#2 Hari Pertama Karantina

1.4K 114 2
                                    


Tepat satu bulan setelah audisi dilaksanakan kemarin, saat ini 40 peserta yang lolos akan melaksanakan karantina. Karantina dilakukan di salah satu hotel yang dekat dengan gedung anex atau home of the idols RCTI. Berbagai peserta dari berbagai daerah berkumpul di lobi yang sama siang ini. Semua peserta akan mengikuti seminar singkat untuk membahas beberapa hal seperti yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama karantina berlangsung dan beberapa hal penting lainnya.

Nabilah datang dengan sangat tepat waktu, diantar oleh kedua orang tuanya. Ia tidak membawa banyak barang, karena pasti akan kerepotan sendiri. Lagipula ia juga tinggal di Jakarta, jika memang ditakdirkan untuk lolos ke tahap selanjutnya, baju-baju dan perlengkapan lainnya bisa diantar oleh kedua orang tuanya.

"Nabilah, ingat ya nak jangan lupa sholat, dan jika ada waktu luang coba dipakai untuk mengaji juga. Kalau sedang tidak enak badan, segera kabarkan kakak panitianya, Mama juga ada selipin beberapa obat dan vitamin di koper kamu", ucap Abi. "Iya kak, jangan malu malu untuk bertanya kalau sekiranya ada yang enggak dimengerti, jangan diam karena orang gak tahu kita butuh apa kalau diam, jangan lupa sarapan juga, gak boleh di skip ya kak! Kalau memang diizinin nanti mama dan abi akan sering sering datang kesini untuk jenguk kamu!", tutur Mama.

Nabila hanya mengangguk dan tidak menjawab sepatah katapun. Ia tahu kalau ia menjawab, takutnya air mata yang ditahan sedari tadi akan jatuh! Ia tidak mau hal itu terjadi, itu sangat memalukan, apalagi sekarang ia sudah SMA. Setelah salim untuk kedua kalinya, Nabilah mengambil koper dari tangan Abi dan masuk ke hotel. Acara akan dimulai jam 2, ia mempunyai waktu luang sekitar setengah jam lagi. Waktu luang ini niatnya akan digunakan untuk menelpon sahabatnya Rima yang saat ini juga sedang karantina untuk perlombaan olimpiade yang akan diikutinya. Tak disangka ternyata telponnya diangkat oleh Rima, awalnya Nabilah ragu, karena ia yakin Rima pasti sedang sibuk.

"Nabilahhhh, maaf banget aku gak bisa ikut anter kamuuu! Ih sedih banget!", teriak Rima.

"Engga apa apa, Ma! Kamu udah nemanin aku dari awal aja aku udah seneng banget! Ma, aku sedih engga ada yang aku kenal satupun disini!", jawab Nabilah.

"Heyyy Nabb, ingat tujuan awal kamu! Kamu pengen dapetin ilmu yang banyak selama di Idol kan? Kamu pengen bahagiain orang tua kamu kan, Nab? Jadi gak usah mikir yang gak penting! Teman bakal datang sendirinya kok seiring waktu!", jelas Rima

Nabila sontak tersadar mendengar ucapan Rima barusan. Pasalnya sedari tadi ia gelisah karena ia tidak mengenal siapapun disini! Tapi semua terasa lega setelah mendengar ucapan Rima barusan.

"Ma, makasih yaa udah menyadarkan aku! Oke, sekarang aku akan focus latihan dan menyerap ilmu yang banyak disini!", jawab Nabilah dengan riang.

"Nah gitu dong, tapiii Nab, kalau ada cogan jangan malu malu untuk dideketin ya! Gas aja langsung!", goda Rima.

"Istighfar Rima, Istighfar! Cogan mulu dikepalanya yee! Udah ah aku mau masuk ke hall room dulu ya! Nanti malam kita telponan lagii ya! Byee Rimaa!", ujar Nabilah sembar mengakhiri telpon nya dengan Rima.

Melihat beberapa peserta yang sudah mulai memasuki Hall Room, Nabilah juga bergegas untuk masuk ke Hall Room. Setelah masuk ke dalam, ia melihat beberapa peserta yang mulai duduk di bangku yang disediakan. Nabilah memilih bangku yang berada di area tengah. Tidak ingin terlalu didepan karena takut menjadi spotlight, dan juga tidak ingin dibelakang karena takut tidak kelihatan.

Tidak lama berselang, seorang wanita yang cantik dan terlihat seperti orang Korea duduk disampingnya. Takut untuk menyapa duluan akhirnya ia hanya berdiam saja. Sekitar 20 menit kemudian, acara seminar pun dimulai. Nabilah mencoba mencatat apa saja hal hal yang dijelaskan tadi karena takut jika mendadak lupa. Setelah mengikuti seminar, peserta diarahkan masuk ke kamar yang sudah ditentukan oleh panitia. Ternyata ia sekamar dengan gadis manis yang berada satu tahun dibawahnya. Gadis itu terlihat sangat periang dan ramah, namanya adalah Rachel. Rachel menjadi teman pertama Nabilah di karantina ini.

Rachel yang sangat ramah dan memiliki kepribadian yang terbuka membuat Nabilah cepat nyaman untuk berbicara dengannya. Ia bersyukur karena memiliki Rachel sebagai teman satu kamarnya.

Note : Kalau ada yang tanya tanya dimana Paul, sabar dulu ya guys! WKWK pelan pelan dulu ga sih haha! Penulis bingung nih mau buat karakter Paul yang gimana haha!

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang