luka 5

854 360 153
                                    

Ditengah malam yang amat sunyi dan gelap gulita, suara kelelawar, burung hantu, jangkrik kian kemari terdengar amat jelas. Seluruh manusia beristirahat dengan tenang, serta berada di alam mimpi masing-masing.

Sementara Aldara yang tidak bisa tidur, ia keluar dari kamarnya dan duduk di tangga rumahnya, sembari memikirkan berbagai cara agar papanya membenci adik tirinya.

"Awas lo, gua bakal buat papa benci sama lo!" Batin Aldara dengan penuh kebencian dan memutuskan duduk di tangga rumahnya.

Tepat setelah Raisa memikirkan cara agar papanya membenci adik tirinya, Zuhra keluar kamar menuju dapur karena merasakan lapar. Wajar saja dia merasa lapar, tadi malam dia tidak sempat makan, dikarenakan menyelesaikan tugasnya.

Langkah Zuhra terhenti melihat sang kakak duduk di tangga rumah mereka. Dia sempat berfikir kenapa kakaknya tidak tidur, jam yang menunjukkan larut malam. Belum sempat Zuhra menurunin tangga, Lisa berceloteh,

"Lo udah puas ambil alih perhatian dan kasih sayang papa dari gua? PERLU LO INGAT, LO ITU CUMA ANAK TIRI!" bentak Aldara dengan penuh kemarahan dan menekan kan kalimatnya.

"Maksud kakak apa? kitakan anak mereka dan sudah pasti mereka menyayangi kita." ujar Zuhra dengan mencoba untuk mengertikan kakaknya.

Aldara yang mendengarkan itu tersulut emosi dan menjambak rambut Zuhra. Zuhra yang mendapat perlakuan itu tentu saja tak terima dan membalas jambakan sang kakak, mereka berdua sama-sama emosi dan terus melakukan jambak jambakan.

Namun karena Aldara kehilangan keseimbangannya, ia
menggelinding ke bawah tangga.
Zuhra melihat itu sontak kaget dan berteriak "kakak!"

Kevin selaku papa mereka berdua yang awalnya keluar kamar karena merasa haus,
sontak kaget mendengar teriakan Zuhra.

"Aldara!" teriak Kevin dan menghampiri sang anak yang sudah terguling dari tangga.

Raisa yang mendengar keributan diluar kamar, dia memutuskan untuk memeriksanya dan kagetnya dia melihat Aldara dengan kondisi pingsan dan luka di dikeningnya.

Kevin menggendong Aldara dan menajamkan tatapannya ke Zuhra. Sementara Raisa menjambak dan menampar Zuhra.

Plak

Plak

Plak

Tamparan tiga kali itu membuat pipi Zuhra memanas dan menahan tangis akibat perlakuan mamanya. Bagaimana tidak ia merasakan kesedihan, semenjak mamanya menikah lagi, sikap mamanya yang lembut kini berubah menjadi kasar.

"KAMU MAU MEMBUNUH KAKAKMU?" bentak Raisa ke anaknya dengan penuh emosi.

"Enggak, tadi dia duluan yang jambak rambut aku." jelasnya Zuhra gemetar dan dengan rasa takut.

"Jadi kalian sempat jambak -jambakan?" Pekik Raisa dengan emosinya.

Plak

Plak

Tamparan lagi yang ia rasakan dari tangan mamanya, tangan yang dulu lembut kini berubah menjadi kasar terhadapnya.

Zuhra menangis didalam kamar  dan menikmati luka yang telah diberikan mama serta kakaknya.
Tepat pagi ini, ia menuju rumah sakit untuk melihat keadaan kakaknya.

"Mama Papa." ujar Zuhra dengan rasa takutnya, Zuhra menghampiri mama dan papanya sambil menyalimi mereka berdua.

Kevin menatap tajam dan menarik Zuhra keluar dari ruang inap Aldara.

"Papa, Zuhra ga sengaja." ujarnya dengan gemetar.

"APA KAMU INGIN MEMBUNUH ANAK DARAH DAGING SAYA?" tanya Kevin dengan kasarnya.

Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang