~~Extra Part!~~

6.5K 190 14
                                    

⚠ WARNING ⚠

!!! FOLLOW AUTHOR !!!

***

HAPPY READING...

"PAPAH, RAVA, ADEK! MAKAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PAPAH, RAVA, ADEK! MAKAN!"

"IYA MAH!"

Setiap pagi, selalu seperti itu, sehingga membuat para tetangga menggelengkan kepalanya pelan. Jika keluarga ini bukan keluarga terpandang, sudah pasti mereka akan mengusirnya dari kompleks ini.

"Segini cukup?" wanita yang merupakan ibu dua anak itu menatap suaminya lembut.

"Cukup." pria yang mengenakan jas kantoran itu mengangguk.

"Kalian, ambil sendiri." ujar wanita itu saat melihat wajah melas kedua anaknya.

"Iya Mah."

"Nanti, kalian di jemput sama kakak Amara yah."

"Iya Pah."

"Sayang, hari ini jadi ke butik?" tanya pria itu.

"Jadi, nanti kamu langsung ke rumah Bunda aja, aku tunggu di sana." ujar wanita itu.

Setelah itu, tidak ada percakapan sampai sarapan tersebut selesai.

"Aku udah kenyang Pah, Mah." ujar seorang laki-laki yang tadi di panggil Rava. King Ravaidan Putra Xander Abizar. Laki-laki yang menginjak 10 tahun itu berdiri untuk mengambil tasnya yang berada di belakang kursinya.

"Aku juga." ucap laki-laki yang tak lain adalah adiknya. King Ravares Putra Xander Abizar. Anak itu mengikuti sang kakak, walaupun umurnya masih 5 tahun, tapi, dia selalu mengambil sisi positif dari kakaknya.

"Yasudah, kalian langsung ke mobil, tunggu Papah di sana."

"Iya Pah. Assalamualaikum Mah." ucap Rava, kemudian berlalu pergi diikuti adiknya.

"Mereka udah besar Dan." lirih wanita itu pada suaminya.

"Ratu, kamu hebat telah membesarkan mereka dengan begitu kuat." balas suaminya itu, Al-Aidan King Putra Abizar.

"Tapi, kenapa sifat dingin kamu, harus menempel pada keduanya Aidan!?" tanya Alqueenza Abhivandya Putri Ajeng Xander.

"Karena mereka keturunan ku sayang." balas Aidan tersenyum geli.

"Iyalah, sudah sana berangkat, kasian mereka menunggu."

"Baiklah, ingat, jangan kelelahan di butik, nanti malam akan sangat melelahkan." pesan Aidan sebelum berangkat dan mencium kening istrinya.

"Iya, oh iya, jangan lupa membelikan hadiah pernikahan untuknya."

"Aku sudah mempersiapkan semuanya sayang, mengingat, perjalanan cinta mereka tak pernah main-main."

Aidan 'Perfect Appa' -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang