Elara 43 : ••• Deja-Vu •••

470 19 0
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

Gadis berjilbab dengan pakaian piyamanya termenung, sembari menatap langit malam. Saat ini Ara sedang berdiri di teras rumah, melipat tangannya di dada sembari bersandar pada tembok.

"Kandas dua puluh persennya."

"Kandas, tujuh bulan ngejar lo," gumam Ara pelan. Tidak terasa sudah tujuh bulan Ara mengejar cinta yang tidak terbalas. Ternyata, cinta bertepuk sebelah tangan itu memang menyakitkan. Karena harus berjuang sendiri dengan mati-matian.

Kedua netra Ara terus menatap langit malam, yang menampilkan bulan dengan sinar benderang.

"Percuma bulan bersinar terang. Dia hanya menerangi malam, tapi tidak memperindah langit malam." Ara celingak-celinguk, mencari bintang yang tidak ada sama sekali.

"Ternyata bintang lebih indah daripada bulan. Dia beribu bukan hanya satu."

"Gue sedikit nga rela, lo udah ada yang punya. Susah, menghapus kenangan lo yang kadang buat gue senyum-senyum sendiri. Gue udah terlanjur jatuh, sejatuh-jatuhnya sama lo."

"Maaf, buat seminggu yang lalu karena udah nampar lo. Dan sekarang, gue nga berani natap mata lo. Mata lo jauh lebih dingin, dibandingkan pertama kita jumpa." Ara merasa lega karena sudah mencurahkan semua isi hatinya pada bulan. Ia tidak menangis, air matanya seakan kering untuk laki-laki bernama El.

Setelah lama bercerita sembari menatap langit yang hanya berisikan bulan, Ara tiba-tiba tersenyum gembira. Bintang yang sedari tadi ditunggu akhirnya muncul, tidak hanya satu melainkan beribu-ribu.

"Akhirnya bintangnya muncul," ucap Ara tersenyum bahagia. Menatap seluruh langit malam yang begitu indah dengan perpaduan bintang dan bulan.

🏵️🏵️🏵️

Di pagi-pagi buta, El sudah berpakaian santai dan pastinya wangi. Dikarenakan ini hari Minggu, El akan menikmati harinya sendiri. Nara sudah pulang ke rumahnya semalam dan El membantu mengemasi barang-barang Nara.

"Eh, Den! Bikin kaget Bibik aja," ucap bik Asih memegang dadanya karena terkejut. Saat berbalik badan, bik Asih langsung menatap El yang berdiri di belakangnya.

El menatap bik Asih dengan tersenyum tipis. "Maaf," kata El sembari menggaruk tengkuknya.

Bik Asih mengangguk lalu berbalik badan lagi untuk melanjutkan pekerjaannya. Namun bik Asih kembali berbalik badan saat dirinya teringat untuk membeli bahan makanan yang sudah habis. Bik asih langsung berlari, menghampiri El yang berjalan.

"Den," panggil bik Asih dari belakang. El menoleh ke belakang lalu berjalan menghampiri bik Asih.

"Kenapa, Bik?"

"Bibi minta tolong, belikan bahan makanan. Udah pada habis semua," pinta bik Asih yang diangguki El.

Melihat tuan kecilnya yang menyetujui permintaannya, bik Asih langsung mengambil catatan belanjaan yang akan di beli.

"Nih catatannya." Bik Asih memberikan kertas catatannya dan langsung diterima lalu dibaca El.

"Yaudah, kalau gitu bibi tinggal ya," pamit bik Asih, berjalan pergi menuju dapur untuk melanjutkan kembali pekerjaannya.

🏵️🏵️🏵️

Sesampainya di supermarket, El keluar dari mobilnya dengan hoodie dan juga celana pendek selutut. Ia sengaja memakai topi untuk menutupi wajahnya. Bahkan tudung hoodienya dipakai setelah topi agar wajahnya benar-benar tidak terlihat.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang