#22 It's Okey to Not Be Okay

1.3K 150 7
                                    

Paul merasa sangat sedih malam ini karena penampilannya yang mendapat komentar negatif dari para juri. Ia merasa gagal karena tidak bisa menampilkan yang terbaik.

Komentar juri dan tatapan para audiens serta kekecewaan yang ia pikir dirasakan oleh pendukungnya terus bermunculan di kepalanya. Ia merasa sangat gagal. Apalagi komentar negatif netizen terhadapnya.

Setelah performance nya tadi, ia langsung keluar dari studio dan mencari tempat sepi disekitaran studio. Ia membutuhkan alam, hanya alam yang benar-benar bisa membuatnya tenang, begitu pikir Paul.

Saat ini ia sedang duduk di tempat yang agak sedikit pojok, sepi dan gelap. Memang tujuan Paul agar posisinya tidak diketahui orang. Ia ingin sendiri dan meratapi itu semua. Untungnya ia tampil kedua dari 13 peserta malam ini, jadi ia masih ada waktu untuk merenungkan ini sebelum sesi pengumuman nanti.

"Kak Paul!", sapa seorang perempuan yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya saat ini.

"Nabilah!", ucap Paul

Perempuan itu adalah Nabilah. Tadi, Nabilah mendapat giliran ketiga, tepat setelah Paul tampil. Perempuan ini sudah tau bahwa pasti Paul sedang sangat down saat ini. Setelah mencari ke berbagai tempat, akhirnya ia menemukan Paul disini.

"Maaf menganggu waktunya Kak! Kalau Kak Paul izinin aku boleh duduk disini gak?", tanya Nabilah memastikan. Ia tidak ingin jika ternyata kehadirannya justru menganggu Paul

"Hmm, boleh Nabilah!", ucap Paul dengan posisi kepala menunduk

Suara Paul terdengar seperti sedang menahan tangis. Nabilah bisa merasakan hal itu. Memang Paul terlihat cool tetapi ia juga seorang perasa dan sensitive. Nabilah paham mengapa komentar juri tadi benar-benar bisa membuatnya down.

Tiba-tiba suara tangisan mulai terdengar. Nabilah sedikit shock melihat Paul yang saat ini sedang menangis kecil. Dengan refleks, ia langsung memeluk Paul dari samping. Sembari menepuk pundaknya, untuk menenangkan Paul.

"Aku malu Nabilah! Aku malu nangis di depan kamu!", ucap Paul

"Engga apa-apa kak, its okey! Normal kok bagi manusia untuk nangis! Nangis aja kak gak usah ditahan", balas Nabilah

Tangisan Paul pun semakin pecah. Tetapi ia tetap mengontrol itu, ia takut jika orang lain mengetahuinya.

Cukup lama posisi mereka seperti itu, mungkin sekitar 5-10 menit. Nabilah tetap dalam kondisi memeluk paul sembari menepuk pundaknya. Ia berharap, ini bisa sedikit menenangkannya.

Sampai akhirnya tangisan Paul mulai terhenti, Nabilah mulai melepas pelukannya,

"Gimana? Udah agak lega kak?", tanya Nabilah dengan suara lembutnya

"Udah agak sedikit lega Nab!", jawab Paul

"Syukurlah. Kedepan, jangan ditahan lagi ya kak nangisnya! Enggak baik buat kesehatan kamu! Nangis aja! Gak ada yang larang dan gak akan buat kamu kelihatan lemah juga kok kak!", tegas Nabilah. Ia tidak mau melihat temannya menahan nangis hanya karena takut kelihatan lemah.

Paul hanya mengangguk.

Nabilah memegang tangan kanan Paul dengan kedua tangan mungilnya itu sambil menatap Paul

"Kak Paul, lihat aku!", ucap Nabilah

Paul langsung menuruti itu dan menatap ke arah Nabilah yang berada disampingnya

"Its okay to not be okay! Its okay kalau malam ini memang kamu lagi down, sedih dan mood kamu lagi dalam keadaan yang gak baik. Kamu ingat kan kak waktu aku bilang tentang kurva kebahagiaan yang kadang naik dan turun? Sekarang mungkin kurva kamu lagi turun kak! Its okay tentang hal itu. Kamu mau ekspresikan itu dengan nangis, cemberut atau marah ke dirimu juga gak apa-apa, tapi tetap ingat, jangan berlarut-larut. Bukan hal aneh atau menyedihkan mendapat komentar dari juri kayak tadi. Di idol ini memang tahapnya kita lagi belajar, sama kayak sekolah. Wajar kalau kita buat kesalahan dan mendapat kritikan. Jangan juga mikir hal-hal yang diluar kendali kamu, kayak apa yang dikatakan netizen dan komentar orang di luar sana. Sama sekali gak penting! Mereka gak tau kamu dan mereka gak tau udah sebesar apa usaha kamu untuk penampilan malam ini! Cuma kamu yang tau itu semua!", jelas Nabilah panjang lebar

Paul hanya mengangguk sambil menatap Nabilah! Sebenarnya satu sisi ia seperti ingin menangis mendengar penjelasan Nabilah barusan, di sisi lain, apa yang dikatakan Nabilah justru semakin menguatkan dirinya.

"Aku gak tau, penjelasan tadi sampai dan bisa dipahami sama kamu atau enggak kak. Itu juga berdasar dari pengalaman aku yang lalu. See, aku juga pernah merasakan apa yang kamu rasain sekarang, Kamu gak sendiri merasakan itu! Sekarang, fokus aja ke hal hal yang bisa kamu kontrol, kayak perbaikan diri, ambil kritikan tadi dan jadiin motivasi kamu untuk kedepannya lebih baik lagi! Okey kak?", tanya Nabilah memastikan

Paul kembali mengangguk. Tanpa berpikir panjang, ia langsung memeluk Nabilah.

"Makasih ya Nab! Makasih banget!", ucap Paul ketika ia memeluk Nabilah

"Sama-sama kak! I've told u before, kalau ada apa-apa jangan sungkan cerita ke aku! Aku akan selalu ada disini untuk Kak Paul!", jelas Nabilah

Akhirnya Paul dan Nabilah melepaskan pelukan mereka dan kembali masuk ke dalam studio. Paul berusaha untuk menyeka dan menghapus air matanya. Ia berusaha untuk menutupi itu, agar tidak ingin di notice orang-orang bahwa ia baru saja menangis.

"Paul, kamu darimana aja?",. tanya Naura ketika melihat Paul dan Nabilah yang baru saja kembali ke backstage

"Luar tadi! Ada keperluan!", jawab Paul singkat

"Kak, aku ke tempat Anggis dulu ya!", ucap Nabilah

Paul hanya mengangguk . Selepas kepergian Nabilah, Naura mulai bertanya kepada Paul terkait beberapa hal

"Ada keperluan apa emangnya Paul?", tanya Naura

"Tadi dipanggil kakak kru!", jawab Paul singkat. Ia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya, ia sendiri juga tidak tahu alasannya mengapa

Naura curiga bahwa Paul berbohong akan hal itu. Tapi tidak ingin ia lanjutkan, karena ia takut justru Paul akan kesal dengannya.

"Paul, terkait komentar juri tadi, kamu gapapa kan?", tanya Naura

"Engga apa-apa kok! Aman", jawab Paul

"Syukurlah. Aku khawatir sama kamu! Tadi abis kamu perform, aku cari kamu kemana-mana tapi engga ketemu! Aku takut kamu kenapa napa!", jelas Naura

"Gapapa, aku gapapa Nau! I'm okay! ", ucap Paul 

....


(*Kalau udah saling terbuka satu sama lain gini harusnya udah saling suka gak sih? Tapi kenapa mereka belum sadar ya? Ahh mungkin butuh waktu guys! Sabar ya! Kalau kata Paul, Nabila dan Mama Sri di real life, "biarkan semuanya mengalir aja! Ikut aliran aja!", gitu gak sih? Haha. Tapi jangan kelamaan juga ya Ul!*)

If We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang