Harus Kuat

3.2K 297 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Hari ini Donghyuck lebih pendiam dari hari sebelumnya. Ketika ditanya oleh staff atau Manager, dia hanya menjawab dengan satu kata singkat atau menganggukkan kepala. Setelah tidak ada yang bertanya, pemuda itu akan menyendiri di sudut ruangan tanpa peduli pada anggota lain yang sesekali menoleh ke arahnya.

Meskipun begitu, tidak ada anggota yang bertanya pada Donghyuck. Mereka terlihat sibuk dengan dunia masing-masing. Terkadang becanda atau mengusulkan rencana makan malam bersama.

Donghyuck sedang membaca novel di aplikasi berwarna oren. Novel dengan karakter yang bisa diambil dari nama artis atau idol di dunia. Termasuk tentang dirinya yang ditulis oleh penggemar.

Terkadang pemuda itu tersenyum kala melihat banyak sekali karya penggemar yang menulis cerita dengan nama dirinya sebagai karakter utama. Donghyuck merasa senang ketika membaca cerita tersebut. Karena hanya di dalam cerita, ia bisa dekat dengan anggota lain, tanpa ada pandangan benci yang terarah padanya.

"Sekarang lo udah kehilangan kewarasan dengan senyum-senyum sendiri?" sindir Jaemin yang seketika membuat anggota lain menahan tawa.

Donghyuck menoleh sekilas, kemudian kembali pada kegiataannya tanpa peduli sindiran dari Jaemin.

Di dalam ruang latihan hanya ada para anggota. Staff dan Manager sudah pergi untuk makan siang dulu sebelum kembali bekerja. Mereka juga sedang memakan cemilan yang dibeli oleh Manager. Kecuali Donghyuck.

Karena merasa diabaikan, Jaemin mendekati tempat Donghyuck berada, lalu menendang sisi kiri perut pemuda itu yang seketika meringis sakit.

"Itu akibatnya karena lo diem aja kaya patung," ucap Jaemin tanpa merasa bersalah.

Anggota lain malah tertawa melihat adegan tersebut, tanpa merasa kasihan pada Donghyuck yang tengah kesakitan.

"Lo punya mulut, kan? Dipake buat ngomong, jangan jadi pajangan doang," lanjut Jaemin sembari bersedekap dada.

Donghyuck menghela napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Pemuda itu belum bersuara membalas perkataan Jaemin, karena ia memang tidak berniat untuk membalas segala makian tersebut.

Karena merasa terabaikan, Jaemin kembali menendang perut Donghyuck yang hanya dibalas rintihan pelan tanpa ada niat untuk mengeluarkan beberapa kata.

Jaemin berdecak kesal, kemudian berlalu menjauhi Donghyuck.

"Nyebelin banget asli," gerutu Jaemin. "Kenapa diem mulu gue tendangin juga."

"Biarin ajalah, Na," kata Ten.

Jaemin kembali menggerutu. Sementara Donghyuck menarik napas dalam-dalam, sebelum memutuskan untuk pergi ke toilet sebentar.

"Mau ke mana lo?" tanya Doyoung dengan nada sinis, yang lain terlihat memperhatikan.

Donghyuck hanya melirik sekilas, lalu melangkah tanpa menjawab.

Karena kesal pertanyaannya tidak dijawab, Doyoung dengan sengaja mencengkal kaki Donghyuck ketika berjalan melewatinya. Sehingga membuat pemuda itu nyaris tersungkur kalau saja tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya sendiri.

Beberapa anggota tertawa meledek, sementara sisanya hanya menyeringai.

"Jalan pake mata, jangan cuma kaki doang," cibir Lucas.

Donghyuck tak menghiraukan, ia memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya. Membuat Lucas dan yang lain berdecak kesal.

Setelah kepergian pemuda itu, mereka saling memandang, mulai membahas keanehan Donghyuck hari ini.

"Dia kenapa diem aja, sih? Diajak ngomong juga gak ngebales. Biasanya kalau salah satu dari kita ngerjain dia, itu anak bakal ngeluarin suara, gak diem mulu kaya gitu," ucap Jeno memulai.

"Gue juga ngerasa aneh," sahut Doyoung.

"Gimana kalau kita makin ngerjain dia hari ini? Kita lihat mau sampai kapan dia bakal diem aja," usul Ten.

Anggota lain tampak tertarik, lalu kemudian mengangguk tanpa ragu.

"Mari kita bikin dia hidup kaya di neraka," ucap Renjun.

"Ini bakal menyenangkan," kata Yuta yang dibalas tawaan oleh anggota lain.

Sementara Donghyuck sedang berada di toilet Agensi. Pemuda itu tengah berusaha menghilangkan darah yang mengalir dari hidungnya. Dia berusaha untuk tetap tenang meskipun kepalanya mulai terasa pusing. Ia harus bisa bertahan. Setidaknya sampai pekerjaan hari ini selesai.

"Haechan, lo pasti kuat. Bisa, ya. Jangan tumbang. Please."

Donghyuck merapalkan doa untuk menyemangati dirinya sendiri.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya darah di hidung Donghyuck berhenti mengalir. Pusing di kepalanya juga berangsur menghilang. Ia menarik napas lega. Bersyukur karena masih ada Tuhan yang mendengar dan melindunginya, memberi kekuatan untuknya.

Donghyuck membersihkan sisa darah yang bercecer di sekitar keramik wastafel. Setelah dirasa tak ada lagi darah, ia segera beranjak keluar. Sebelum itu, ia kembali menyemangati dirinya sendiri.

"Lo kuat, Haechan. Abaikan apapun yang mereka lakuin hari ini ke lo."

"Iya, lo kuat."

.
.
.

Tbc.

Hay~~

Ada yg bisa nebak kenapa Donghyuck bisa dimusuhin sama anggota lain?

Dandelion Promise(Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang