#23 Nemenin Paul?

1.5K 170 3
                                    

Malam ini Paul termenung di balkon teras, tempat yang biasa memang sering dijadikannya sebagai tempat untuk termenung. Tatapannya saat ini mengarah ke taman kota, tetapi tidak dengan pikirannya. Ia berpikir tentang perasaannya yang mulai berbeda terhadap Nabilah.

Sejak terakhir kali berinteraksi dengan gadis itu di studio kemarin, ada rasa kenyamanan bercampur dengan kagum dan suka yang mulai dirasakan oleh Paul. Ia selalu mencoba menepis hal itu karena hanya ingin fokus dengan kompetisi dan membanggakan orang tuanya, begitu pikirnya.

Tetapi tepisannya kali ini gagal, wajah gadis itu selalu muncul di kepalanya.

Ia juga tidak tahu harus bagaimana selanjutnya. Apakah memendam perasaan ini, membiarkan rasa ini hilang secara perlahan, atau mengungkapkannya. Maklum, Paul bukanlah tipe pria yang sering terlibat dalam hubungan romansa. Banyak wanita yang mengejarnya, tetapi tak pernah dihiraukan. Pernah juga di SMA ia menyukai seorang wanita, tetapi wanita tersebut justru suka dengan temannya. Sejak saat itu, ia mulai tidak mau mempusatkan fokusnya terhadap hubungan romansa.

"Kak Paul!", panggil seorang wanita seolah-olah ingin mengejutkan Paul

Paul langsung tersadar dari lamunan yang cukup lama itu, jujur ia terkejut

"Kak Paul terkejut? Haha padahal aku cuma becanda aja! Hihi!", ucap gadis itu

"Ada apa Syar?", tanya Paul.

Ia gadis itu adalah Syarla. Akhir akhir ini ia sering memperhatikan Paul sering duduk di balkon jam 10 malam. Akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri pria ini.

"Aku boleh duduk disini gak kak?", tanya Syarla

Paul hanya mengangguk. Tidak mungkin juga ia menolak, karena balkon itu bukan miliknya seorang. Walaupun ia adalah pelanggan tetap disitu.

"Kak Paul lagi apa?", tanya Syarla yang ingin mencoba memulai percakapan

"Hmm, gak ada, duduk aja!", jawab Paul

"Kak Paul, aku boleh tanya sesuatu gak? Sebenarnya lebih ke ingin menanyakan pendapat Kak Paul aja sih!", tanya Syarla

Paul kembali hanya mengangguk

"Jadi ada temen aku, dia suka sama seseorang, dia bingung dia harus menyatakan perasaan itu atau enggak! Kira-kira kalau menurut Kak Paul, temenku ini harus menyatakan atau memendam aja? Btw, dia ini udah bener-bener suka sama gadis ini!", jelas Syarla

Sebenarnya tidak ada teman Syarla yang seperti itu! Itu adalah pertanyaanya sendiri. Ia ingin tahu, Paul ini tipe yang seperti apa.

Paul sebenarnya sedikit terkejut. Hal itulah yang sedari tadi ia pikirkan. Ternyata pertanyaan Syarla juga tentang hal itu. Ia juga bingung ingin menjawab seperti apa.

"Hmm, Nyatain aja! Kalau diterima syukur, kalau ditolak, ia setidaknya udah mengungkapkan. Gak ada ruginya juga!", jawab Paul

Paul juga bingung kenapa tiba tiba ia bisa menjawab pertanyaan Syarla seperti itu.

"Tapi kak, temen aku ini cewek! Kira kira aneh gak ya kalau dia yang duluan mengungkapkan? Kira-kira laki-lakinya itu bakalan ilfeel gak sih?", tanya Syarla lagi

"Hmm, gak sih! Siapa yang punya perasaan duluan, ia tinggal bilang aja. Gak ada aturan juga kalau harus laki-laki yang mengungkapkan duluan. Mungkin ia biasanya laki laki yang duluan ambil tindakan, tapi gak ada larangan juga kalau perempuan ingin mengungkapkan duluan. Terus, ilfeel atau engganya, mungkin tergantung laki-lakinya juga. Ada yang ilfeel maybe, ada juga yang engga.", jelas Paul

"Kalau Kak Paul, tipe yang ilfeel atau engga?", tanya Syarla

Paul sedikit shock, mengapa tiba-tiba pertanyaanya mengarah ke dia

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang