09. Eye bags

778 60 10
                                    

Senin pagi adalah hari dimana yang mungkin bagi sebagian umat manusia adalah hari yang paling menyebalkan, dan termasuk bagi Aurora pagi ini. Tapi walaupun begitu tetap dia harus berpenampilan bagus agar tidak terlihat sekali bahwa dirinya ini habis menangis seharian kemarin.

"Good morning mom, dad." sapanya lalu mencium pipi kedua orang tuanya bergantian dan mengambil tempat duduk di  sisi ayahnya.

"Morning princess."

"Your eye bags, ews." ujar ibunya. "Are you crying? atau gak cukup tidur? i guess the first option is right."

"Yeah you're right, mom."

"Why?" kata kedua orang tuanya serempak.

"Nope. It's not a big deal, don't worries, i can handle it by myself."

"Tell me, honey. Who hurts you? i will kill him so badly, i swear." sahut ayahnya menahan kesal lalu mengusap kepala Aura dengan sayang. "Comehere." ujarnya sekali lagi seraya merentangkan kedua tangannya dan Aura masuk kedalam pelukannya.

"I'm okay."

"You are not okay, i know you."

"I love you Dad."

"Me?"

"I love you both, so much!" ujar Aura lagi lalu terkekeh dan memeluk kedua orang tuanya dengan sayang.

"Bilang kalo ada apa-apa ya princess, jangan diem aja, okay?" kata ibunya sembari mengelus kepalanya dengan lembut.

"Iya, mom."

...

"For God sake! your fuckin eye bags, Aura." ujar Jessie kaget.

"Oh my gosh! are you crying all day, yesterday? tell us Princessa Aurora." sahut Grace sembari menyipitkan matanya.

"Oh God, gue udah pake concealer setebel yang gue bisa but why, ga mommy, ga kalian, bisa notice sih." kesalnya lalu meraih kaca yang berada di tasnya.

"Marvel?"

"Again?"

Sarkas kedua temannya membuat Aurora menghembuskan nafas kasar. "You guess it right."

"So many people who love you, don't focus on the people who don't, please." ujar Jessie sambil menghampiri meja Aurora dan duduk di meja gadis itu. "Contohnya kita, your parents, right?" Jessie berujar kembali sembari mengelus punggung Aura, membuat perempuan itu mengangguk lalu tersenyum.

"Thank you so much."

"Life must go on baby, you know. Minggu ini kan kita ada house party jadi kita bakal happy happy lagi!" ujar Grace dengan semangat.

"YOU ARE RIGHT, BABE!"

"YES I KNOW." katanya seraya mengibaskan rambutnya ke belakang lalu mereka tertawa bersama.

...

Mereka berjalan berdampingan menuju kantin seraya bercanda tawa membuat para kaum adam yang melihatnya seakan terhipnotis akan kecantikan mereka, para the most wanted girl, hot girl in this school, lmao. But that's is true, yeah i'm not lying.

"Hai, cantik cantikku!" sapa Karrel, Derek, dan Abi dengan senyum menggoda.

"Hai, trio kwek-kwek." balas mereka.

"Trio kwek-kwek gak tuh." kata Karrel membuat mereka tertawa.

"Well, kalian udah disini mending pesenin kita makan." ucap Grace dengan senyum menyebalkan nya.

"Lu sana Rel, sama Abi noh." kata Derek mendorong bahu mereka berdua.

"Najis banget, tapi karena gue baik hati, mau pesen apaan?" kata Karrel sembari memutar kedua bola matanya malas. "Temenin gue Bi, kalo engga pesen sana lo semua sendiri-sendiri." ancamnya sambil menunjuk wajah Abi.

"Bacot lu, iya ayo, anjing."

"Gue lagi pengen makan nasi, chicken katsu sama lemonade satu ya." ucap Aurora duluan.

"Gue—"

Baru saja Jessie ingin menyebutkan pesanannya Abi sudah memutusnya lebih dahulu. "Oke samain semuanya. Ayo Rel." ajaknya lalu menggandeng tangan Karrel menuju stan.

"FUCK YOU ABIDZAR!" sungut Jessie dengan perasaan kesal. "Untung baik lo berdua."

"Lu pada tau gak?" kata Derek sembari tersenyum miring.

"Jangan setengah-setengah deh, Rek." kata mereka sembari menatap Derek tajam.

"Selow, selow! pada emosian ni orang hari ini, ye."
"Inget Audy anak social tiga gak?" ujarnya kembali membuat mereka mengangguk.

"Yang kelas sepuluh ada scandal?" tanya Aurora sembari menaikkan satu alisnya penasaran.

"Kenapa tu cewek, buat scandal lagi?" tebak Grace tepat sasaran.

"That's it! betul banget. Kalo di buat series, ada deh berapa episode." ucap Derek sambil menerawang.

"Shit, how many, wow this is so crazy." ujar Jessie seraya membulatkan mulutnya tak percaya.

"Lo tau darimana emang? jangan ngasal-ngasal gitu deh." kata Aura ingin mengakhiri pergibahan ini.

"Ga percaya lo, Ra, sama gue? tanya nih, ya kan Rel, Bi?" ucap Derek minta persetujuan Karrel dan Abidzar yang baru saja sampai dan mengambil duduk di antara Derek yang berada di tengah.

"Apaan?"

"Audy."

"IYA ANJING, I SWEAR! i'm not gonna lie, i have her's videos." ujar Karrel sembari mengecilkan volume suaranya di akhir. "Fuck, she's so bad bitch. Seriously."

"Karrel sumber info you know right and you guys should trust him." sahut Abi kemudian.

"So embarrassing." gumam Aura.

"Sama cowo? atau gimana?" tanya Jessie penasaran.

"Sama cowonya yang kemarin itu? yang selalu dia bangga-banggain, yang pernah dia waktu itu ngelabrak Aura karena cowonya nge chat Aura, itu bukan?" ucap Grace beruntun membuat ketiga cowok itu mengangguk-anggukan kepala dengan antusias.

"HELLA WOW!"

"Kemarin aja bilangin gue ngerebut cowonya lah, make out sama cowonya, godain cowonya lah, padahal dia sendiri yang gitu." kata Aura dengan senyum remehnya. "Padahal cowonya yang gatel." ucapan terakhir Aurora mampu membuat mereka semua tertawa.

"Takut kalah saing sih."

"Secara ya kan."

"Sorry to say aja sih."

"Dasar scandal anak sma."

"Mau gue sebar ke kalian video nya tapi that's her aib, so i keep this alone, sorry." ujar Karrel dramatis.

"Mana ada alone, jelas lo kasih kita, tolol." balas Derek mengejek.

"Gue abis ibadah di kasih video gituan, udah dapet pahala malah di kasih dosa sama si goblok."

"HAHAHAHAHA."

...

double up deh ini ya, tapi ini 30 votes for next chapter bisa gak yaah?
see ya on the next chapter ma babes💋

The in Between Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang