••• Bonus Chapter 2 •••

432 9 16
                                    

Jangan lupa untuk vote.

🏵️🏵️🏵️

"Kak, bisa pelan nga?" tanya Ara sembari memegangi tasnya kuat. Laki-laki di sebelahnya masih gila. Membuat Ara merinding ketakutan.

Sedangkan laki-laki yang diminta Ara malah menambah kecepatan mobilnya, dengan senyum tipis yang menyeringai. Terlihat Al menikmati raut ketakutan dari gadis di sebelahnya, membuat adrenalin Al terpacu.

"Lo tenang aja, pasti kita bakal... mati," kata Al menoleh ke Ara dengan senyum bagaikan iblis penggoda.

Ara menutup matanya, tidak berani menatap lelaki gila di depannya. Namun lelaki itu, pacarnya. Ara meramalkan doa, berharap seseorang bisa menyelamatkannya dari kepribadian El.

Melihat raut ketakutan gadis berjilbab di sebelahnya membuat Al tertawa pelan. Terlihat menarik. "Bercanda. Gue nga akan buat lo mati. Tenang aja."

Karena Al yang tidak fokus pada jalanan, membuat mobilnya berhenti mendadak. Bunyi tubrukan terdengar keras, membuat Ara langsung membuka mata. Terkejut dan bingung dengan apa yang terjadi. Untungnya kening Ara tidak terjedut karena mobil yang berhenti mendadak.


"Kenapa?"

Al menggeleng, memilih keluar, memeriksa apa yang terjadi. Al melihat mobil bagian depannya yang rusak karena menghantam beberapa motor di depannya. Al memijat kepalanya yang pusing karena sudah lama mendiami tubuh El.

"Oh... jadi ini, pelakunya." Ucapan seseorang dari belakang membuat Al membalikkan badannya, menatap segerombolan laki-laki yang menatapnya tajam.

"Ternyata wakil Lufiax," sambung salah satunya dengan bersiul mengejek.

Sedangkan Ara masih berada di dalam mobil dengan keadaan cemas. Ia tahu kalau di depan sana, sudah berjejer anggota motor. Dengan sigap Ara mengambil ponselnya untuk menghubungi Kenzo lagi. Hanya ini yang bisa dilakukannya.

"Halo kak, cepat datang kemari. Gue sama Al ada di jalan Blora. Kak, cepat datang ke sini soalnya ada anak geng motor yang lain. Geng Dayan, Rayan, geng apa sih! Lupa."

"Daryon."

"Ha, iya itu! Kak cepat datang kak!"

"Jangan buat Al berantem, bisa bahaya."

Ara mengangguk kemudian panggilannya terputus karena ponsel Ara yang mati kehabisan baterai. Ara berdecak kesal. Disaat seperti ini, kenapa harus kehabisan baterai?

"Nga takut? Datang ke sini sendirian?" Miko menatap Al tanpa takut.

Anak Daryon tertawa melihat salah satu anggota inti geng Lufiax datang menjemput mereka. Seperti makanan yang ingin dimakan secepatnya.

Al mengepalkan tangannya, menahan emosinya yang mudah terbawa. Iya, ini Al, bukan El yang tenang dan tidak mudah emosi.

"Gue bukan pengecut kayak lo!" teriak Al melangkah maju dengan berani. Tidak ada sama sekali rasa takut di dirinya.

"Wah! Si dingin Lufiax udah bisa bicara rupanya," ujar Niko, kembaran Miko yang suka mencari masalah.

Di Geng Daryon, si wakil Lufiax memang dikenal irit bicara. Bahkan saat mereka tawuran, tidak ada sama sekali suara yang keluar. Dan hari ini, mereka dibuat tercengang dengan si wakil Lufiax yang bisa bicara.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang