo.
Donghyuck tidak membalas. Ia hanya diam dan bersandar pada sandaran tempat tidur.
Jaemin berjalan mendekat, lalu berjongkok untuk memunguti pecahan gelas di lantai keramik.
Johnny, Yuta, Taeil dan Ten ikut mendekat ke arah Donghyuck.
"Gak apa. Kami gak marah," ujar Johnny. Pemuda itu meraih plastik berisi obat di sisi tubuh Donghyuck.
Sedikitnya mereka tahu jika Donghyuck tidak sengaja menjatuhkan gelas saat ingin minum.
"Ambil air putih lagi," kata Taeil.
Mark berlari keluar untuk mengambil segelas air putih.
Perlahan Johnny duduk di sisi tempat tidur. Donghyuck terlihat menggeser tubuhnya. Pandangan pemuda itu menatap ke arah berlawanan.
"Gue bantuin lo buat minum obat, ya," ucap Johnny. "Lo udah makan?" Donghyuck hanya membalas dengan anggukkan kepala.
Beberapa anggota terlihat duduk di ranjang Jaemin. Sementara sisanya masih berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Promise(Brothership)
FanfictionPada akhirnya aku hanya bisa berjanji, walau tidak bisa ditepati. Warning ⚠️ It's Bromance story of Lee Donghyuck NCT. Not boyslove. Happy Reading!