Tepukan di wajahnya bersamaan kecupan-kecupan kecil mampu mengusik tidurnya, membuka kedua mata dengan berat lalu beringsut kaget karena melihat Marvel tepat di depan wajahnya. Lelaki ktu terkekeh geli, membuat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.
Pagi ini Ia menggunakan t-shirt hitam di padukan sweets pants berwarna abu-abu muda, rambutnya yang acak-acakan membuat Aurora refleks jatuh cinta untuk kesekian kalinya.
"Eumm.." Aurora menguap lalu memukul dada bidang itu pelan. "Kamu tu ngagetin tau gak, sih."
"I love waking you up, you look so gorgeous."
"Liar."
"No, i am not." bantahnya dengan cepat. "I'm not gonna lie, i love your bareface."
"Buaya dasar."
"Kamu ya, bener-bener." kata Marvel lalu menggelitiki perempuan di bawahnya itu dengan lihai membuat Aurora tertawa sampai mengeluarkan air matanya, Ia memohon ampun membuat Marvel terkekeh lalu melepaskannya. "Morning kiss, baby."
Aurora bangun lalu duduk tepat di depan Marvel seraya menyilang kedua kakinya, Ia memakai gaun tidur berwarna putih satin dengan belahan dada rendah lalu beringsut naik ke atas pangkuan Marvel dan langsung di balas melingkarkan tangan ke pinggangnya oleh Marvel.
Aurora meletakkan wajahnya di dada bidang Marvel seraya menggesekkan hidungnya. "Belom mandi tau, akunya. Bau gak?"
"Love your smells, always."
"Really?"
"Of course."
"Aku mandi dulu." dengan cepat Aurora turun dari pangkuan Marvel setelah mengecup singkat pipinya. Lelaki itu tersenyum seraya memegangi pipinya.
"Jangan lama-lama, sayang!"
"Oke sayang."
"Apa, coba ulangin kata terakhir."
"Apa ya?"
"Ih apa, Aurora."
"Cinta? baby? honey?"
"OH GODDD."
Aurora tertawa terbahak-bahak melihat kesalah tingkahan Marvel dan langsung berlari memasuki kamar mandinya sebelum Ia di terkam oleh Marvel.
"Awas aja ya kamu."
"Gak denger." teriak Aurora dari dalam membuat Marvel tersenyum.
"I hope it never ends, Ra." katanya sepelan mungkin.
The in Between
Setelah selesai mandi dan memakai tanktop berwarna cream dengan motif bunga dan hot pants putih nya, Aurora duduk di depan cermin dengan di bantu Marvel untuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan hair dryer.
"Thankyou." katanya membuat Marvel menyelipkan wajahnya di samping bahu Aurora dan langsung diberi kecupan manis di pipi mampu membuat sudut bibirnya mengembang sempurna.
Setelah selesai dengan per-skincare dan haircare nya, mereka berdua turun ke dapur untuk membuat breakfast.
Dengan tangan nakalnya yang sedari tadi tak bisa diam, Marvel mengelus perut Aurora dari belakang seraya mengecupi pipinya membuat perempuan itu melenguh. "V, ih stop. Aku gak fokus tau gara-gara kamu."
"Cuek sih, males."
Aurora membalikkan badannya lalu mengalungkan tangannya di leher Marvel seraya tersenyum manis.
Mereka mendekatkan wajah satu sama lain, menggesekkan kedua hidung dengan gemas diselai oleh tawa.Saling bertatapan, lalu tak lama bibir itu saling menyesap satu sama lain. Awalnya dengan tempo pelan, Marvel menyudahinya membuat Aurora bingung. "Tongue?" tanyanya yang tak dapat balasan dari Aurora namun dengan langsung Ia menyambar bibir Marvel membuat lelaki itu tersenyum senang.
Lidah membelit lidah, bertukar saliva, ciuman semakin dalam. Tangannya mengelus paha Aurora dengan sangat lembut kearah bokongnya yang padat. Ia meremasnya membuat perempuan itu meremang dengan bertambahnya tempo ciuman mereka.
Tak berhenti sampai disana, tangan itu mulai menyusup ke dalam tempat di titik sensitif Aurora, perempuan itu melepaskan ciuman mereka dengan mulut yang terbuka dan mata yang terpejam seakan menikmati segala sentuhan yang tengah diberikan oleh Marvel kepadanya.
Tubuhnya berbalik membelakangi Marvel dengan tak ada jarak diantara keduanya, jari itu mulai menyentuh klitorisnya membuat napasnya berderu dengan dada yang naik turun. Tangan Aurora mengelus rahang tegas itu masih dengan posisi yang sama.
Marvel melepaskan hot pants milik Aurora membuat perempuan itu terdiam sembari meneguk ludahnya susah payah. Marvel mendudukan Aurora di atas meja makan yang sedang kosong itu, Aurora memegang bahu Marvel dengan kedua tangannya dengan lemas.
Kembali dengan aksinya, Marvel menurunkan underwear Aurora lalu mendekatkan mulutnya kearah sana membuat Aurora mabuk akan sentuhan yang diberikan oleh lelaki dibawahnya ini. Wajahnya mendongak ke atas dengan mulut yang terbuka dan mata yang tertutup sembari mencengkram erat bahu Marvel.
Desahan demi desahan lolos begitu saja dari mulut cantiknya. "I wanna cum, sayang."
"Now." balas Marvel setelah menjauhkan wajahnya darisana. Ia membuka lebar kaki Aurora lalu berdiri tepat di tengahnya seraya memeluk pinggang mungil itu. "How does it taste."
Bukannya menjawab Aurora malah langsung menyambar bibir Marvel dengan cepat dan menyesapnya. "Slowly, sayang. All yours."
Marvel membuka kaosnya dengan dibantu oleh Aurora, lalu ciuman itu berlanjut sampai keduanya sama-sama telanjang. Aurora terus mendesah saat kedua tangan itu meremas dadanya dengan lembut nan sensual. Ia memeluk kepala Marvel membuat lelaki itu mulai menyesap bongkahan dada itu dengan lembut.
"It's so good, sayang."
"I know it, do it again."
Marvel buru-buru menggendong tubuh Aurora kearah sofa dan siap untuk melakukan kegiatan panas mereka kembali tetapi seketika, Marvel tersentak.
"Why?" tanya Aurora dengan parau.
"Aku gak bawa pengaman."
"Shit." umpat keduanya. "I'm horn." ujar Aurora terang-terangan mampu membuat gelak tawa dari Marvel, wajahnya memerah lalu beringsut menyembunyikan wajahnya di dada lelaki itu. Marvel mengelus punggungnya. "Me too, you don't need to shi. I'll be right back, wait for me." ujar Marvel seraya melepaskan pelukan keduanya.
Dengan terburu-buru Ia membelakangi Aurora dengan mengenakan seluruh pakaiannya. "Where do you go?" tanya Aurora dengan bingung seraya menutupi setengah tubuhnya dengan bantal.
"Supermarket, to buy sum condom. Wait for me."
Dengan lugas Ia menjawab dan tak lupa untuk mengecup kening Aurora sebelum Ia pergi membuat Aurora terkekeh mendengarnya. "I'm waiting, sayang. Cepetan."
"Aku bakal cepet sayang, tungguin!" teriaknya sebelum menutup pintu rumah dengan tergesa.
The in Between
💤 biar makin penasaran...
kata-kata buat Aurora dong
semoga setelah ini Marvel berubah ya🤝🏻 biar Aurora nya gak sakit hati mulu..see you, kapan-kapan lagi ‼️
VOTE KOMEN DONG, AYO AYO ‼️🫵🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
The in Between
JugendliteraturRomance series #2 warning(s) : harsh words, kissing scenes, skinship, violence sexuality, and mature theme. judul awal : Uncontrollable Feelings "May I kissed you?" "I just miss you, a lot." "I don't know what to do, I don't know how to describe wh...