Elara 47 : ••• Kebohongan serah •••

463 20 1
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

Berdiri di depan cermin, menatap dirinya sendiri dengan tangan yang terus memegangi perut. Merasakan ada penghuni berjiwa di dalamnya, meskipun perutnya belum buncit.

"Gue nga percaya. Gue beneran hamil?" Serah seakan tidak percaya, melihat dirinya sendiri. Usia yang terbilang masih muda sudah harus mengandung anak hasil ketidaksengajaan.

"Akting lo bagus Serah. Semua orang langsung percaya." Serah tersenyum puas, merasa bangga melihat bakat Serah yang terpendam.

"Tapi... gue takut, rencana gue bakal kebongkar. Tapi ngapapa, rencana gue berjalan dengan mulus." Serah kembali mengelus perutnya yang masih rata.

"Anak ini, bakal jadi anak kak El. Dan gue bisa nikah sama dia," ujar Serah sudah menghalu, memikirkan dirinya menikah terus punya anak dengan El.

"Anak ini, bakal gue manfaatin untuk dapatin lo. Maaf kak El, lo jadi kena imbasnya." Serah tersenyum licik, menginginkan anak ini hanya untuk El. Dan semua itu, harus terjadi, sesuai keinginannya.

🏵️🏵️🏵️

El menunggu Nara keluar dengan duduk di motornya karena malas masuk ke dalam. Mereka berdua akan pergi ke sekolah bareng, ini permintaan papanya Nara. Papanya Nara tidak bisa mengantar, dan El yang dimintai tolong. Bagi papa Nara, El adalah pelindung Nara dari dulu sampai sekarang. Jadi sudah dipastikan kalau Nara bersama El akan selalu aman.

"Sorry, gue lama," ucap Nara sembari berjalan menuju El dengan sedikit berlari.

"Hmm." El hanya berdehem lalu memberikan helm pada Nara. Ia mulai melajukan motornya menuju SMANKAR.

Di dalam kelas XII IPS 1, El dan Nara langsung berjalan menuju sekumpulan Lufiax yang asik bercerita.

"Lo masih kepikiran sama kertas semalam?" Pertanyaan Andra yang begitu pelan, langsung menjadi sambutan untuk kedatangan keduanya.

"Kertas semalam? Kertas apa?" Nara mendekati Andra, merasa bingung dengan kertas yang dimaksud.

"Lo nga cerita?" tanya Tirta, menatap El dengan helaan nafas. Bisanya El tidak bercerita dengan Nara, yang perannya sebagai sahabat kecil El.

El menggeleng lalu mengedikkan bahu santai. Tirta, Alfan, Andra dan Sani membuang nafas panjang, capek melihat sikap El yang selalu sama.

"Kertas apa? Gue kepo nih!" Nara sebagai orang yang penasaran, sangat ingin tahu. Ia menatap El dengan mata dikedip-kedipkan, memohon, agar El memberi tahu dirinya.

"Jelasin, Ken," perintah El menatap sang ketua. Ia malas jika harus menceritakan dari awal. Bisa-bisa mulutnya nanti berbuih, karena kebanyakan bicara.

"Kok gue?!" Kenzo melotot marah, tidak terima. Ini masalah wakilnya, seharusnya El yang menjelaskan, bukan dirinya.

"Jelasin, San!" Kenzo menatap Sani.

"Udah, biar gue aja," ujar Alfan menengahi. Daripada mendengar mereka yang saling undur-unduran, lebih baik Alfan saja yang berbicara.

"Jadi gini. Semalam, El dapat kertas dari Serah. Kertas tersebut berisikan hasil kehamilan. Bukan hanya kertas, El juga dapat alat testpack dan hasilnya positif." bisik Alfan, berbicara begitu pelan pada Nara.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang