"Aku menemukanmu, diantara banyaknya manusia dimuka bumi ini. Waktu seakan terhenti, ketika mataku terpaku menatap senyummanmu."
Pagi ini Bi Mirna memilah-milah pakaian kotor untuk dicuci, saat asik memilah. tiba-tiba ia terhenti, ketika sadar keranjang yang ia pegang kini milik Zuhra.
Air mata Bi Mirna merembes begitu saja, saat melihat noda bercak darah yang masih membekas dibaju milik Zuhra, yang ia kenakan kemarin malam. Bi Mirna memeluk baju tersebut dengan erat, air matanya terus mengalir begitu deras, dia tidak berani melakukan apa-apa disaat Zuhra disiksa oleh keluarganya.
"Zuhra, kenapa kamu harus mengalami ini nak?"
"Kamu ga pantas mendapatkan perlakuan seperti ini." ujar Bi Mirna sendirian didepan mesin cuci.
~~~~~••~~~~~
Tepat hari ini Aldara berulang tahun yang ke sembilan belas tahun, seluruh isi rumah sibuk memberi kejutan untuk Aldara.
Kevin dan Raisa, serta seluruh ART berkumpul didepan pintu kamar Aldara. Raisa membuka pintu kamar Aldara perlahan.
"Aldara, bangun nak." ujar Raisa yang memegang kue dan lampu kamar yang masih mati.
Aldara yang mendengar suara Raisa membangunkannya, ia terbangun "Apaan sih ma, tengah malam bangunin aku?" tanya Aldara dengan suara seraknya, Aldara terkejut melihat lilin angka sembilan belas di tengah kegelapan.
"HAPPY BIRTHDAY!" ujar Raisa, Kevin, dan para ART serentak. Setelah Aldara menghidupkan lampu kamarnya.
"Selamat ulang tahun kesayangan mama dan papa, semoga apa yang kamu semogakan tercapaikan ya nak." ujar Raisa mencium pipi kiri dan kanan milik Aldara.
"Happy Birthday putri kecilnya papa, all the best prayers for my son." ujar Kevin mencium kening Aldara, mereka bertigapun berpelukan.
"Ayuk non Dara tiup lilinnya, jangan lupa berdoa." ujar Bi Mirna di sela-sela mereka bertiga berpelukan.
Zuhra yang mendengar keributan dari dalam kamarnya, ia penasaran apa yang terjadi diluar kamarnya saat tengah malam begini. Zuhra memutuskan untuk keluar kamar dan mendengar arah suara keributan itu tepat dikamar Aldara.
Zuhra memasuki kamar Aldara "Wah, kakak ulang tahun ya. Happy Birthday kak." ujar Zuhra dengan senyuman tulusnya.
Seluruh orang-orang yang berada dikamar Aldara, menoleh ke arah Zuhra dengan tatapan tidak suka, hanya bi Mirna sajalah yang menatap Zuhra dengan tatapan tulus.
"Ngapain kamu kesini? mau ngerusak momen?" tanya Kevin yang moodnya berubah seketika.
"Ga pa, aku cuma mau ucapin kakak,"
"Wah, pasti senang banget ya kak, disuprisein sama seluruh anggota rumah." ujar Zuhra yang berdiri di samping Aldara.
"Ya pasti senang dong! makasih ya mama, papa dan semuanya. Dara senang banget disuprisein kayak begini. Dara janji bakal selalu banggain dan bahagiain mama dan papa." ujarnya Dara dengan gembira dan menyuapin kue satu persatu kepada mereka.
"Mama, papa. Zuhra tahun depan ulang tahun juga loh, Zuhra pengen disuprisein kayak Dara, boleh gak ma, pa?" tanya Zuhra yang berharap orang tuanya memberikannya surprise.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
Teen Fictionkisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...