"Kak Anggis, udah jam 8, ayoo turun!!", seru Nabilah
"Apa? Jam 8?", tanya Anggis memastikan
Keduanya langsung buru-buru siap siap untuk turun ke bawah.
Setelah berenang tadi pagi, keduanya sama sama tertidur pulas. Tidak terasa ternyata mereka sudah tertidur cukup lama hingga jam 8 malam.
"Kak, gimana kalau makanannya udah habis?", tanya Nabilah sembari menekan tombol lift
"Iya gimana bil, kita udah telat! Tapi semoga aja engga, Aamiin", jawab Anggis
Sampai ke ruang makan, mereka melihat kondisi yang ramai. Biasanya tidak seramai dan sepenuh ini. Ternyata memang sedang ada acara pemerintahan sore tadi yang diadakan di hotel ini.
Tanpa basa-basi mereka langsung menuju spot favorit masing-masing untuk mengambil makanan. Untungnya masih banyak makanan yang tersedia. Mungkin karena ada acara juga malam ini.
Setelah mengambil beberapa makanan, keduanya bertemu di tengah-tengah dan mulai mencari meja kosong. Ternyata tidak ada meja yang kosong. Semuanya sudah terisi penuh. Keduanya memutuskan untuk mencari keluar, biasanya meja dekat kolam renang jarang ada yang duduk.
Tapi hasilnya lagi-lagi nihil.
"Nabilah Anggis!", seru seseorang
Mereka berdua kompak melihat ke arah asal suara. Ternyata suara Naura yang memanggil mereka.
"Kalian gak dapat kursi ya? Gabung aja sama kita", ajak Naura
Iya, memang ada dua kursi kosong di meja yang ditempati oleh Naura yang saat ini sedang makan berdua sama Paul
"Oh boleh Nau", jawab Anggis cepat
Nabilah sebenarnya merasa tidak enak jika lagi dan lagi harus menganggu dua orang ini. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin juga jika harus makan di lantai atau menunggu orang lain pindah juga tidak menentu.
Semuanya khusyuk dengan makanan masing-masing.
"Paul, kamu harus banyak makan sayur! Ini gorengan aku sita ya! Nanti batuk kamu gak sembuh-sembuh tau!", ucap Naura yang akhirnya memecahkan keheningan itu.
Paul hanya terdiam dan tidak merespon apapun.
"Ini minum air jahe yang udah aku ambilin tadi! Ini bagus untuk tenggorokan kamu!", seru Naura lagi
Paul langsung meminum air yang sudah disodorkan Naura dengan tangan kanannya.
Anggis dan Nabilah sempat saling menatap, sebelum akhirnya kembali fokus dengan makanannya. Sepertinya mereka berdua sedang berfikir hal yang sama. Tapi tidak tau juga, bisa saja apa yang dipikirkan Anggis berbeda dengan apa yang dipikirkan Nabilah saat ini.
"Nab, btw sekarang kamu lagi dekat dengan Rony ya?", tanya Naura tiba-tiba
Ini membuat Nabilah terkejut dan hampir saja tersedak.
"Dekat? Maksudnya kak?", tanya Nabilah kembali untuk memastikan dekat apa yang dimaksud oleh Naura
"Iya dekat, hmm PDKT gitu? Iya ga sih? Soalnya aku sering lihat kamu akhir-akhir ini sama Rony sering bareng", tanya Naura dengan nada menggoda
Tanpa disadari Paul, ia ternyata mulai mendengar dan menyimak topik pembicaraan walaupun dengan gayanya yang cool dan terlihat seolah sedang sibuk menikmati makanannya.
"oh engga kok ka, kita temenan aja. Kebetulan akhir-akhir ini memang kita sering dapat jadwal GR dan tampil yang berurutan, jadi sering ketemu dan ngobrol", jelas Nabilah
KAMU SEDANG MEMBACA
If We Never Met
Teen Fiction"Jika kita tidak pernah bertemu, apa yang akan terjadi?" -- Nabilah & Paul "Apakah aku akan setegar dan sekuat ini?" -- Paul "Apakah aku akan sebahagia ini?" -- Nabilah "Jika bukan kamu, akankah semua ini berakhir seperti ini?" -- Nabilah & Paul