Guru yang baik tidak pernah mengatakan muridnya bodoh,
tapi guru baik selalu mengatakan
"Muridku belum mengusai materi ini"~Lisa~
Setelah Zuhra merasakan kelegaan dan sedikit puas menangis didalam toilet, ia merapikan penampilannya dan mengoleskan bedaknya.
Zuhra berjalan sepanjang lorong sekolah dengan mata yang sembab dan rambut yang sedikit tidak beraturan.
"Eh ada si yang gapandai Fisika, masuk kelas tuh." ujar salah seorang siswi dan membuat yang lainnya tertawa bersamaan. Lisa yang tak terima jika sahabatnya dihina, ia menarik rambut siswi tersebut dengan penuh emosi.
"Udah Lis biarin aja, gua pulang duluan ya." ujar Zuhra dan meninggalkan kelas yang penuh problematik itu, tanpa dia sadari Gilang mengikutinya dari belakang sedari tadi.
"Ra, pulang bareng gua." ajaknya Gilang yang sudah berada disamping Zuhra.
"Sejak kapan lo ikutin gua?" tanya Zuhra dengan muka judesnya dan lanjut berjalan tanpa menghiraukan Gilang.
"Cuek amat lo, biasanya paling bawel, sama gua aja pulangnya, ga ada penolakan." ujar Gilang menggenggam tangan Zuhra dan membawanya ke parkiran sekolah.
"Lang gua gamau, lagian tumben lo peduli sama gua." ujar Zuhra yang berusaha melepaskan tangan Gilang dari tangannya, namun Gilang tidak memperdulikan penolakan.
Gilang memasangkan helm ke Zuhra, Zuhra merasakan desiran dihatinya mendapatkan perlakuan seperti itu.
Sepanjang keluar dari karangan sekolah, seluruh mata siswa/i tertuju kemereka, terutama para Genk Defender.
"Anjay, tuh Gilang udah mulai pandai bonceng-bonceng cewe." ujar Verrel dengan kepala geleng gelengnya.
"Woelah ya woi, selama kita berteman sama dia, gapernah bonceng bonceng cewe begitu." ujar Bramasta dengan menatap satu persatu temannya.
Bastian sahabat kecil Gilang dari dulu, dirinya merasa ada yang berbeda dengan sosok Gilang.
Selama diperjalanan pandangan Zuhra kosong, dia terngiang ngiang kejadian dikelas yang membuatnya malu dan mendapat ejekan dari guru serta teman temannya.
"Ra lapar ga? yuk turun makan dulu." ajaknya Gilang yang berusaha membuat lamunan Zuhra teralihkan.
"Ini tempat makan lo? gua kira
lo makan di restoran mewah, ternyata di kaki lima." ujar Zuhra dan turun dari atas motor."Gua kalau makan sendirian lebih nyaman ditempat kayak begini, kenyangnya lebih afdhol." ujar Gilang lalu masuk ke tempat makan kecil itu dan memesan bakso aci.
"Eh Mas Gilang, bawa pacarnya ya?" tanya Pak Bejo sambil menyiapkan baso aci.
"Jangan banyak tanya pak, siapkan aja pesanan saya." ujar Gilang memilih meja makan dan membawa makanannya.
"Ra, jangan dipikirin omongon pak guru dan teman teman ya." ujar Gilang yang berusaha mengalihkan lamunan Zuhra.
"Gua pusing Lang, ga usah dibahas." ujar Zuhra lalu memakan baso aci miliknya. Dia tidak ingin membahas hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
Ficção Adolescentekisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...