13. He's back

1.1K 70 12
                                        

Setelah meng-upload kedekatan dirinya dengan Jayden di laman Instagram milik keduanya pada saat itu, hingga sering menghabiskan waktu bersama, walaupun masih tanpa ada hubungan yang pasti di antara keduanya.

Mungkin sudah hampir sebulan mereka dekat, dan mungkin satu bulan lebih juga Ia sudah tidak berhubungan dengan Marvel yang jauh disana. Ia, tidak terlalu memikirkan Marvel lagi sekarang, Ia seakan sudah lupa dengan semuanya, karena Jayden.

Sungguh, Jayden adalah tipe pria idaman kebanyakan perempuan mungkin. Menurut, Aurora, Jayden ini sudah tampan, baik hati, penyayang pula. Dan menurutnya Jayden tak pantas untuk disakiti. Tapi entahlah. Bahkan, dia masih sangat bingung dengan perasaannya sendiri. Aneh memang, tapi itulah kenyataannya.

Seperti tadi, hari hujan. Aurora tidak membawa kendaraan begitu juga teman-temannya. Sedangkan Jayden kebetulan membawa motor. Tapi, Jayden segera menerobos hujan, kembali kerumahnya. Hanya untuk menukar motornya dengan mobil lalu menjemput Aurora dan kedua temannya di sekolah.

Setelah mengantar kedua temannya ke rumah mereka masing-masing. Sepanjang perjalanan, Aurora memeluk tubuh Jayden, begitu pula dengan Jayden yang membalas merangkul Aurora dengan sebalah tangannya.

Jayden, tipe romantis. Ia, mengatakan apapun yang dia sukai dari Aurora.

Sedangkan, Marvel. Tidak pernah menyatakan cinta, sayang bahkan suka ke Aurora tapi sikapnya selalu membuktikan hal itu, tanpa harus Ia berkata panjang lebar.

Marvel dan Jayden memang sangat berbeda. Tapi, mereka. Mereka, mempunyai kelebihannya masing-masing di mata Aurora.

"Thank you, Jay." ucapnya saat mereka telah sampai di depan rumah Aurora. "Balik ini, lo langsung istirahat ya. Makan juga, kalo gak enak badan, bilang sama gue, okay?"

"Siap, bos. Lo juga ya, bersih-bersih, abis itu tidur. Tapi makan dulu, hujan-hujan gini enaknya makan yang anget-anget."

"Iya, bawel."

Jayden mengecup kening Aurora sebelum perempuan itu keluar dari dalam mobilnya. Aurora berdiri di teras seraya melambaikan tangannya, di balas dengan bunyi klakson lalu Jayden segera menjalankan kembali mobilnya keluar dari pekarangan rumah tersebut.

Aurora segera masuk kedalam rumahnya, dirasa Jayden telah jauh dari pandangannya. Menaiki tangga menuju kamar, membersihkan tubuhnya lalu setelah itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk kesayangannya.

Ia, mengambil ponselnya lalu mulai membuka aplikasi hijau itu untuk melihat siapa saja yang mengirimnya pesan.

Matanya hampir saja lepas, berhenti bernapas seperkian detik, saat nama Marvel pada urutan pertama, dan dengan lima bubble chat dan paling akhir pesan yang Ia kirim, sekitar tiga puluh menit yang lalu.

Jantung Aurora berdetak sangat kencang, Ia merasakan sensasi ini lagi setelah sekian lama. Pikirannya sangat kacau, sekarang. Tidak tahu harus berbuat apa. Antara mengabaikan pesan Marvel begitu saja atau membalasnya.

"Je, he's texting me again. Apa yang harus gue lakuin?" di kirimnya pesan itu kepada Jessie, yang sekiranya tak akan terlalu menghakiminya dalam hal ini.

"Wtf, are you serious? after long time, tiba-tiba dia texting you again, shit."

"Lo, bales?"

"Not yet. Ada lima chat, dan yang terakhir itu thirty minutes ago." ketiknya begitu. "Gue bales atau engga ya, menurut lo?" tanyanya.

"Honestly, I don't know. Tapi, if you want. Bales aja, it's okay to say hello again. I know, lo kangen Marvel."

Jantung Aurora berdetak kencang tak karuan, kala satu pesan kembali muncul dari Marvel.

"Thank you so much. Gue bales ya, Je."

The in Between Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang