#17 Truth or Dare

1.3K 143 5
                                    

...

Pagi ini semua peserta sudah berkumpul di lobi hotel. Mereka sedang menunggu bus mini yang belum kunjung datang. Agenda para peserta hari ini adalah melakukan GR untuk persiapan spekta 3 besok hari.

Setelah 20 menit menunggu, akhirnya bus mini yang ditunggu-tunggu datang juga. Mereka akan segera berangkat menuju gedung anex. Saat masuk ke dalam bis, Nabilah kedapatan duduk disamping Paul dan Naura.

"Kak Paul, lihat deh ini bintang nya warna merah", ucap Nabilah sambil menunjuk hp yang menampilkan gambar bintang merah yang ia dapatkannya di pinterest

"Ah iya, ini berarti suhunya lagi dingin, maka pada akhirnya bintang ini mengarah ke spektrum merah", jelas Paul

"Ohh gitu ya!", ucap Nabilah yang paham dengan apa yang dijelaskan oleh Paul

Naura melihat pemandangan yang tidak biasanya diantara kedua orang ini. Mengapa mereka membicarakan topik yang tidak biasanya. Mendengar mereka membahas terkait bintang, membuatnya berpikir apakah dua orang ini sering berbicara tanpa sepengetahuannya.

"Paul, dobie sakit, kamu tau gak?", ucap Naura

"Oh iya, sakit apa?", tanya Paul balik

"Gak tau, kayanya karena virus deh!", jelas Naura

Keduanya saat ini sedang sibuk membicarakan dobie, anjing peliharaan Naura. Nabilah hanya mendengar percakapan keduanya. Ia memutuskan untuk tidak ikut nimbrung, karena ia juga tidak paham persoalan atau yang berhubungan dengan anjing peliharaan.

Akhirnya mereka sudah tiba di gedung anex. Peserta yang dapat giliran GR duluan langsung menuju studio, sedangkan yang belum mendapatkan giliran mereka biasanya menunggu di ruang make up.

Hari ini Anggis dan Nabilah harus terpisah, karena Anggis mendapatkan giliran duluan dibanding Nabilah.

"Kak Anggis, nanti kalau udah selesai kabari ya, aku tunggu di ruang make up", jelas Nabilah

"Oke nab. Doain ya semoga GR aku lancar, aamiin", ucap Anggis

Nabilah langsung menuju ruang make up. Ia memanfaatkan waktu ini untuk latihan dan menghafal lirik, agar nantinya ketika GR ia sudah dalam keadaan ready dan tidak melakukan banyak kesalahan.

Sekitar pukul 10 pagi, kakak kru yang bertugas tiba-tiba masuk ke ruang make up.

"Guys, main game yuk!", ajak kru

"Game apa kak?", tanya Novia

"Truth or Dare kayanya seru!", jawab kru

"Boleh kak, ini ada botol untuk mainnya", ucap Salma

Akhirnya peserta yang tersisa yakni Edo, Paul, Nabilah, Salma, Novia dan Naura mulai membentuk lingkaran yang diikuti juga oleh kakak kru

"Oke, aku putar ya", ucap kakak kru yang mulai memutar botol aqua yang sudah berada di tengah mereka

Ternyata botol aqua pertama menunjuk ke arah Naura.

"Oke Naura, truth or dare?", tanya kru

"Hmm, truth aja deh!", jawab Naura

Kakak kru mengambil kartu truth yang berada tepat di samping botol aqua.

"Jika bisa menghilangkan satu orang disini, siapa yang ingin kamu hilangkan, dan kenapa", ucap kru yang membacakan isi kartu truth tersebut

"Kau pasti mau hilangkan aku kan Nau", ucap Edo

"Enggak, pasti aku yang mau dihilangkan sama Naura, karena dia selalu bilang aku judes", ucap Novia

"Nabilah! Karena ya aku mau hilangin aja! Enggak ada alasan khusus", ucap Naura

Semua kaget. Setau mereka Naura sangat jarang berinteraksi dengan Nabilah. Jadi sudah pasti tidak ada masalah atau hal apapun yang terjadi di antara mereka.

"Wahhh", ucap Salma

Nabilah hanya tersenyum. Memang Nabilah sangat polos, ia tidak menganggap apa-apa jawaban Naura tersebut, karena ia kira ini hanya game saja.

"Oke kita lanjut!", ucap kru

Putaran botol kedua mengarah kepada Salma

"Aku dare kak!", jawab Salma sebelum ditanya

"Peragain gaya monyet makan pisang", ucap kakak kru membaca kartu dare yang dipilih Salma

Semuanya berteriak dan mulai menyoraki Salma. Tanpa berlama-lama, Salma langsung memperagakan gaya monyet makan pisang. Semua tertawa dan ngakak melihat tingkah Salma yang diluar nurul.

Setelah itu, kakak kru langsung memutar putaran botol yang ketiga. Kali ini botol mengarah pada Nabilah

"Aku truth aja kak, gak berani aku niruin gaya monyet kayak Kak Salma tadi, haha", ucap Nabilah sambil tertawa

"Oke. Truthnya adalah apakah ada orang yang kamu sukai diantara orang-orang yang berada disini sekarang?", ucap kakak kru

Semua terdiam. Ini pertanyaan yang seru dan menegangkan juga sebenarnya. Apalagi kalau Nabilah menjawab iya.

"Hmm, engga ada sih", jawab Nabilah singkat

"Ahh yang bener deh Nab, ayo dong jujur aja! Kan gak disuruh sebutin nama", goda Salma

"Kalau dia jawab iya, berarti antara Edo dan Paul. Kalau Edo gak mungkin, berarti kalau Nabilah jawab iya, berarti orangnya Paul dong haha", jelas Novia

"Haha, engga kok! Engga ada yang aku sukai disini", jelas Nabilah

Naura menatap Nabilah cukup lama. Ia hanya ingin memastikan apakah Nabilah jujur dengan jawabannya. Tapi dilihat-lihat memang sepertinya apa yang dikatakan Nabilah benar, ia tidak menyukai siapapun di antara orang ini.

"Syukurlah", tutur Naura dalam hati

"Oke kita lanjut!", ucap kakak kru

Botol keempat mengarah kepada Paul

"Paul, kamu truth or dare?", tanya kru

"Truth kak", jawab Paul

"Oke, pertanyaanya adalah jika kamu bisa memilih satu lawan jenis disini untuk diajak ke Mars, siapa yang akan kamu pilih? Dan jelaskan alasannya kenapa", ucap kru

"Nah loh! Lawan jenis ya Paul, jangan pula kau pilih Edo! Walaupun memang agak membingungkan Edo ni laki-laki atau perempuan, haha!", ejek Novia

Paul cukup lama terdiam

"Hmm, Nabilah. Alasannya karena aku merasa satu frekuensi aja, jadi mungkin bakal lebih nyambung untuk jadi teman ngobrol disana", jawab Paul

Semuanya terkejut. Pasalnya, selama ini Paul dekat dan bahkan sering bersama Naura. Semua berpikir bahwa Naura akan menjadi orang yang dipilih Paul ke mars.

"Waduh waduh waduh, takuttt!", ucap Edo

Naura hanya berwajah datar. Sedangkan Nabilah hanya mengangguk, tanda bahwa ia paham mengapa Paul memilihnya, walaupun ia tidak enak dengan Naura, tapi ia kembali coba berpikir ini hanya game. Lagipula jika memilih Naura, mungkin Paul takut hubungan mereka ketahuan, secara mereka sedang backstreet, begitu pikir Nabilah

"Oke, next ya!", ucap kakak kru
Permainan pun dilanjutkan sampai tiba waktu makan siang. 

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang