~~Markas Alcatraz!~~

10.9K 586 11
                                    

⚠ WARNING ⚠

!!! FOLLOW AUTHOR !!!

***

HAPPY READING

Aidan menghela nafas berat, hari ini dia memutuskan untuk membawa Altharioza ke markas Alcatraz, karena kedua gadis itu sedang berbelanja di mall sedangkan ibunya sedang menemani sang Ayah perjalanan bisnis di China

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aidan menghela nafas berat, hari ini dia memutuskan untuk membawa Altharioza ke markas Alcatraz, karena kedua gadis itu sedang berbelanja di mall sedangkan ibunya sedang menemani sang Ayah perjalanan bisnis di China.

"Jangan ngebut!"

"Siap kak."

"Siap calon suami."

Kedua gadis itu menjawab secara bersamaan, membuat Aidan memutar bola mata malas. Setelah kedua gadis itu pergi dengan motor sport, Aidan langsung menatap Altharioza yang saat ini sedang memainkan mainan mobil-mobilan dan sangat tenang di gendongannya.

"Pak." panggilnya pada salah satu bodyguard.

"Iya tuan?"

"Tolong bawa Altha ke markas Alcatraz, ikutin saya dari belakang!"

"Baik tuan."

Laki-laki itu menyerahkan Altharioza pada bodyguardnya, kemudian naik ke atas motor saat bodyguard itu dan Altharioza sudah masuk ke dalam mobil.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di markas Alcatraz, ada banyak motor yang berjejer di depan gedung itu. Dan ini hanya terjadi di hari minggu atau saat ada penyerangan.

Setiap anggota Alcatraz berasal dari berbagai sekolah, dan pastinya mereka kesibukan masing-masing, jadi hanya hari-hari tertentu mereka dapat berkumpul.

"Kalian boleh pulang."

"Baik tuan."

Aidan berjalan dengan angkuh memasuki markas itu, banyak yang menyapanya dan ada juga yang menatapnya bingung.

"Pagi bos."

"Hmm."

"Pagi pak bos."

"Hmm."

"OMG MONYET!!! ITU ANAK SIAPA BANGSAT?!" teriakan Kenzie sungguh menggelegar di ruangan itu, membuat Altharioza yang tenang di gendongan Aidan seketika menangis kencang dan menjatukan mainannya.

"Cup cup cup, jangan nangis boy."

"Appa hiks." bayi berumur satu tahun itu menunjuk Kenzie dengan wajah yang sudah sangat memerah dan juga air mata yang terus mengalir dari mata bulatnya.

"Hat hiks" (Jahat hiks)

"Hah?" beo Aidan tak mengerti.

"Katanya, jahat." jelas Danial.

"Mana dari tau lo?" tanya Rayan.

"Gue juga punya adek kali."

Mereka mengangguk, kemudian menatap bayi yang sudah tenang di gendongan Aidan. Bayi itu terlihat sangat familiar.

Aidan 'Perfect Appa' -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang