Kebenaran

3.6K 363 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Donghyuck mengusap peluh yang ada di keningnya. Cuaca sore ini cukup terasa panas. Namun, semangat pemuda itu dalam berkebun tidak luntur. Senyum cerah terlihat menghiasi wajahnya.

"Aku harus beli bunga yang lain," gumam Donghyuck. "Kira-kira apa, ya?" Ia kembali bergumam. "Sepertinya aster, lily, daisy atau poppy juga bagus."

Donghyuck menepuk-nepuk tanah di dalam pot bunga mawar yang baru ia tanam. Pemuda itu sedikit memetik dari tanaman mawar yang bercabang rindang.

"Kalian harus tumbuh dengan cantik di sini. Nanti kalau aku udah punya uang, aku beli bunga lain biar jadi temen kalian, ya," ucap Donghyuck.

Pemuda itu meletakkan pot bunga mawar yang baru ia tanam di tempat yang terkena sinar matahari. Biasanya tanaman baru membutuhkan cahaya matahari yang cukup agar tanaman tidak layu dan mudah tumbuh.

Donghyuck tidak hanya sendirian di tempat itu. Kedua puluh dua anggota NCT masih memperhatikan dari ruang bersantai.

Sebenarnya Donghyuck sadar jika ia tengah dipandangi. Namun, pemuda itu mencoba abai dan berusaha untuk tidak membuat mereka marah hingga memukulnya lagi.

Kenapa mereka ngelihatin aku terus?

Walau Donghyuck mencoba tak terusik kala dipandangi oleh mereka, ia tetap merasa bingung. Terlebih hari ini belum ada pukulan yang dia terima.

Apa karena aku sakit, jadi mereka berhenti dulu? Semua jadwal hari ini juga dibatalin. Mungkin.

Donghyuck tahu jika segala penderitaannya takan berakhir semudah itu. Hari ini memang tak ada pukulan, tapi kejadian hari esok siapa yang tahu, kan?

Sedangkan di tempat dua puluh dua anggota NCT, mereka masih memperhatikan segala pergerakkan Donghyuck. Ada yang tertawa, tersenyum atau berkomentar 'lucu'.

Ya, untuk saat ini yang bisa mereka lakukan hanyalah memperhatikan dari jauh. Belum ada yang berani mendekat untuk sekedar membantu atau mengajak Donghyuck mengobrol. Semuanya masih terlalu takut jika pemuda itu kembali ketakutan seperti semalam.

"Sebaiknya kita jangan ngumpul di sini. Gue yakin kalau Haechan sadar dan dia bingung ada apa sama kita semua," ujar Jaemin seraya berdiri. "Kita deketin dia satu persatu."

Mereka mengangguk setuju. "Jaemin bener. Kita gak boleh terlalu sering ngumpul ngelihatin Haechan kaya gini. Nanti dia curiga."

"Ya, udah. Gue ke kamar, ya. Kepala gue sedikit pusing," ucap Doyoung.

"Lo sakit?" tanya Yuta.

Doyoung menggeleng. "Cuma pusing. Ntar minum obat juga sembuh," sahut pemuda itu seraya beranjak ke kamar.

"Kita juga bisa pergi, maksudnya jangan kumpul di sini," ujar Taeil.

Semua Adiknya mengangguk.

"Apa gue boleh nyamperin Haechan?" ucap Renjun meminta izin. "Gue cuma kangen ngobrol sama dia. Gue janji bakal ngikutin saran Johnny Hyung."

Dandelion Promise(Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang