⚠ WARNING ⚠
!!! FOLLOW AUTHOR !!!
***
HAPPY READING
Dua hari kemudian.
Aidan sudah kembali sejak semalam dari Korea, dia telah selesai mengurus sesuatu di negara itu. Dan pagi ini, dia duduk bersama dua orang gadis di meja makan.
"Lo mau makan apa?" tanya Queen.
Saat ini, mereka bertiga sedang duduk di meja makan, untuk sarapan bersama sebelum berangkat ke sekolah.
"Roti aja." jawab Aidan seadanya.
Sementara gadis di sampingnya yang tak lain adalah Cassie terus menatap Aidan berbinar-binar, bahkan tangannya tak bisa diam di atas paha laki-laki itu.
Tadi saat dia turun di meja makan, pacarnya sudah duduk tenang di sini.
"Kamu dateng jemput aku?" tanya Cassie pelan.
"Aku tinggal di sini sayang." jawab Aidan berbisik, takut di dengar oleh istrinya.
"Beneran?" tanya Cassie semangat, kemudian di balas anggukan pelan oleh Aidan.
"Iya baby."
"Diem Cassie!" ujar Aidan dengan berbisik dan lembut. Karena tangan Cassie tak bisa diam di atas pahanya.
"Aku kangen sama kamu." balas Cassie manja.
"Heh! Suami orang lo kangenin!" sentak Queen menatap tajam Cassie dan memberikan sepotong roti untuk Aidan. Dia tak sengaja mendengar suara manja Cassie pada suaminya.
"Hah? Maksudnya gimana? Kamu udah nikah yang?" tanya Cassie kaget, menatap Aidan penuh tanda tanya.
"Iya, karena perjanjian kok." balas Aidan seraya mengelus rambut panjang gadis di sampingnya.
"Pantes aja kamu tinggal di sini." gumam Cassie, tapi dalam hatinya dia tersenyum miring. Dia bisa menyakiti Queen dan mengambil seluruh harta keluarganya dengan cepat.
Ayah Queen sudah dalam hasutannya, sekarang, Aidan juga berada dalam genggamannya.
"Bangsat! Maksud lo apa Dan?" tanya Queen sedikit membentak.
"Heh? Jangan bentak cowok gue!"
"Dia suami gue!"
"Cuma suami di atas kertas!" koreksi Aidan dengan tegas, membuat hati Queen sakit.
"Jahat lo!"
"Ck!" Aidan berdecak kesal, dia tidak suka jika dirinya dikatakan jahat.
Kemudian dia memutuskan untuk membawa Queen pergi dari mansion itu. "Kita tinggal di apartemen gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aidan 'Perfect Appa' -END-
Novela JuvenilApakah dunia ingin kita bahagia? Ini tentang mereka, kedua anak yang berbeda genre, tetapi sudah terikah sesuatu yang sakral sejak berumur 10 tahun. Di saksikan oleh orang tua dan sahabatnya. Ini bukan perjodohan, tetapi perjanjian. "Aku akan berha...