#5 Eliminasi Terakhir

1.1K 90 2
                                    

...

Selama di karantina, entah mengapa Nabilah merasa seminggu itu berjalan dengan cepat. Biasanya di rumah, ia menunggu film favoritnya yang hanya tayang satu kali seminggu itu seperti menunggu sebulan, karena perasaannya waktu berjalan dengan sangat lambat. Namun, selama di karantina ia merasa seminggu seperti sehari. Baru saja latihan, tiba tiba sudah eliminasi terakhir saja.

"Ka Anggis, ngerasa gak sih seminggu rasanya kaya sehari?", tanya Nabilah

Saat ini memang mereka sedang di ruang tunggu untuk tampil di babak Eliminasi terakhir.

"Iya nab, aku ngerasa gitu juga. Biasa kayanya engga secepat ini yah!, kenapa bisa gitu ya?", tanya Anggis balik

"Nah kamu juga ngerasa hal yang sama kan? Aku deg degan parah Ka Anggis!", ucap Nabilah dengan perasaan yang tidak tenang.

Anggis hanya bisa mengiyakan perkataan Nabilah barusan, Ia juga merasakan hal yang sama. Sebentar lagi nama mereka akan dipanggil satu per satu untuk masuk ruangan dan tampil di hadapan para judges.

Kali ini, pengumuman disampaikan tidak langsung setelah mereka tampil, tetapi nanti setelah semuanya tampil mereka akan dipanggil secara grup untuk diumumkan apakah akan lolos ke babak showcase atau tidak.

Setelah tampil, Nabilah, Anggis dan Rachel duduk bertiga membentuk lingkaran. Mereka saling memberikan wasiat jika sekiranya ada salah satu dari mereka yang tidak lolos. Memang ketiga gadis remaja ini berprilaku diluar nurul dibanding yang lain. Disaat yang lain sibuk berdoa dan berdiam diri untuk mengoreksi penampilan tadi, ketiga gadis ini sibuk memberikan surat wasiat yang entah apa isinya. Terlihat mereka sudah sangat pasrah dengan hasil yang akan diberikan sebentar lagi.

Ketika sedang sibuk berbicara, Nabilah melihat sosok perempuan yang sempat ia jatuhkan make up nya di dekat Lorong toilet minggu lalu. Sebenarnya sebelumnya ia juga sempat melihat perempuan itu, tetapi selalu saat ditemui, sang wanita ini sedang sibuk.

Melihat kondisinya saat ini yang hanya bermain gadget, Nabilah berinisiatif untuk menghampiri perempuan ini dan ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya.

"Permisi kak, kakak yang saya jatuhkan make up nya di dekat Lorong toilet kan?", tanya Nabilah untuk memastikan.

"Iya, Aku. Kemana aja? Sekarang baru teringat untuk tanggung jawab?", jawab wanita itu dengan nada yang kesal

"Iya, maaf kak! Aku akan ganti. Nanti setelah result kita ketemu ya kak. Nanti bilang aja berapa kerugiannya", ucap Nabilah

Perempuan itu tidak menjawab apapun melainkan hanya melontarkan tatapan sinis yang melihat Nabilah dari ujung kepala sampai ujung kaki. Lalu meninggalkan Nabilah dan menghampiri laki-laki dipojok ruangan yang baru saja terbangun.

Nabilah mencoba untuk tetap santai dengan perilaku wanita itu, ia menyadari bahwa memang ini semua adalah kesalahannya.

Waktu pengumuman pun tiba. Setelah masuk ke 'ruang kematian' yang ditakuti semua peserta, akhirnya Nabilah keluar dengan ekspresi senang dan bahagia yang tidak bisa dijelaskan. Ditambah lagi kedua teman dekatnya ini juga lolos ke babak berikutnya. Mereka bertiga melakukan dance tiktok lagi dan lagi. Memang anak tiktok sekali.

Selesai pengumuman, Nabilah mencoba menghampiri beberapa temannya yang tidak lolos dan mencoba memberikan kata kata semangat untuk terus berkarir diluar sana. Ia juga sedih bahwa peserta semakin sedikit dan teman teman baik yang ia kenal juga harus terhenti hari ini.

Di sela sela itu ia melihat wanita tadi lagi yang saat ini sedang berada disamping laki laki yang ia lihat baru bangun tadi. Tanpa berpikir panjang, Nabilah menghampiri wanita itu.

"Halo kak, Aku boleh minta total kerugiannya? Untuk uangnya aku tf aja bisa ya ka?" tanya Nabilah

"Ehh maksudnya kerugian apa? Make up? Oh gapapa kok! Aku udah Ikhlas. Mungkin memang takdirnya disitu dan aku juga bisa beli make up lain kok! Sans aja ya!", jawab wanita itu dengan sangat sopan.

Nabilah terheran dengan watak wanita itu yang berbanding terbalik dengan yang ia temui sebelum pengumuman tadi. Nabilah berpikir mungkin saja tadi itu dia seperti itu karena sedang deg degan menunggu pengumuman.

"Serius kak? Yaampun makasih banyak ya ka! Ohya kenalin aku Nabilah!" ucap Nabilah

"Oh iya, kenalin aku Naura! Salam kenal!", ucapnya

Nabilah juga mencoba berkenalan dengan laki laki disamping Naura itu. Namun ketika ia ingin berjabat tangan, sang laki laki ini langsung pergi begitu saja. Nabilah terheran dengan apa yang terjadi, bahkan ia bertanya tanya apakah ia mengatakan dan melakukan sesuatu yang salah.

Naura pun ikut menyusul laki laki itu tanpa mengucap satu kata apapun.

Nabilah tidak mau ambil pusing, yang penting perkara make up ini sudah selesai. 


*Gimana guys? Seru ga sejauh ini?*

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang