"Takdir tidak melemahkan kita, tetapi diri dan pikiran sendirilah yang melemahkan kita"
Happy Reading
*
*
*Kisah ini adalah kisah anak perempuan yang dibesarkan oleh makian, kekerasan, air mata disetiap harinya dan selalu tersenyum palsu didepan banyak orang.
"Yuk, naik Ra," ajaknya Gilang setelah memakaikan Zuhra helm.
"Gilang, kita jangan pulang dulu ya." ujar Zuhra yang berada di belakang Gilang.
"Emang mau kemana? kamu tadi kan habis pingsan, harus istirahat yang cukup." ujar Gilang yang fokus mengendarai motornya.
"Kemana aja, asal jangan pulang dulu." ujar Zuhra merangkul pinggang Gilang dari belakang.
"Kenapa gamau langsung pulang, udah jelas lagi ga enak badan, hah?" tanya Gilang menatap Zuhra dari kaca spion.
"Kalau aku pulang yang ada tambah sakit, nanti bukan cuma pingsan doang, yang ada hati aku juga ikutan sakit dengar perkataan dan perilaku orang tua aku." ujar Zuhra mengeluarkan unek-uneknya dan merangkul Gilang.
Gilang yang melihat Zuhra merangkulnya, ia mengelus punggung tangan Zuhra.
"Ra" ujar Gilang di balik helm full facenya dan menatap spion motornya untuk melihat wajah Zuhra.
"Kenapa?" tanya Zuhra, meletakkan dagunya di bahu Gilang.
"Aku berdoa, agar kita ditakdirkan selalu bersama selamanya. Aku egois ya Ra? minta sama tuhan, supaya kamu selalu ada disamping aku." ujar Gilang yang masih mengelus punggung tangan Zuhra yang melingkar di perutnya.
Zuhra terdiam sejenak, mendengar akan perkataan Gilang.
"Kamu ga boleh memaksa tuhan Lang, jika memang kita ditakdirkan bersama selamanya, aku pasti senang, senang banget. Tapi, jika kita tidak ditakdirkan untuk bersama selamanya. Kamu harus janji, diantara kita jangan ada yang berlarut-larut dalam kesedihan ya?" ujar Zuhra panjang lebar dan mengeratkan pelukannya.
"Ra, kenapa kamu ngomong gitu sih?" tanya Gilang, ia merasa ada keganjalan apa yang telah diucapkan Zuhra.
"Ga usah dipikirin, mending kita nikmatin aja waktu kita berdua. Momen ini ga akan bisa diulang, Lang." ujar Zuhra memasangkan headset bluetooth miliknya ketelinga Gilang.
Mereka berdua menikmati waktu mereka dengan mendengarkan lagu di sepanjang jalan.
"Lang, yuk nyanyi." ajaknya Zuhra dan mulai mengikutin lirik lagu yang mereka dengar.
"Terima kasih kau tetap di sampingku" Zuhra mulai bernyanyi dengan begitu mendalami lagu tersebut.
"Di tengah badai dahsyat hidup menerpa" lanjut Gilang yang lagi fokus mengendarai motornya.
"Saat dunia memaksamu tuk pergi" teriak Zuhra dan Gilang bersamaan di atas motor.
"Kau tetap setia"
"Ku temukan, arti cinta"
"Di waktu hidup denganmu yang tak terduga"
"Bila waktu itu izinkan kita menua bersama"
"Di mataku indahmu tetaplah sama"
"Bagaimana bisa aku jatuh cinta"
"Berulang kali"
"Berulang kali pada orang yang sama"
Zuhra dan Gilang terus menyanyikan lagu yang mereka dengarkan di bawah rintik-rintik hujan. Dari kaca spion motor, Gilang terus menatap Zuhra. Jantung Gilang selalu saja menggila jika berada didekat Zuhra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
أدب المراهقينkisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...