#27 Latihan Vocal

1.2K 169 6
                                    

Melihat wajah Nabilah yang sumringah setelah kembali dari taman, membuat Anggis semakin curiga dengan gadis ini.

"Nab! Kenapa kamu kelihatannya seneng banget? Habis ngapain kamu di taman?", tanya Anggis

"Hah? Siapa yang sumringah? Gak ah biasa aja!", ucap Nabilah

"Ahh bohong muluu perasaan", tutur Anggis

Nabilah mengeluarkan HP nya dan mengirimkan pesan teks kepada Paul yang berisikan ucapan terimakasih. Jujur ia sangat happy pagi ini! Padahal kalau dipikir-pikir hanya makan ice cream biasa. Tapi mengapa dia bisa happy banget seperti ini?

"Nab lu napaa Nab! Istighfar Nab", ucapnya dalam batin

"Nab, aku baru aja balikan dengan mantan aku", ucap Anggis tiba-tiba

Nabilah langsung mengubah posisinya ke arah Anggis dan meletakkan HPnya.

"Balikan? Kok bisa?", tanya Nabilah kaget. Pasalnya baru 3 minggu yang lalu ia bercerita bahwa ia kecewa dengan pacarnya yang sepertinya sudah tidak memperdulikannya lagi

"Iya, kita sama-sama paham, kalau LDR itu emang sulit dan kita berdua sama sama sibuk. Dari masalah kemarin, kita berdua sepakat untuk saling memahami dan tidak menuntut satu sama lain", jelas Anggis

Nabilah hanya mengangguk. Ia tidak melarang Anggis untuk balikan dengan mantannya. Karena memang mantannya adalah orang yang baik. Masalah kemarin hanyalah masalah yang ada karena mereka LDR dan tidak terbiasa untuk jauh satu sama lain.

"Baguslah gitu kak! Semoga kalian bisa terus saling memahami. Aku doain semoga kalian berdua langgeng, Aamiin", ucap Nabilah sambil tersenyum

'Aamiin!", jawab Anggis

"I'm happy if you happy kak! So, as long as u are happy dengan keputusan kamu saat ini, aku juga happy.", ucap Nabilah

"kenapa kamu lebih sweet dari pacar aku sih Nab? Kamu mau jadi pacar gelap aku gak?", ucap Anggis dengan nada menggoda

"Ihh apa sih kak! Amit amit! Aku masih normal ya kak!", ucap Nabilah

"Ohh iya kamu gak mau sama aku karena kamu udah ada pacar kan!", ujar Anggis yang lagi dan lagi menggoda Nabilah

"Ihh apaan sih! Aku mau tidur dulu byee!", ucap Nabilah

Kali ini ia bisa tidur dengan tenang, karena ada Anggis yang akan membangunkannya nanti.

...

"Nab, ayo bangun! Yang lain udah pada tunggu di bawah", ucap Anggis

"Iya kak!", balas Nabilah

Ia berusaha sekuat tenaga untuk melawan kantuknya. Entah mengapa, akhir-akhir ini ia selalu mengantuk. Apa ia harus check up ke dokter? Begitu pikirnya.

Kini keduanya sudah turun ke bawah. Mata Nabilah langsung bertabrakan dengan mata Paul yang sedang berada di pojok ruangan. Ia dengan sigap membuang wajahnya ke sembarang arah agar tidak melihat Paul. Kejadian tadi pagi di taman benar-benar membuatnya salting.

"Belum sampe ya mobilnya?", tanya Anggis ke Syarla

"Belum kak! Mungkin 10 menitan lagi", jawab Syarla sembari memainkan HP nya.

"Nab duduk disitu yuk!", tunjuk Anggis ke pojok ruangan

"Kenapa harus disitu kak?", tanya Nabilah

"Nab, masa kamu lupa itu spot favorit kita karena dekat dengan AC lobi?", tanya Anggis heran

Nabilah benar-benar lupa akan hal itu. Ia kira Anggis ingin menggodanya lagi, karena Paul juga duduk disitu.

"Yaampun Nab, kamu kenapa lagi Nab?", ucapnya dalam hati

Mereka langsung duduk di pojok ruangan. Posisinya, Anggis berada di sebelah kanan Nabilah dan disebelah kiri nya ada Paul.

Anggis langsung mengeluarkan HP nya. Sepertinya ia sedang telponan dengan pacarnya. Paul juga sama, ia sibuk dengan HP nya. Nabilah kembali mengantuk karena keheningan ini. Ia juga ingin memainkan HP nya, tapi ia tidak tau harus buka apa. Tidak ada yang chat juga. Akhirnya ia memutuskan untuk menutup mata sebentar.

Ternyata Nabilah benar-benar tertidur. Ia menyandarkan kepalanya di sofa. Tanpa ia sadari, kepalanya sudah miring ke kiri dan akhirnya jatuh ke Pundak Paul.

Paul kaget melihat kepala Nabilah yang sudah berada di pundaknya. Ia tidak tahu harus apa dan hanya membiarkan kepala Nabilah berada di pundaknya.

Jantungnya sudah berdetak dengan sangat cepat, apalagi posisi wajah Nabilah sangat dekat dengan wajahnya, tapi ia coba alihkan dengan bermain HP.

Anggis yang baru saja selesai telponan, shock melihat posisi Nabilah yang menyender di bahu Paul sambil tertidur.

Tapi ia memilih untuk pura-pura tidak tahu. Ia diam-diam sempat memotret juga, untuk ditunjukkannya pada Nabilah. Ia sudah tidak sabar menggoda sahabatnya ini.

Setelah kurang lebih 10 menit menunggu, akhirnya mobil yang ditunggu-tunggu tiba juga.

"Nab, bangun Nab! Mobilnya udah nyampe!", panggil Anggis

Paul hanya melihat saja.

Beberapa detik kemudian, Nabilah akhirnya bangun juga. Namun ia ternyata tidak sadar sudah 10 menit lebih ia tertidur pulas di Pundak Paul.

Setelah itu, mereka semua masuk ke dalam mobil untuk berangkat ke studio RCTI.

...

Sampai di studio, mereka langsung menuju ruang yang biasa digunakan untuk latihan vocal.

Disana sudah ada coach Meltho yang menunggu.

Oh iya, jika ada yang bertanya-tanya siapa yang keluar di babak sebelumnya, jawabannya adalah Rahman. Sekarang mereka tinggal 10 orang.

"Makin kerasa ya sepinya. Padahal kalian masih 10. Gak kebayang kalau nanti udah tinggal 5, 4 sampe akhirnya cuma tersisa 2 orang", ucap Coach Meltho

Semuanya mengangguk setuju. Yang awalnya karantina sampai 50 orang lebih, sekarang hanya tersisa 10 orang. Selain karena pressure semakin tinggi, situasi yang membosankan juga menjadi hal yang tidak disukai mereka.

"Oh ya dengar-dengar, abis spekta 5 nanti, bakalan ada sesautu yang seru! Jadi ayo semangat latihan!", ucap Coach Meltho yang berusah memberi semangat kepada mereka.

Semuanya bertanya-tanya apakah itu. Ada yang menerka bahwa itu liburan ke luar daerah, kelas melukis sesi 2, dan terkaan lainnya. Yang pasti, itu bukan izin untuk pulang ke rumah.

...

Setelah latihan vocal, semua peserta mulai berpencar ke berbagai tempat di studio. Nabilah memilih untuk duduk di ruang koreo karena tidak ada orang. Ia berlatih dan terus menghafal lirik lagu untuk performance senin nanti.

Paul sedang berada di ruang make up bersama teman laki-laki yang lain. Mereka melakukan jamming bersama. Ia secara tidak sengaja mendengar percakapan antara Rony dan Diman.

"Ron! Gimana? Berhasil gak kemarin?", tanya Diman

"Engga Dim! Nabilah gak jadi temuin gue malam itu karena katanya dipanggil kakak kru!", jawab Rony

"Yahh, hilang lagi kesempatannya. Udah dua kali gagal Ron!", ucap Diman

"Iya. Gue bakal coba sekali lagi Dim! Semoga yang ketiga ini berhasil!", ucap Rony

"Iya bro! Gue doain semoga kali ini berhasil. Semoga Nabilah bisa nerima lu Ron!", ucap Diman

Paul langsung paham arah pembicaraan mereka kemana. Ia baru tahu bahwa Rony sudah dua kali merencanakan untuk menyatakan perasaan terhadap Nabilah. Ia kira Rony hanya sebatas kagum saja.

Jujur, Paul sedikit takut, ia berpikir dan membayangkan bagaimana jika Nabilah menerima Rony dan akhirnya mereka berpacaran. Apalagi, ia tidak tahu pasti bagaimana perasaan Nabilah terhadap dirinya.

Tapi ia juga belum ingin mengungkapkan perasaanya saat ini. Ia tidak ingin jika alasan ia mengungkapkan perasaan hanya karena ia takut kalah saing dan kalah cepat dibanding Rony. Perasaanya tidak se sepele itu. 

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang