Sebelumnya membaca alangkah baiknya membaca basmallah dan beri vote terlebih dahulu.
بسم الله الرحمن الرحيم
Happy Reading
*
*
*Zuhra dan Gilang memasuki kelas bersamaan, seluruh kelas memandang dengan tatapan tak suka kepada Zuhra.
"Dih, ngapain sih pembunuh belajar. Mendingan lo belajar cara membunuh orang tanpa ketahuan."
"Gua takut, sekelas sama pembunuh."
"Lang, ngapain sih sama pembunuh? lo gatakut nanti
dibunuh?""Gua ga sudi sekelas sama lo!"
"PEMBUNUH!"
Sorakan sorakan para siswa/i membuat diri Zuhra kembali merasa lemas, Gilang membantu Zuhra untuk tetap kuat berdiri menuju meja Zuhra.
"BACOT KALIAN SEMUA ANJING!" teriak Clara yang membuat seisi kelas hening seketika.
Saat Zuhra ingin duduk disebelah Lisa,
"Gua gamau duduk sama lo." ujar Lisa singkat dan kembali fokus ke buku tulis miliknya.
"Lis, gua minta maaf. Maaf gua ga pernah cerita sama lo." ujar Zuhra memegang tangan milik Lisa.
"Jangan sentuh gua, gua ga sudi disentuh pembunuh!" kesal Lisa yang membuat Zuhra merasakan nyeri dihatinya. Bagi Zuhra lebih sakit ucapan sahabat, daripada ucapan teman-teman lainnya.
Zuhra duduk dipaling pojok belakang, dia berusaha menahan air matanya.
Sementara anggota Defender tidak tau harus berbuat apa, mereka bingung, mereka belum mendapatkan kejelasan yang pasti.
~~~~••~~~~
Bel waktu pulang sudah tiba, seluruh siswa/i pulang ke rumah masing-masing. Zuhra dengan pelan memasuki perkarangan rumahnya, kepalanya sangat sakit mengingat kejadian kejadian yang terjadi disekolahnya tadi.
Baru saja Zuhra memasuki rumahnya, tetapi dirinya sudah dibentak oleh Raisa.
"Anak pembawa sial, masih berani kamu nginjakin kaki dirumah ini!" ujar Raisa yang membuat tubuh Zuhra semakin gemetar.
"ANAK TIRI SIALAN! KARENA ULAH KAMU, ALDARA JADI SEPERTI INI!" teriak Kevin yang membuat Zuhra semakin gemetaran.
"Berapa kali Zuhra bilang, kalau bukan Zuhra pelakunya." ujar Zuhra dengan suara seraknya.
Kevin mendekat ke arah Zuhra
"Pembohong, Aldara bilang kamu yang melakukannya!" bentak Kevin dengan membanting gelas.
"ANAK SIALAN, KENAPA KAMU GA NYUSUL PAPA KAMU SAJA!" teriak Raisa, Zuhra yang tak sanggup menahan air matanya. Kini lolos begitu saja, air matanya turun yang membasahi pipi penuh lebamnya.
Zuhra tersenyum pahit mendengar ucapan sang mama "AKU JUGA MAU SUSUL PAPA MA, BAHKAN TIAP MALAM AKU MINTA SAMA TUHAN, SUPAYA AKU IKUT PAPA, TAPI TUHAN, BELUM MENGIZINKAN AKU MA!" teriak Zuhra yang tak tahan dengan sikap mamanya, dia berlari menaiki tangga dan memasuki kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
Roman pour Adolescentskisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...