#24 Biarkan Rasa Itu Mengalir dengan Semestinya

1.3K 164 8
                                    

Setelah kurang lebih menempuh perjalanan selama satu jam, akhirnya mereka sampai.

Paul langsung menghampiri keluarganya disusul Nabilah.

Setelah berbincang cukup lama terkait dengan kondisi saudaranya yang meninggal. Akhirnya Paul mengenalkan Nabilah ke keluarganya.

"Ini Nabilah tante, salah satu teman aku di Idol. Kebetulan kami free hari ini. Jadi dia juga ikutan kesini!", jelas Paul kepada tantenya.

"Oh iya, Nabilah ya. Salam kenal! Panggil aja Tante Uti ya! Hehe. Cantik ya kamu! Asal kamu darimana Nabilah?", tanya Tante Uti

"Aku dari Aceh, Tante!", jawab Nabilah sambil tersenyum

"Ohh pantes ada wajah arab-arabnya gitu ya!", ujar Tante Uti

"Paul yang bener ini teman? Jangan malu-malu kalau memang sudah berpacaran! Hehe", goda Tante Uti

"Hehe, engga kok Tan, kami memang temenan", jawab Nabilah

Paul hanya diam dan memperhatikan Nabilah.

Setelah berbincang cukup lama, mereka berdua memutuskan untuk berangkat pulang.

"Tan, Paul sama Nabilah balik dulu ya! Tadi kata kakak krunya udah harus ada disana secepatnya!", ujar Paul

"Oh iya iya, maunya makan malam disini dulu kalian berdua! Tapi kalau udah disuruh seperti itu, enggak apa-apa, kalian hati-hati ya di jalan", ucap Tante Uti

Mereka berdua mengangguk paham dan segera berpamitan karena gocar yang dipesan sudah tiba.

...

"Kak Paul, aku pengen coba makanan yang dipinggir jalan itu!", ucap Nabilah sambil menunjuk kearah kumpulan pedagang kaki lima dari dalam mobil

"Kamu mau? Kita makan disitu?", tanya Paul

"Tapi gapapa kan kak?", tanya Nabilah yang sebenarnya sedikit khawatir

"Engga apa-apa sih harusnya, ini masih jam 4, kita masih punya cukup banyak waktu sebelum jam 8", ucap Paul

Wajah Nabilah langsung sumringah. Akhirnya mereka memutuskan untuk turun dan mulai mencari kuliner makanan disitu.

Nabilah memilih untuk makan nasi uduk pecel lele, Paul juga ikut memesan yang sama.

"Kak Paul, Kak Naura tau kalau kita berdua pergi hari ini?", tanya Nabilah ketika mereka sedang menunggu makanan yang dipesan datang.

"Enggak. Kenapa dia harus tau?", tanya Paul bingung

"Iya kan, takutnya pas dilihat kita berdua engga ada di hotel, takutnya Kak Naura mikir yang macam-macam, kak!", jelas Nabilah

Paul terlihat semakin bingung. Pikiran macam-macam apa yang dimaksud Nabilah.

"Maksud kamu Nab?", tanya Paul

"Takutnya dikira kita ada hubungan kak!", ucap Nabilah dengan polosnya

Paul langsung mengerti arah pembicaraanya kemana.

"Oh haha! Jangan bilang kamu pikir aku dan Naura pacaran?", tanya Paul

"Iya aku mikirnya gitu! Emang kalian gak pacaran?", tanya Nabilah

"Haha, Engga! Kenapa kamu bisa mikir gitu?", tanya Paul

"Iya karena kalian emang kelihatan kayak pacaran! Selalu bareng terus!", jawab Nabilah

"Iya kalau bareng terus belum tentu pacaran kali Nab! Aku sama Naura temenan kok!", ucap Paul

Nabilah hanya mengangguk. Ternyata perkiraannya selama ini salah.

"Kamu sendiri?", tanya Paul

"Hah? Aku sendiri?", tanya Nabilah bingung

"Iya, kamu sendiri udah punya pacar?", tanya Paul

Sebenarnya agak aneh bagi Paul bertanya tentang ini. Tapi momennya sepertinya pas karena mereka berdua sedang membahas hal ini.

"Oh aku belum! Aku engga punya pacar!", jawab Nabilah

Paul hanya mengangguk. Mukanya terlihat datar, tapi sebenarnya ia sangat senang mendengar jawaban Nabilah barusan.

"Kak Paul! Hmm, kalau gak keberatan, aku mau ngomong sesuatu!", ucap Nabilah yang terlihat agak sedikit resah

"Ngomong apa Nab?", tanya Paul heran

"Ada anak idol juga yang suka sama kakak! Sebenarnya dia mau confess, tapi katanya tunggu waktu yang tepat", ucap Nabilah dengan nada khawatir

"Suka sama aku? Siapa?", tanya Paul

Nabilah terdiam cukup lama. Sebenarnya ia agak takut jika tindakannya ini salah. Tapi ia sangat ingin membantu temannya itu.

"Syarla, Kak Paul!", ucap Nabilah

Paul tidak merespon apapun. Ia hanya terdiam.

"Kak Paul jangan bilang ke Syarla ya! Aku mau bilang ini karena aku pengen tau respon Kak Paul gimana. Kalau emang kira kira ada lampu hijau, aku bakalan support Syarla. Tapi kalau engga, aku bakalan cari jalan biar dia gak ngungkapin perasaannya ke kakak! Biar dia gak sedih!", ucap Nabilah

"Nab, mungkin aku langsung to the point aja ya. Aku appreciate her feeling yang suka sama aku. Tapi untuk saat ini aku belum ada rasa apapun sama dia", jawab Paul

Paul tidak menyangka, ternyata pertanyaan Syarla semalam itu berkaitan dengan dirinya.

"Oke kak! Makasih udah jawab. Sekarang aku tau apa yang harus aku lakukan!", ucap Nabilah

Paul terdiam dan hanya mengangguk.

"Kak Paul gak usah merasa bersalah! Memang perasaan itu enggak bisa dipaksakan kak! Dulu aku juga pernah suka sama orang pas SMP. Orang itu ternyata gak suka sama aku. Waktu itu aku cukup sedih. Aku gak ngungkapin ke dia karena emang gak ada niat untuk pacaran, cuma temen ku yang coba tanya tanya tentang perasaanya ke aku.  Ternyata dia gak ada rasa sama sekali ke aku. Miris sih! Apalagi aku memang bukan tipe yang suka mikir tentang hubungan romantis atau suka-suka gitu. Aku juga jarang suka sama orang. Tapi aku bisa suka sama dia sedalam itu. Dari situ aku belajar, perasaan manusia memang gak bisa dipaksa. Biar dia mengalir sebagaimana mestinya", jelas Nabilah

Nabilah tidak ingin Paul merasa bersalah karena ini.

"Sekarang, kalau kamu suka sama orang, kamu bakalan ngungkapin langsung?", tanya Paul

"Hmm, tergantung sih, kalau udah suka berat banget nih haha, aku kayanya bakalan ngungkapin deh!", jawab Nabilah

Paul menatap heran Nabilah.

"Haha, engga deh! Aku bukan tipikal yang mau mengungkapkan duluan. Kalau suka, biasanya aku pendam aja", sambung Nabilah

"Kalau ada orang yang suka sama kamu? Kamu bakalan terima atau tolak?", tanya Paul sambil menyantap nasi uduk yang baru saja datang

"Hmm, tergantung sih! Kalau aku suka ia aku terima, kalau enggak, ia gak aku terima. Tapi kayanya engga ada yang suka sama aku deh! Tipikal pendiam dan pemalu kayak aku jarang disukai sama orang sih biasanya", jelas Nabilah

Paul tidak merespon apapun. Ia hanya bertanya-tanya mengapa Nabilah bisa berpikir seperti itu. Apa dia tidak sadar, di Idol saja sudah beberapa orang yang mencoba mendekati dirinya. Contohnya? Seperti Rony. Dan mungkin saat ini juga termasuk dirinya. 

...

(*Kira-kira Paul udah bener-bener suka sama Nabilah atau cuma sebatas kagum ya? Menurut kalian gimana? Ayo bantu Paul untuk  cari tau tentang itu!*)

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang