Elara 35 : ••• Mata Panda •••

397 17 0
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

Setelah makan malam di rumah Nara, El langsung pamit pada kedua orang tua Nara untuk pulang. Ia menaiki motornya lalu memasangkan helm pada kepalanya.

Di atas motornya, El mengendarai motornya dengan pelan, bahkan sangat pelan. Ia menatap kosong pada jalanan karena pikirannya berkelana. Memikirkan gadis yang selalu ceria dengan senyum yang selalu terukir dan jilbab yang membuatnya berbeda di antara yang lain.

Karena tidak fokus mengendarai motornya, mengakibatkan El menabrak gadis yang berlari di tengah jalan dengan tiba-tiba. Ia pun menjatuhkan motornya ke kiri mengakibatkan El terjatuh bersama motornya.

"Akh!" rintih El, memegang tangannya yang tertimpa badan motor.

El bangkit berdiri kemudian mengangkat motornya yang terjatuh. Ia membuka helmnya lalu memeriksa tubuhnya. Untungnya El tidak terluka parah, hanya tangan dan kaki bagian kirinya yang terasa sakit. El pun berjalan menghampiri gadis yang ditabraknya yang masih terduduk di jalan. Dikarenakan jalanan yang sepi, tidak ada yang membantu keduanya.

Gadis tersebut mengusap lututnya yang sedikit perih karena mengeluarkan darah. Gadis tersebut bangkit dari duduknya dengan pelan-pelan.

"Maaf," kata El, tepat di belakang gadis tersebut yang sudah berdiri.

"Kalau bawa motor pakai mata!" Gadis tersebut membalikkan badan untuk melihat siapa yang sudah menabraknya. Serah langsung terkejut, ternyata yang menabraknya adalah El.

Kak El

Tiba-tiba Serah menjadi gugup karena sudah membentak El dengan suaranya. Takutnya El menjadi terganggu dan tidak suka dengan perempuan yang bernada tinggi.

Mati banget gue! Gue nga tau kalau itu kak El. Kalau tahu, gue nga bakalan bentak dia

El sedari tadi memperhatikan gadis di depannya. Ia sama sekali tidak ingat bahkan kenal dengan gadis di depannya. "Maaf," kata El sekali lagi.

"Iya, ngapapa kak," balas Serah berubah menjadi lembut lalu membenarkan rambut dan pakaiannya yang kotor diakibatkan terjatuh. Serah menatap kagum pada El, sedangkan El malah memilih menatap ke arah lain.

Sedangkan di tempat lain, Ara kembali membuka matanya kemudian menatap langit-langit kamarnya. Ia tidak bisa tidur karena sedari tadi terus kepikiran sama laki-laki yang hampir menabraknya.

"Kok gue nga bisa tidur sih?!" gerutu Ara kesal. Ia duduk di atas tempat tidur lalu mengambil ponselnya yang berada di atas meja.

"Udah jam dua belas. Yuk tidur yuk!" gumam Ara berusaha menidurkan tubuhnya lagi dengan memejamkan matanya. Ara bergerak ke sana sini dengan gelisah.

🏵️🏵️🏵️

"Selamat pagi anak Mama!" sambut Elisa, melihat putrinya sudah rapi dengan seragam sekolah. Tapi ada yang aneh dari wajah anaknya, seperti kurang tidur.

"Pagi," jawab Ara lemas sembari menyeret tasnya.

"Kenapa sayang?" tanya Elisa heran, berjalan menghampiri putrinya yang berada di bawah tangga.

Ara tersenyum getir lalu memejamkan matanya sebentar, berusaha menghilangkan rasa kantuk yang masih menyerangnya. "Tadi malam nga bisa tidur."

"Yaudah, sarapan yuk." Elisa mengandeng tangan putrinya menuju meja makan. Ara hanya diam, menurut saja.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang