#15 Kelas Melukis

1.2K 118 7
                                    


Malam ini, di babak Spekta 2 ini, Rosalina menjadi peserta yang harus tereliminasi dan pulang. Sontak hal ini membuat Nabilah dan Anggis kembali bersedih. Rosalina sudah dianggap seperti kakak tertua di Idol XII ini. Sifat dan pemikirannya yang sangat dewasa, membuat banyak anak idol nyaman berada di dekatnya.

Bagi Nabilah dan Anggis, Rosalina sangat berjasa bagi mereka. Selama ini, mereka banyak diajarkan teknik-teknik baru olehnya, tidak hanya itu, terkadang Rosalina yang membangunkan dua anak ini ketika keduanya molor dan hampir saja terlambat, dan masih banyak yang lainnya.

Pagi sebelum Rosalina harus meninggalkan hotel, mereka sarapan bersama. Disana juga ada Syarla, Novia dan Salma. Rosalina memberikan beberapa petuah kepada anak-anak ini, yang diharapkan dapat membuat mereka terus bersemangat selama kompetisi ini.

"Kak, kenapa sih kakak harus pulang duluan?", tanya Syarla sambil menangis

"Udah jalannya begitu dek! Memang langkah kakak di idol sudah ditentukan seperti ini", jawab Rosalina

"Kak, jangan lupain kita. Kalau kita telfon sebentar-bentar jangan bosan ya!", seru Nabilah

"Iya kak! Jangan pula nanti susah dihubungin! Aku tau kakak pasti bakalan sibuk. Tapi tetap jadiin kita prioritas ya kak", tambah Novia

Percakapan berlanjut di antara anak-anak ini. Selesai makan, mereka membantu Rosalina membereskan barangnya dan membantunya membawa barang tersebut ke bawah.

Setelah itu semua kembali ke kamar untuk bersiap-siap.

Hari ini memang hari bebas, akan tetapi Idol memiliki agenda kegiatan selain yang berhubungan dengan menyanyi untuk anak-anak ini. Mereka akan mengikuti kegiatan melukis di salah satu studio di Jakarta.

Nabilah dan Anggis dari semalam sudah excited. Keduanya sama-sama suka melukis. Mereka sudah membayangkan akan melukis apa hari ini.

Semuanya sudah berkumpul di lobi hotel. Mereka hanya sedang menunggu bus mini yang biasa menjemput mereka datang.

"Omaigad Kak Paul ganteng banget tolong!", seru Syarla pelan kepada Nabilah dan Anggis

"Iya ya, aku juga baru nyadar ternyata Kak Paul seganteng itu woi", tambah Anggis

Memang hari ini Paul terlihat lebih tampan karena outfit yang dikenakannya. Biasanya hanya kaos, jaket atau sweater. Tapi hari ini ia menggunakan hoodie yang dibalut dengan kemeja serta celana jeans.

Nabilah hanya mendengar dan melihatnya saja tanpa berkomentar apapun. Menurutnya memang Paul tampan. Tapi hanya sebatas tampan saja, dia sama sekali tidak mengidolakan atau mengidam-idamkannya seperti teman-teman yang lain.

Melihat Paul yang sedang duduk sendirian sambil bermain HP di sudut lobi, Syarla berinisiatif untuk menghampirinya.

"Syar, mau apa kamu?", tanya Anggis

"Mau coba sapa kak, selama ini udah 2 bulan di karantina, masa gak pernah ngobrol santai. Aku mau coba minta no WA nya. Doain ya semoga aku bisa dapat itu", tutur Syarla

Memang Syarla anak yang ramah dan sangat ekstrovert. Dia tidak takut untuk memulai percakapan duluan dengan orang yang baru ditemuinya.

Nabilah dan Anggis mulai memperhatikan Syarla dan menunggu apakah ia berhasil mendapat WA Paul atau tidak. Memang Nabilah sudah punya WA Paul, tapi tidak mungkin ia memberikannya pada Syarla tanpa izin ke yang punya nomor terlebih dahulu.

"Halo kak Paul! Kenalin aku Syarla", sapa Syarla dengan senyuman manisnya

Padahal mereka semua sudah tahu nama masing-masing, tetapi entah mengapa Syarla masih saja memperkenalkan diri seolah olah ini baru pertama bertemu.

"Oh iya", jawab Paul singkat

"Kak Paul, hari ini udah kepikiran mau gambar apa?", tanya Syarla

"Belum", balas Paul

"Kalau aku boleh kasih saran, kayanya gambar yang bertema pemandangan alam kayanya bagus deh, bisa untuk stress relieve juga", ujar Syarla

"Oh iya", jawab Paul kembali

"Aku boleh minta nomor WA kak Paul gak?", tanya Syarla

"Hmm, Line aja, di grup idol ada id nya", jawab Paul

Syarla hanya mengangguk dan kembali ke tempat duduknya semula bersama Anggis dan Nabilah.

"Gimana Syar?", tanya Anggis

Syarla hanya menggeleng dan menceritakan bahwa ia gagal mendapatkan nomor WA nya. Paul hanya menyuruhnya untuk menambah id melalui Line. Memang ada kasta yang berbeda antara Line dan WA. WA jauh lebih privasi dan hanya untuk orang-orang terdekat saja.

Syarla juga berkata dan bersumpah ia tidak akan menyerah pada Paul begitu saja. Ia akan berusaha mengejar dan mendapatkan hatinya. Justru sikap Paul yang cuek dan dingin itu membuatnya semakin penasaran dan jatuh hati pada laki-laki ini.

Anggis hanya mengangguk pasrah mendengar itikad Syarla yang begitu kuat. Mereka hanya mendoakan semoga Syarla bisa berhasil mendapatkan hati Paul. Nabilah hanya diam, karena ia tahu bahwa saat ini sebenarnya Paul sudah punya pacar, yaitu Naura.

...

Kini mereka sudah sampai di Studio Melukis yang lumayan terkenal di Jakarta. Sudah tersedia 12 bangku yang lengkap dengan alat melukis bagi peserta Indonesian Idol ini.

Nabilah dan Anggis sudah tidak sabaran ingin melukis. Sudah dua bulan lebih mereka tidak memegang kuas dan canvas, dan takutnya agak tremor untuk memegang benda ini lagi.

Nabilah sudah mulai mencoret-coret di atas kertas aquarel yang sudah disediakan. Disamping kanannya Anggis masih melihat lihat palette colour yang ingin digunakan. Sedangkan di samping kirinya, Paul masih melihat referensi di internet. Beberapa lainnya juga sudah ada yang mulai melukis.

Nabilah berencana melukis suasana pantai dengan ombak tinggi di malam hari. Alasannya karena ia suka pantai dan menurutnya justru keindahan pantai di malam hari tidak kalah indahnya dengan suasana ketika sunset. Apalagi pada malam bulan purnama, keindahannya semakin tampak dan jelas.

"Nabilah, aku kehabisan warna putih, aku boleh minta punya kamu?", tanya Paul

"Ohh boleh kak! Ini!", jawab Nabilah sambil menyerahkan cat air warna putihnya pada Paul

Sembari itu, ia melihat lukisannya Paul. Laki-laki itu menggambar suasana langit yang biasanya kita lihat dari jendela pesawat. Sangat indah, tutur Nabilah dalam hatinya.

"Indah banget kak gambarnya!", puji Nabilah

"Makasih", jawab Paul singkat dan kembali melanjutkan lukisannya.

Nabilah kembali melanjutkan lukisannya.

Setelah semua selesai, tutor atau instruktur yang mengawasi kelas Lukis hari itu, meminta semua peserta untuk maju ke depan dan menjelaskan maksud dari lukisannya.

"Waduh, aku cuma ngelukis aja lagi, gak tau maksud lukisannya apa", tutur Edo pada dirinya sendiri

Satu per satu peserta maju kedepan dan mulai menjelaskan lukisannya masing-masing. Cerita mereka sunggulah beragam, ada Syarla yang melukis kerbau masuk sungai karena menurutnya itu lucu. Edo yang melukis Ultramen, karena hal itu mengingatkannya pada masa kecil. Novia yang melukis gambar babi kesayangannya yang Bernama Puno alias Punya Novia dan cerita lainnya.

Saat ini giliran Nabilah yang maju kedepan.

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang