~~ DEPRESOT! ~~

6.4K 446 19
                                    

⚠ WARNING ⚠

!!! FOLLOW AUTHOR !!!

***

HAPPY READING...

Aidan mendesah frustrasi saat mendengar ucapan temannya di balik sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aidan mendesah frustrasi saat mendengar ucapan temannya di balik sana. Laki-laki itu menatap sinis ke arah burung Elang yang sudah di amankan oleh petugas di dalam sangkar.

Aidan juga sudah mengurus semua yang berkaitan ketika ingin memelihara hewan ini.

"Gara-gara lo nih, Queen jadi pergi ke puncak gak ngabarin gue." katanya menyalahkan burung Elang yang diminta oleh istrinya, padahal jelas-jelas itu bukan karena burung Elang.

"Jangan salahin burung itu Dan. Meningan sekarang kamu susul istri kamu." ujar seorang wanita yang baru saja datang dari arah dapur.

"Bibit kamu emang cuma bisa orang panik Aidan." sambungnya lelah.

"Itu cucu Bunda lho." kata Aidan ketus.

"Tau, tapi bibit unggul kamu."

"Udahlah, aku mau nyusul Queen aja."

"Hmm, hati-hati. Jangan lupa ngebut!"

Di tempat lain, tapi waktu yang sama. Queen tersenyum senang ketika Ezel dan Danial berhasil menangkapnya saat lompat dari pohon mangga. Sementara Sera langsung di bawa kabur oleh Kenzie.

"Makasih!"

Queen tersenyum bahagia, kemudian berlari memasuki vila. "DANIAL, TOLONG PESEN SERIBU AYAM GEPREK SEKARANG! TAPI PAKE DAGING KAMBING!"

Danial, Rayan, dan semua anggota Alcatraz melongo mendengar teriakan Queen yang tidak main-main. Bibit Aidan emang cuma bikin kesel!

"150 orang pesen geprek seribu porsi! Sisanya beli kambing goreng, oke?"

"Oke Zel." Danial mengangguk. Dia mengeluarkan kartu berwarna hitam yang berada di dompetnya, kemudian memberikannya kepada Rayan.

"Lo pergi beli ayam geprek pake black card ini."

"Siapa punya ini?" tanya Rayan.

"Aidan."

Rayan mengangguk, kemudian pergi bersama anggota Alcatraz lainnya. Sedangkan Danial, Ezel, dan yang lainnya pergi membeli kambing goreng.

---

Aidan menghela nafas lega ketika sudah tiba di vila, perjalanannya cukup lama karena macet yang berkepanjangan, mengingat sore ini adalah jam pulang kerja.

"AAAA MAU JANGKRIK!"

Aidan menutup mata dan telinganya saat sudah menginjakkan kakinya di dalam vila. Bolehkah dia menyesal telah menyusul Queen dan calon anaknya.

Aidan 'Perfect Appa' -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang