Kesenangan Zuhra seketika luntur, ketika Raisa memanggilnya ke ruang keluarga. Baru saja Zuhra turun dari tangga, Raisa langsung menceloteh.
"ANAK GATAU DIRI, PULANG MALAM-MALAM BARENG COWO. CUKUP ALMARHUM PAPA KAMU YANG SUKA PULANG MALAM, KAMU JANGAN IKUTAN!" bentak Raisa yang tak ingin anaknya mengikuti jejak almarhum suaminya.
Zuhra terdiam sejenak, dia menarik panjang nafasnya dan mengeluarkan unek-uneknya "Mama boleh marahin aku, mama boleh pukul aku, mama boleh membenci dan mencaci aku. Tapi satu hal yang gaboleh ma, jangan pernah bawa-bawa nama papa, papa udah tenang disana, ma." racau Zuhra yang tak terima jika sang papa diungkit ungkit.
Kevin dengan cepat menceloteh, agar Zuhra tidak melanjutkan mengeluarkan unek-uneknya "Saya ga sudi punya anak tiri seperti kamu, anak yang ga punya harga diri didepan lelaki!" cemooh Kevin menatap sang anak dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan menjijikkan.
Zuhra terdiam mendengar ucapan kedua orang tuanya, dia menundukkan wajah cantiknya dan menutupi dengan rambut panjang indah miliknya.
Perlahan Zuhra mendongakan kepalanya "Zuhra juga ga sudi punya papa seperti anda, karena anda mama saya berubah. Mama saya yang lembut kini berubah menjadi kasar, kembalikan sifat mama saya yang dulu!" pekik Zuhra dan terdengar jelas di telinga Kevin.
"Kamu sudah berani ngelawan saya?" tanya Kevin dengan raut wajah seramnya, jangankan Zuhra, Raisa saja takut melihat wajah sang suami.
Plak...
Plak...
Bagi Zuhra tamparan adalah makanan sehari harinya, dia sudah terbiasa dengan tamparan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Tak ada yang tau bagaimana Zuhra berjuang bangkit sendirian dari kesedihannya, satu kesalahan kecil yang ia perbuat, maka akan dihakimi oleh kedua orang tuanya.
Sementara Aldara yang selalu melakukan kesalahan, dia tak pernah mendapatkan kekerasan dari kedua orang tua mereka. Malahan Raisa dan Kevin menasehatinya dengan lembut berbanding balik dengan Zuhra.
~~~~••~~~~
Seperti biasanya disetiap pagi Zuhra akan berangkat kesekolah, dia merapikan seragam serta rambutnya, tapi kali ini dia ingin menggukan lip tint agar bibirnya tidak kelihatan pucat.
Setelah selesai, Zuhra menurunin tangga dengan berwibawa dan anggun, Aldara yang melihat ada berbeda dari Zuhra.
"Ma, lihat deh si gatal. Dia udah mulai berani memakai lip tint ke sekolah." sindir Aldara yang tak terima jika wajah Zuhra makin hari makin fresh.
Zuhra menatap sinis Aldara "Kenapa kak? iri bilang aja." ujar Zuhra dan menyantap sarapannya.
Padahal jika dilihat lihat, makeup Aldaralah yang berlebihan untuk pergi ke sekolah, sedangkan Zuhra hanya menggunakan lip tint dan bedak tabur miliknya.
"Anjir, buat apa gua iri sama lo. Yang hidupnya penuh kekerasan, kepedihan, serta kesedihan." serang Aldara dengan tawanya.
"DIAM ANAK-ANAK, INI MASIH PAGI. SAYA GAMAU ADA KERIBUTAN DI PAGI HARI!" bentak Kevin dan membanting sendok ke piring yang ia gunakan.
Setelah selesai sarapan, Zuhra dan Aldara berangkat sekolah, Kevin berangkat ke kantornya, sedangkan Raisa sibuk menyirami tanaman kesayangannya.
Di koridor kelas yang sepi, Zuhra berjalan dengan berwibawa dan anggunly.
Seluruh siswa/i sedikit kaget dengan perubahan Zuhra dan berbisik-bisik, Zuhra yang dulu sedikit pucat, kini berubah menjadi lebih fresh.
Ketika Zuhra baru saja tiba didepan Lisa "Ra, gila. Lo udah mulai berani pakai lip tint, tapi cocok sih lebih fresh." ujar Lisa yang menelusuri warna lipt tint yang dipakai Zuhra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
Teen Fictionkisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...